Chapter 1

473 14 1
                                    

Oh Sehun (EXO) dan Kim Ha Na (OC)

-x-

Seorang gadis dengan pakaian casual sedang menatap naas ke arah benda kecil yang sedari tadi sengaja ia letakkan di atas meja. Benda tersebut dengan setia selalu mengikuti kemana arah langkahnya. Ia menunduk. Menampilkan wajah termuramnya sembari sedikit mendesah tanda ia pasrah.

Dompet. Ya, benda kecil dengan warna pastel dan tak lupa ditambah sedikit sobekan di dalamnya tersebut merupakan satu-satunya benda keramat yang ia punya. Dompet tanpa uang, tanpa isi dan tanpa apapun di dalamnya itu adalah milik Kim Ha Na, milik gadis mungil dengan kepribadian kalem -coret- tersebut.

Entah sejak kapan dompet yang semula tebal, malah berubah menjadi kosong melompong. Entahlah, Ha Na ttak ingat. Yang gadis mungil itu ingat hanyalah, sekitar awal bulan lalu, sang ibu yang sangat ia sayangi telah mengiriminya uang dengan jumlah yang lumayan banyak dan bikin orang yang melihat mencak-mencak. Berwon-won ia terima melalui rekening banknya, dan tak lupa pula, sang ibu yang sampai kini masih terlihat awet muda tersebut sempat berpesan padanya.

'Ha Na-ya, itu jatahmu sampai 1 tahun selama kau berada di Seoul sana. Kau harus bisa berhemat. Dan ingat, jangan pernah memakan uang untuk semestermu. Karna ibu cukup mengirimnya 1x untuk tahun ini.'

Dan yang pasti, pesan panjang dari ibunya tersebut ia terima dengan senang hati. Bahkan ia sempat mengangguk beberapa kali saat mendengar rentetan pesan yang ibunya suarakan melalui handphone genggamnya, tanda ia mengerti.

Awal mulanya sih dia nurut apa kata si ibu. Tapi yah, namanya juga anak remaja yang masih ababil, yang kalo ngeliat uang berwon-won pasti fikirannya bakal mengarah ke, 'Wow! Makan besar nih!' 'Wow, shoping dulu kita.' Dan pemikiran-pemikiran lain yang menjurus pada foya-foya dan melupakan akhir selanjutnya dari kisah sang dompet. Dan happy endingnya, beginilah nasib Ha Na. Kanker alias Kantong Kering.

.

.

"Hwaaaa... Eomma... Anakmu sengsara di sini..."

Ha Na berteriak histeris. Menyuarakan nyanyian merdunya dengan senandung yang tak layak didengar. Mengabaikan tatapan teman-teman sekelasnya yang memberikan tafsiran seperti, 'Hey! Kau berisik bodoh!'

Ia masih terus menjerit. Berteriak berkali-kali dan masih dengan kalimat yang sama. Hingga sempat membuat Jae Bin-sahabatnya, mengacak rambutnya sendiri. Saking frustasinya mendengar auman Ha Na.

"Yakk Kim Ha Na! Berisik!"

Jae Bin yang tak terima waktu tidurnya diusik dengan seenaknya seperti itu, langsung mengeluarkan aksi protesnya. Yang malah dibalas dengan tatapan sinis dari Ha Na. Dan tak lupa pula ia pun membalas protes Jae Bin dengan ucapan yang tak kalah sengit, yang ujung-ujungnya sukses membuat Jae Bin pundung di pojokan dinding.

Mengabaikan Jae Bin yang menurutnya terlalu lebay. Ia kembali berteriak.

"Hwaaaa... Uangku habis... Aku tak punya uang... Aku jatuh miskin..."

Semakin memperkeruh suasana kelas, dan semakin mendramatisir aksinya.

Hingga akhirnya...

.

.

.

BRAKK !!

"SIAPA YANG TADI BERTERIAK KENCANG ??"

Munculah sang dosen dengan tahi lalat super duper mengkilat yang selalu setia menempel di ujung bibirnya. Dosen killer tersebut masuk ke dalam kelas dan sukses membuat seluruh isi kelas dengan serempak melakukan aksi bungkam.

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang