TELAT

0 1 0
                                    

Kringgg..... Kringgg...

Aluna terbangun ketika mendengar suara alarm yang terus berbunyi, ia langsung mematikan alarm nya dan melihat jam sudah menunjukan pukul 06.45, Aluna sontak terkejut dan bangkit dari tidurnya.

"GILAAA! Udah jam segini! Gw bakal telat kayaknya!". Aluna segera pergi ke mandi dan bersiap-siap memakai seragam sekolahnya dan menyiapkan semua keperluan sekolahnya.

Kemudian dia turun ke bawah dan melihat keluarga nya sedang sarapan pagi bersama di ruang makan, dia meringis melihat mama dan papa nya sangat bahagia tanpa dirinya mereka bercanda, dan tertawa bersama sampai-sampai tak menyadari kedatangan Aluna.

Aluna tak menghiraukan mereka, Aluna langsung saja berangkat tanpa sarapan dan sapaan dari orangtuanya,mereka acuh seolah Aluna tidak ada. Ya mungkin dari dulu memang Aluna tidak pernah dianggap ada.

Di depan gerbang rumahnya, Aluna melihat sesosok pria yang memakai seragam SMA dengan motor matic yang ia kenakan.

Melihat orang yang sangat tidak asing baginya, Aluna yang tadinya bermuka datar kini tersenyum dan berlari menghampiri pria itu.

"Arvin!". Aluna memanggil pria itu yang tak lain adalah pacarnya Arvin Septian Hermawan.

Arvin sangat kenal dengan suara itu, ya itu adalah suara Aluna Sidqiaa Nafisa  yang sedang ia tunggu "Pagi Aluna!".Arvin membuka helm nya dan tersenyum kepada sang kekasih.

"Kamu udah berapa lama nunggu disini?Maaf ya aku bangun kesiangan". Aluna bertanya kepada Arvin.

"Gak terlalu lama kok, lagian dari tadi aku telpon kamu gak aktif-aktif. Tadinya mau aku samperin aja ke rumah kamu, eh kamu nya udah muncul duluan". Arvin menjelaskan dan tersenyum pada Aluna

"Maaf soalnya aku gak buka hp dari kemarin".

"Yaudah gak papa, ayo naik kita berangkat, nanti kita terlambat". Arvin memakai helmnya dan memberikan helm yang satunya kepada Aluna.

Bagi Aluna, Arvin adalah matahari nya karena disaat dia sedang terpuruk oleh keluarganya, Arvin lah yang selalu menyemangati dan menghiburnya.

Arvin memang bukan berasal dari keluarga kaya seperti dirinya, keluarga nya sederhana, orangtuanya hanya memiliki toko kecil-kecilan. Meski begitu Aluna mencintai dan menyayangi Arvin apa adanya tanpa memandang harta.

Sesampainya disekolah pintu gerbang sekolah sudah ditutup, mereka berdua terlambat.

Arvin menghampiri pak Amir si penjaga sekolah "Pak bukain pak cuma telat 5 menit doang kok".

"Maaf tapi saya gak bisa buka, karena itu peraturan".

Aluna ikut berbicara dan memohon untuk dibukakan "Pak ayolah pak!".

"Maaf tapi saya gak bisa buka".

"Tapi pa-". Omongan Aluna terpotong oleh omongan Pak irwan guru piket.

"Ada apa ini?Kalian berdua telat, jadi ikut saya kalian akan dihukum!". Tegas pak Irwan

"Tapi pak kita cuma telat 5 menit!". Arvin menyangkal

"Mau telat 5 menit kek, 2 menit kek, kalo telat tetap aja telat! Kalian gak disiplin, cepat ikut saya gak ada tapi-tapian!"

Mereka berdua pasrah dan akhirnya menuruti perintah Pak Irwan.

Pak amir pun membukakan gerbangnya dan akhirnya Aluna dan Arvin masuk dan ikut dengan Pak irwan untuk menerima hukuman karena mereka telat.

----

Ditengah teriknya matahari, Arvin dan Aluna berdiri ditengah lapangan, menghadap dan memberi hormat kepada sang saka merah putih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hi! ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang