Kenapa Tuhan mempertemukanku denganmu. Mungkin ini jalan Tuhan untuk menunjukkan bahwa aku tidak layak untuk dicintai
-Hyunjin-
°
°
°
°
°Helaan napas panjang terdengar dari si manis yang berdiri di depan kelas. Matanya agak sipit dengan tahi lalat kecil yang terhias di bawah matanya. Semua mata tertuju padanya, mereka semua sedang mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu indah. Bibirnya yang merah perlahan terbuka dan mengucapkan beberapa kata perkenalan seperti yang dipinta oleh gurunya tadi.
"Gue... Hyunjin Abrias, pindahan dari SMA Garuda," ucapnya gugup. Tangannya tak henti memilin ujung kemeja putih yang sedang dipakainya.
"Oke Hyunjin, kamu bisa duduk di samping Chris." Lalu seorang cowok berkulit pucat dari bangku paling belakang mengangkat tangannya. Hyunjin terpaku sesaat, senyuman cowok itu begitu Indah di matanya.
Dengan malu, dia melangkah mendekati cowok bernama Chris itu. Hyunjin melatakkan tasnya di kursi yang bertepatan di sebelah Chris.
"Hai, gue Christopher Ganendra."
Mata Hyunjin membulat sempurna, Ganendra itu bukan nama yang asing baginya. Keringat dingin mulai menghampirinya, jantungnya berdetak lebih cepat, matanya tidak bisa fokus, bahkan dia tidak dapat mendengar penjelasan guru yang ada di depan kelas.
Padahal gue udah kabur, kenapa... malah muncul Ganendra yang lain di sini, batinnya.
"Hyunjin!" Tepukan Chris pada bahu Hyunjin akhirnya menyadarkan cowok manis itu dari lamunannya. Terlihat ekspresi bingung serta kaget tersirat dari raut wajahnya.
"Iya?"
"Lo gak apa-apa? Muka lo pucat banget, lo sakit?" tanya Chris khawatir.
Hyunjin menggelengkan kepalanya, lalu tertawa canggung, "Hahaha enggak apa-apa kok, cuma mungkin agak pusing karena gue lupa sarapan."
Chris hanya ber-oh ria sambil mengambil roti yang dibawanya di dalam tas. "Nih, ada roti."
~I Dare You~
Hyunjin menghempaskan dirinya di atas kasur. Dia menatap sekelilingnya, hanya ada dinding putih yang kosong. Terlihat seperti penjara bukannya kamar. Suara notifikasi handphone-nya terus berdatangan. Hyunjin tidak perlu melihat untuk tahu siapa yang menyepam pesan sebanyak itu.
Heh jal*ng! Lo lari kemana anj!
Sok-sokan ganti nomor bangs*at!
Pembunuh lo, mati aja.
Kok masih napas sih? Buang-buang udara banget.
Paling seperti itu pesan yang diterimanya. Hyunjin sudah biasanya menerimanya, ini sudah kali ke-5 Hyunjin ganti nomor, tapi tetap saja dia terus menerima pesan yang Sama. Cowok bersurai hitam itu menutup telinganya sejenak. Tak lama kemudian suara ketukan pintu menyadarkannya. Hyunjin mempersilahkan orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk.
"Kamu kenapa masuk IPS?! Kan udah ayah bilang untuk masuk IPA! Besok kita jumpai kepala sekolah, pokoknya kamu pindah ke IPA!"
Hyunjin membelakkan matanya, dia tidak percaya apa yang didengarnya. Bagaimana bisa ayahnya mengatakan hal seperti itu dengan mudah, Hyunjin sudah berusaha untuk membujuk kepala sekolah supaya dia dimasukkan ke kelas IPS, namun sekarang ayahnya malah ingin menggantinya seenak jidat.
"Tapi Hyunjin maunya masuk IPS ayah," seru Hyunjin.
"Mau jadi apa kamu?! Lihat kakakmu, dia akan jadi dokter hebat, kamu juga harus jadi kayak dia!"
"Ayah! Tapi ini hidup Hyunjin."
"Sadar diri kamu! Kamu bisa hidup enak sekarang ini karena siapa?!" Setelah mengatakan hal seperti itu ayahnya Hyunjin langsung menutup kembali pintu kamar anaknya itu dengan kasar.
Hyunjin menatap pintu itu dengan tatapan terluka. Hyunjin diam untuk beberapa saat, air matanya sudah tidak mengalir lagi, atau mungkin dia sudah tidak tahu harus menangisi apa lagi.
Keluarga Hyunjin adalah keluarga yang berkecimpung di dunia kesehatan. Ayahnya adalah dokter bedah yang hebat, ibunya adalah kepala perawat di rumah sakit daerahnya. Dan kakaknya minhyun menjadi mahasiswa kedokteran di kampus ternama. Hyunjin tidak membenci hal itu, namun bukan bearti dia menyukainya. Dia tidak suka dengan keluarganya yang selalu memaksanya belajar. Hyunjin tidak sepintar Kakaknya, menurut Hyunjin satu-satunya kelebihan yang dia miliki hanyalah wajahnya yang tampan.
Hyunjin dulu punya cita-cita, dia ingin menjadi jaksa yang hebat, karena itu dia masuk ke jurusan IPS. Pindah sekolah dianggapnya sebagai kesempatan untuk meraih mimpinya yang sempat tertunda. Namun sepertinya kali ini pun mimpinya akan pupus lagi.
Hyunjin menarik lututnya dan memeluk kedua lututnya itu.
Lo pasti ketawa kalau sekarang lo liat gue kayak gini. Lo jahat, kalau lo mau pergi seharusnya ajak gue juga. Sekarang lo pasti udah bahagia di atas sana, 'kan?
°
°
°
°
°
—bersambuwkwkBook kali ini bakal agak angst, ya keknya bakal gitu wkwk
Jangan lupa vote dan komennya. Udah tengah malam, tidur ya guysss....
See you~

KAMU SEDANG MEMBACA
I Dare You -Chanjin-
FanfictionChan hanya ingin membalaskan dendam adiknya, namun kenapa pada akhirnya malah dia yang terluka. Dia tidak tahu mulai darimana benang takdir ini menjadi kusut, mungkin sejak Hyunjin datang ke dalam hidupnya. ° ° ° ° ° Warning! • BxB • Bangchan Dom...