Beş (5) Cinta dalam hati (2)🌷

4 0 0
                                    

(Cinta lama bersemi kembali)

"Cinta seperti apa ini
Yang hanya bisa bersembunyi di dalam hati
Yang hanya bisa bersedih menyalahkan diri
Tak bisa berkata apa-apa
Tak bisa berbuat apa-apa
Hanya mampu memandangnya dari jauh
Hanya mampu berharap dia kan membaca hati
Cinta seperti apa ini
Rasanya menyayat hati
Terlalu takut memulai
Terlalu takut segalanya berubah
Cinta seperti apa ini"

"Adam"ujarku pelan ketika melihat Adam masuk ke dalam kelas. Dia tersenyum dan melewatiku. Langkahnya melaju hingga dia berhenti di meja Lisa, salah seorang teman sekelasku.
"Adam, apakah sekarang kamu dengan Lisa?"ujarku dalam hati.
"Apa Adam jadian sama Lisa ya"tanya Nita, salah seorang teman sekelasku yang lain.
"Entahlah"jawabku sekenanya.

Aku dan Adam masuk jurusan yang sama yaitu IPA, hanya saja kami beda kelas. Aku dikelas 2A yang terletak dilantai 2 sedangkan Adam dikelas 2B yang letaknya dilantai bawah dekat kantin. Sebenarnya kelas Adam sungguh sangat enak, dekat kantin heheh.

Walaupun begitu, aku jarang lihat Adam. Karena aku malas turun untuk membeli sesuatu di Kantin. Aku terkadang membawa makanan dari rumah, atau nitip teman. Tapi pernah suatu hari aku melihat Adam ketika ada lomba 17an. Adam nampak berbeda, kita seperti orang yang baru kenal. Mungkin karena tidak sekelas lagi, atau dia sangat malu denganku. Aku bukan tipe perempuan yang mudah akrab dengan laki-laki. Bisa dibilang, aku perempuan cupu. Aku hanya fokus belajar dan belajar. Sedangkan teman-temanku yang lain memiliki pacar atau dekat dengan teman laki-laki.

Entahlah aku terlalu pemalu, dan ketika aku punya perasaan dengan seseorang yang tidak lain adalah Adam. Aku hanya bisa memendamnya dalam hati, aku takut Adam tidak menyukaiku. Aku takut hubungan kami menjadi renggang. Seperti hubungan Adam dengan Mira beberapa waktu lalu. Ya aku terlalu banyak pertimbangan, hingga sekarang aku kehilangan Adam lagi. Hiks.

"Lis, nih buat kamu"ujar Adam memberi sesuatu kepada Lisa. Sepertinya hari ini Lisa ulang tahun.
"Wah apa ini dam?"tanya Lisa penasaran.
"Buka aja"ujar Adam lagi.

Lisa dengan penuh bahagia membuka hadiah dari Adam. Aku dan Nita yang tidak jauh dari mereka tentu saja ikut penasaran. Walaupun sebenarnya tidak baik melihat orang sedang berpacaran. Ketika Lisa membukanya, ternyata sebuah hiasan cantik dengan tulisan love.

"Lisa sungguh beruntung ya"ujar Nita lagi.
"Iya ta" tambahku.

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi benar yang dibilang Nita, Lisa sangat beruntung mendapat hadiah dari orang yang tersayang di hari ulang tahunnya.

"Dam, makasih banyak ya. Kamu ingat ulang tahunku"ujar Lisa bahagia.
"Ingat dong Lis, aku senang kamu menyukainya. Semoga bisa membuat kamu selalu ingat sama aku"ujar Adam yang juga terlihat bahagia.
"Pasti dong dam"tambah Lisa.

Aku yang tidak tahan melihat Adam dan Lisa. Memilih pergi ke kamar mandi.
"Kamu mau kemana Rens?"tanya Nita.
"Aku mau ke kamar mandi"jawabku.
"Aku juga ah, males liat yang lagi pacaran. Yang ada kita gigit jari hehe"ujar Nita tertawa.
"Yuk hehe"aku tertawa mendengar ucapan Nita, sesaat aku jadi kangen Vivi dan Rini. Sayangnya mereka memilih jurusan yang berbeda. Hiks

Sebelum meninggalkan kelas, pandanganku mengarah ke Adam.
"Semoga aku bisa melupakan kamu"ujarku dalam hati.
***
Hari ini aku terlambat pergi ke sekolah. Biasanya aku ikut kak Irsyad, kakakku yang sekolahnya tak jauh dari sekolahku. Tapi hari ini, kak Irsyad berangkat lebih pagi, sedangkan aku masih juga belum siap berangkat ke sekolah. Alhasil kak Irsyad meninggalkanku.

Untuk pergi ke sekolah, aku harus naik angkutan umum dua kali. Lalu harus berjalan menuju sekolah. Karena arah menuju sekolahku tidak ada kendaraan. Dan sekarang aku masih sedang menunggu angkutan umum, entahlah tidak ada yang lewat. Hingga salah satu siswa dengan motornya lewat dan berhenti didepanku.

