Hari ini hari pertama masuk sekolah setelah libur sebulan. Gadis cantik tengah berjalan menuju sekolah sambil menggendong tas yang dia pegang diujung talinya. Senyumnya selalu mengembang kala ada orang yang menyapanya.
Rambut yang diikat dua dibawah dan jepit pink yang menghiasi rambutnya menambah sifat imutnya.
"Lia!" Teriak salah satu murid perempuan.
"Apa?" Jawab gadis itu.
Sial! Bahkan suaranya aja bikin gue pengen nguyel nguyel. "Anu, lo bawa buku sejarah gue ga? Mau gue pake sekarang soalnya."
"Ada kok" Gadis yang disebut Lia tadi melepas tas nya dan mencari buku sejarah milik perempuan didepannya itu.
Sudah ketemu, Lia langsung memberikannya pada perempuan itu. "Makasih ya" Ucapnya sambil menunjukkan senyum manisnya.
"Hehe, i-iya sama sama" Balas perempuan itu salting.
"Aku duluan ya, dadaa!" Lia berbalik badan dan melambaikan tangan.
Perempuan itu juga membalasnya dengan lambaian tangan juga. Ya walaupun itu terlihat sangat kaku.
Lia memasuki gerbang, sapaan tidak berhenti sampai situ. Pak satpam saja juga menyapa gadis imut itu.
Tapi Lia hanya membalasnya dengan senyuman.
Lia berjalan melewati koridor dengan tangan yang masih memegang tali tas nya.
"Aduh, imut banget! Pengen nguyel nguyel ya gaes ya?"
"Pengen nyites deh. Aw"
"Pengen femme in"
"Heh goblok! Dia masih lurus"
"Hallo cantik"
Godaan godaan itu berdatangan setelah Lia memasuki gerbang dan berjalan di Koridor. Lebih banyak dibanding dijalan tadi.
Hingga tak sadar, dia menabrak seseorang.
"Aw, sshh jidat ku." Keluh nya.
Lia mendongak, ternyata cowok yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Kalo jalan liat jalan dong! Jangan liat hape. Kalo mau liat hape, ya dihape jangan dijalan." Lia berfikir sebentar, apa yang dia katakan tadi? Mengapa begitu belibet.
Lia mendongak lagi. Mengambil nafas dan Ingin melanjutkan debatnya, tapi baru saja mau ngomong,
"Bentar"
Lia terdiam. Entah mengapa, kata kata itu mampu mengendalikannya.
Cowok itu menurunkan tangannya masuk kedalam saku. Berniat hanya ingin memasukkan handphone, tapi tangannya tak kunjung keluar.
Cowok itu menatap Lia. Tatapannya dingin, mampu membekukan Lia.
Lia terdiam.
"Kenapa?" Tanya cowok itu.
Lamunannya buyar, "ah anu." Bingung apa yang ingin dia katakan.
"Oh iya. Aku mau kamu minta maaf karena udah nabrak aku tadi." Ucap Lia bangga.
"Bukan hanya gue yang salah disini. Lo juga salah."
"Yang salahnya lebih besar siapa?" Tanya Lia geram.
"Lo."
Singkat, padat, bangsat. "Kamu lah! Kamu yang main hape sambil jalan tadi!" Lia mulai meninggikan volume.
Cowok itu menghela nafas jengah, "buang buang waktu." Sambil berjalan pergi meninggalkan Lia yang masih tak percaya.
"Woi! Aku tandain muka kamu ya!" Teriaknya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devileo & Angelia
Teen FictionDua sejoli yang memiliki sufat berbeda. Devileo Reymond Diego, cowok dingin,