Dispensasi (c) faihyuu
Naruto (c) Kishimoto Masashi
Rated K+
Warning(s): AU, Miss Typo(s), OOC (sebisa mungkin untuk dibuat IC), melokal ala anak SMA Indonesia, setitik nuansa islami, dsb.
Untuk #NHFD13/2022
• Melokalkan NaruHina, Beautiful Memories •
Penulis tidak mendapat keuntungan materiil apa pun dari cerita ini selain kepuasan batin.
1. Dispensasi
•••
Namanya Hyuuga Hinata. Gadis manis yang biasanya memainkan kibor pemandu paduan suara kala upacara. Hinata yang namanya sudah terpajang di buku panduan sekolah untuk adik kelas mereka sejak tahun kedua. Siswi berjurusan IPA yang dipuja-puji guru kesenian musik dan guru kimia SMA Konoha. Si gadis berambut nila panjang nan selalu membeli air botol mineral seharga tiga ribu lima ratus rupiah di koperasi sekolah karena terhasut iklan yang mengatakan bahwa air putih itu ada rasa manis-manisnya.
Hinata yang kini terduduk di hadapan Naruto—menikmati hamburger, dan seperangkat kentang goreng bersama kola. Hasil menukarkan promosi di media sosial demi mendapatkan potongan harga yang ramah di kantong mahasiswa.
Sebenarnya, lumayan panjang kisah mengapa seorang yang bodoh bak Uzumaki Naruto bisa berada di sini sembari berdiskusi tentang potensi sedotan berbahan dasar rumput laut. Pemuda itu bersumpah bahwa dirinya mengambil jurusan sastra Jepang di salah satu universitas, tepatnya pada Fakultas Ilmu Budaya dan memutuskan untuk meraih gelar sarjana humaniora. Namun, setidaknya Naruto mengerti sedikit yang ingin Hinata sampaikan padanya—dari segi konsumen dalam ekonomi. Pelajaran yang sebenarnya tidak pula pemuda Uzumaki itu sukai, tetapi dipelajari selama tiga tahun saat masih SMA.
SMA, katanya masa yang indah. Masa putih dan abu-abu di mana seluruh gairah hidup para remaja bersemi. Menurut Naruto, tak sepenuhnya benar. Namun, tak juga sepenuhnya salah.
"I-itu..." Suara Hinata mengecil, gadis itu melirik ke arah kiri. Naruto paham, dalam diam mengikuti. Di dalam restoran cepat saji ini terdapat gerombolan siswa dan siswi SMA mengenakan pakaian batik biru dengan bawahan putih yang sudah sangat khas bagi sang Uzumaki. "Anak Konoha."
"Iya. Duh, mana ramai. Yang lainnya juga pada ngaret. Semoga nanti masih ada meja lain."
Barulah tersadar keduanya bahwa hari ini Kamis, hari kerja. Ditambah pula dengan detail jika tepatnya hari ini merupakan minggu ketiga pembelajaran tatap muka setelah setahun lebih daring—dan fakta pula bahwa mereka berdua merupakan lulusan pandemi yang pertama.
Naruto kembali melirik, gerombolan itu—yang kini baru disadarinya telah menguasai restoran cepat saji itu membuat kenangan tersendiri nan mampu membuat sang pemuda tersenyum tipis dalam nostalgia. Sekumpulan siswi-siswi yang tampak membicarakan sesuatu sembari hampir berbisik-bisik, atau sekumpulan siswa-siswa yang sedang bercakap sembari terfokus pada ponsel mereka.
"Jadi ingat masa SMA dulu, ya." Naruto terkekeh pelan, pemuda itu menikmati sepotong kentang gorengnya—sebelum kembali melanjutkan ujaran-ujaran kenangan masa remaja. "Dari dahulu sampai sekarang, pasti anak-anak Konoha sehabis pulang sekolah ke sini."
Hinata ikut terkikik, manis. Memang, gadis itu akan selalu lembut dan terkadang tingkahnya membuat Naruto berdebar sendirian. "Mal ini saja memang milik SMA Konoha, Nar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dispensasi
FanfictionSeluruh yang terjadi antara Naruto dan Hinata diawali oleh sebuah seni tertinggi dalam membolos; dispensasi. [ Untuk NaruHina Fluffy Day 13 • Melokalkan NaruHina, Beautiful Memories ] Naruto © Kishimoto Masashi