"Yuk naik, bentar lagi gerbang sekolah di tutup"ajak seorang siswa yang aku kenal. Kami satu sekolah, hanya beda jurusan aja.
"Makasih ya"ujarku menerima ajakannya.
Siswa ini namanya Rafa. Laki-laki yang disukai Nita, ternyata anaknya baik. Akhirnya kami sampai di sekolah, aku mengucapkan terima kasih dan langsung berlari menuju kelas. Nita ternyata melihat aku diboncengi Rafa.
"Beruntungnya kamu dibonceng Rafa"ujar Nita terlihat jealous.
"Yah ta, kamu jangan cemburu ya. Tadi aku nunggu angkot lama banget. Terus Rafa lewat dan ngajak bareng. Karena kita sama-sama udah telat"Jelasku.
"Iya Rens gak apa-apa. Kamu tenang aja, aku ngerti ko"ujar Nita.
"Iya tapi aku jadi gak enak nih sama kamu"tambahku merasa tidak enak.
"Aku tadi bercanda ko, aku emang suka sama Rafa. Tapi apa Rafa suka sama aku"ujar Nita jadi tidak percaya diri.
"Semoga dia juga suka ya ta. Anaknya baik dan sopan tadi. Gak ganjen pastinya hehe"ujarku.
"Yaudah yuk masuk kelas Rens"ajak Nita.

Hari ini ada pelajaran yang kusukai yaitu Biologi. Sesaat aku jadi memikirkan Nita, dia memiliki perasaan kepada seseorang dan takut untuk mengatakannya. Semoga Rafa juga suka ya sama Nita.

***
Hari berlalu begitu cepat, tak terasa kini aku sudah naik ke kelas 3. Dan yang aku masih tidak percaya, aku sekelas lagi dengan Adam dan Lisa. Sepertinya takdir sedang mempermainkanku. Dan tidak mengizinkanku melupakan Adam. Hingga suatu hari, aku melihat Adam bertengkar dengan Lisa didalam kelas. Lisa menangis dan Adam terlihat bersedih.

"Sepertinya aku berada di waktu yang salah, kenapa aku harus ada di dalam kelas"ujarku pelan.

Sebenarnya tak hanya aku didalam kelas, ada beberapa teman sekelasku. Termasuk Nita dan Risa.

"Mereka apa gak malu ya bertengkar kaya gitu di kelas. Ada kita lagi"ujar Risa tak percaya.
"Sepertinya Lisa minta putus dan entahlah apa alasannya dan Adam gak mau putus"ujar Nita menambahkan.
"Teman-teman udah yuk kita keluar, kita makan bakso"ajakku tidak ingin melihat Adam dan Lisa bertengkar.
"Ide yang bagus Rens, dari pada liat mereka pada berantem. Sumpah drama banget"ujar Risa.
"Semoga mereka bisa menyelesaikan dengan tenang ya, gak pake emosi"ujarku.
"Dah ah kita ngebakso yuk"ujar Nita sambil menarik aku dan Risa.

Diperjalanan menuju baksonya pak Sapto, kami melihat Rafa dan Rafi lewat. Mereka tersenyum dan menyapa kami.
"Mau kemana nih?"tanya Rafa.
"Mau ngebakso"jawab Nita. Kalian sendiri?"tanya Nita balik.
"Kami mau daftar futsal buat 17an"jawab Rafa.
"Oke deh kita duluan ya"ujar Nita lagi.
Terlihat Nita sangat senang bertemu dengan Rafa.
"Cie cie heheh "ujarku dan Risa.
"Apaan sih kalian"ujar Nita malu.
Aku senang sekali melihat Nita bahagia, semoga Rafa beneran suka dengan Nita.
"Rens, 17an mau ikut lomba apa?"tanya Nita sambil menyantap bakso.
"Entahlah ta, aku gak terlalu tertarik"ujarku sekenanya.
"Kalau ada lomba puisi, ikut aja Rens. Atau lomba mengarang"tambah Risa.
"Nanti kita lihat ya teman-teman. Kalian sendiri mau ikut apa"tanyaku balik.
"Kami tim hore kamu aja"ujar Nita yang membuat kami semua tertawa.

Setelah menyantap bakso pak Sapto, kami kembali kekelas. Suasana sudah tenang, tidak seperti sebelumnya. Hanya terlihat Lisa yang duduk termenung dan Adam yang duduk kembali ditempat duduknya paling belakang.

Kebetulan Adam duduk paling belakang begitu juga denganku. Dia duduk paling pojok, disampingnya ada Reza. Reza merupakan teman sekelasku dikelas 2A dan masih menjadi teman sekelasku di kelas 3B. Hanya saja dia duduk sebangku dengan Adam. Aku duduk tak jauh dari Reza, yup kita sebaris duduk paling belakang.

Reza sepertinya sedang menenangkan Adam. Dan memberi petuah. Aku yang duduk tak jauh dari mereka, tentu saja mendengar obrolan mereka.
"Dam, sebaiknya fokus ke pelajaran. Jangan sampai kamu hanya fokus ke perasaan kamu. Kita harus lulus dan meraih mimpi. Diluar sana ada banyak hal yang sedang menunggu kita"ujar Reza menasehati dan memberi semangat.
"Kamu benar za, aku juga udah cape. Pacaran putus terus. Sebaiknya aku fokus ke pelajaran saja"ujar Adam.
"Aku senang kamu berfikir seperti itu"ujar Reza.

Mendengar Adam bangkit lagi dan fokus untuk belajar. Membuat aku juga semangat untuk meraih mimpiku. Yang dikatakan Reza benar, sebaiknya kita memang fokus belajar. Kalau sudah waktunya, kita pasti akan bertemu dengan cinta kita. Entahlah apakah suatu hari nanti, aku berjodoh dengan Adam atau tidak. Tapi jika tidak berjodoh, setidaknya Adam berbahagia. Dan aku pikir itulah cinta yang sebenarnya.
***

CATATAN ISTANBUL🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang