💞 6. Lover 💞

136 23 17
                                    

Sampai dirumah dengan keadaan yang masih hening, aku maupun Jay tak ada berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai dirumah dengan keadaan yang masih hening, aku maupun Jay tak ada berbicara. Aku yang masih terkejut teringat masa laluku yang tidak baik itu. Namun, aku gak tahu kenapa lelaki ini juga masih terdiam.

"Kamu beneran gak papa sekarang?" tanya Jay kepadaku.

"I'm tottally fine Jay." ucapku, akhirnya ada yang berbicara juga.

"Kamu gemeteran tadi soalnya, aku..." ucap Jay, aku yang sadar kalau lelaki ini sangt khawatir kepadaku langsung memotong omongannya. "...ssst, udaah Jay. Aku udah gak papa kok. Berkat kamu, beneran. Makasih ya." ucapku lagi, dia tersenyum terlihat lebih tenang dari sebelumnya.

Ternyata dia sadar kalau aku sempat gemeteran tadi. Padahal aku sudah menyembunyikan tanganku dengan cepat.

"Makasih juga ya, kamu ngertiin masa lalu aku. Kamu ada disaat aku perlu, padahal kita baru kenalan. Aku seneng kenal dengan kamu. Aku senang dengan kamu yang ada disisi aku." ucapku, dan kalimatku yang terakhir membuat Jay terkejut.

"Hani?" tanyanya, aku yang tadi kelepasan bicara langsung ikutan bingung. "Iya?" ucapku.

Jay terdiam sebentar, dia membawaku ke tempat yang lebih teduh, yaitu teras rumahku. Iya tadi kami masih berdiri didekat mobilnya, panas-panasan. Beberapa menit dia terdiam, membuat diriku bingung.

Lalu dia membuka mulutnya. "Sejak pertama kali melihatmu di kampus, terus waktu kamu menghalangi jalan waktu di party Zaki. Aku jatuh hati dan semakin jatuh hati lagi dari beberapa hari ini dimana kamu sudah mulai bisa menerima perlakuanku, aku seneng banget jujur. Terus, kemarin kamu juga ingin tahu tentang aku." jelasnya, aku semakin terkejut tidak menyangka dia akan membicarakan hal ini.

"Aku tau, waktu kita untuk saling mengenali baru sebentar, ini mungkin terlalu cepat. Tapi, aku gak mau kehilangan kesempatan ini. Hani, I love you. Aku jatuh hati sejak kita bertemu pertama kali, di dekat gerbang kampus saat kamu menunggu Zaki, waktu kita masih maba." ucapnya lagi, sungguh aku tak menyangka Jay akan menyatakan perasaannya lagi kepadaku secepat ini.



"Hani, maukah kamu menuliskan cerita tentang kita, dimana kita berdua akan menjadi pemeran utama dicerita itu. Kamu dan aku bersama disaat senang maupun sedih. Maukah kamu jadi pasangan aku?" ucap Jay, sungguh aku masih terkejut, namun aku juga tak mau melepaskan lelaki sebaik dan sepeduli Jay. Walaupun aku baru saja mengenalinya.

Aku mengambil napas yang panjang lalu, "Iya, aku mau. I love you too, Jay." ucapku.

Jay terkejut mendengar jawabanku, lelaki itu refleks memelukku. Mungkin dia sangat senang sekarang, aku pun membalas pelukannya, menyembunyikan wajahku didadanya.

"EKHEM, pelukan gini kok didepan rumah sih. Masuk-masuk, dilihat tetangga nanti." ucap seseorang yang membuat aku refleks mendorong Jay. "ZAKIII PLEASE, JANGAN NGAGETIN BISA GAK SIH?!!!" kesalku memukul pelan sepupuku ini.

[✔] Day By Jay | Jay & LucyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang