Jaehyun x Taeyong
JaeYong fiction story
.
.
Taeyong. Seorang vampire "cacat" yang tanpa sengaja dipertemukan dengan Jaehyun. Seorang manusia yang memiliki kekuatan teramat besar.
_.
"Apakah takdir mempertemukan kita untuk akhirnya bersatu? Atau jus...
"Jangan biarkan kekuatan itu mengambil alih dirimu"
_._
Taeyong mengobrak-abrik isi laci yang terletak di dalam ruangan dekat perapian. Suara benda yang bersinggungan terdengar gaduh.
Berbanding terbalik dengan ruangan di sebelahnya yang di sapa keheningan. Jaehyun tidak bersuara sama sekali. Ada hal lain yang membuatnya diam selain karena lukanya yang terasa menusuk.
Bukan karena keadaan rumah yang temaram serta lukisan-lukisan menyeramkan yang terpajang. Itu sudah biasa baginya.
Tapi karena sosok berambut mullet itu yang belum melepas tatapan tajamnya dari Jaehyun barang sedetikpun.
Dengan dingin sosok itu berujar,
"Kau sudah membuat Taeyong kesusahan. Sekarang kau-"
"Dia tidak menyusahkanku. Aku sudah bilang,kan?"
Jaehyun,yang sedang menunduk menekan lukanya, tersenyum kecil.
Ternyata Taeyong sangat suka menyela. Tak terkecuali pada sosok selain Jaehyun yang sedang duduk di sofa empuk itu.
Vampire bersurai merah itu menutup laci dengan keras.
"Ini pasti ulah nya."
Ia pun keluar ruangan dan menghampiri sosok berambut mullet yang sedang duduk sambil menyilangkan tangan.
"Ya! Kau memakai kotak obat dan tidak kau simpan balik ke tempatnya,kan ?"
"Tidak."
Sosok itu berujar santai sambil memainkan kukunya.
Taeyong menggertakan gigi kesal.
"Dimana kau menyimpannya? Aku serius,
Yuta."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yuta, sosok berambut mullet itu, menatap lurus sepasang mata indah milik Taeyong.
"Tidak akan ku katakan sampai kau berkata jujur."
Taeyong berdecak kesal.
"Aku kan sudah bilang tadi. Aku baik-baik saja dan ini bukan darahku. Ini darah serigala yang berkelahi denganku. Aku membawanya kemari karena dia butuh bantuanmu dan lukanya harus diobati. Sekarang bukan hanya kakiku saja yang pegal. Bibirku juga ikutan pegal karena aku harus menjelaskan dua kali padamu. Apa kau sebegitu tidak percayanya padaku? Yuta sialan !"
