Chapter 2

248 13 1
                                    

Oh Sehun (EXO) & Kim Ha Na (OC)

-x-

-FLASHBACK-

Ha Na memang senang saat ia melihat tulisan "Dicari! Seorang Maid!" yang tercetak jelas di atas Koran harian yang memang sengaja ia beli.

Dengan semangat menggebu-gebu ia segera mencatat alamat sang pembuat iklan. Niat awalnya, ia akan mengajukan sebuah lamaran tersebut pada esok hari saja. Lebih tepatnya pagi hari. Tapi karna ia yang takut keduluan oleh orang lain, dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan tersebut akan hilang yang artinya bisa membuat ia kembali miskin dan melarat, maka dengan cepat ia berganti pakaian dan dengan pikiran yang sangat panjang segera saja ia menemui alamat yang telah dicetak jelas tersebut.

Ha Na jelas tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Walaupun jadi maid, atau istilah kasarnya pembantu atau babu, setidaknya ia bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan ternyata, saat ia mengajukan sebuah lamaran dengan bertanya terlebih dahulu berapa jumlah gaji yang akan ia terima, maka jawabannya sukses membuat Ha Na tercengang dengan mata yang berbinar-binar.

Tak perlu disebutkan berapa jumlahnya. Yang pasti gaji tersebut mampu membuatnya membayar uang semester dan membeli baju-baju dengan merek ternama.

Awalnya sedikit heran, dan sempat terbesit dalam fikirannya. 'Apa sih kerjaan si Tuannya ini? Ngepet?'

Tapi setelah pertanyaannya terjawab oleh sang asisten si Tuan. Ia cuma bisa angguk-angguk. Paham, jika ternyata sang Tuan memang sangatlah kaya. Jadi wajar, jika gaji pembantu saja melebihi gaji pegawai kantoran, seperti ayahnya.
Setelah melewati beberapa pertanyaan seperti,

"Kau bisa memasak?"

"Kau bisa mencuci?"

"Kau bisa membuat teh?"

Dan pertanyaan lainnya yang selalu di awali dengan kalimat 'Kau bisa', Ha Na menjawab dengan kalimat yang sangat lantang, 'Ya! Aku bisa!'

Padahal kenyataannya, ia tak bisa apa-apa. Jangankan membuat teh, memasak air pun gosong. Tapi demi pekerjaan dengan upah melimpah ruah, ia rela berbohong. Yahh, ini demi kelangsungan hidupnya. Pemikiran nista, memang.

Akhirnya sang asisten meloloskan sang gadis pembohong yang tak punya kelebihan tersebut. Penyeleksian yang terlalu bodoh.

Dengan jadwal yang lumayan tak mengganggu waktu kuliahnya, Ha Na pun pulang dengan perasaan senang.

.

.

Pukul 5 pagi lewat 10 menit. Ha Na telah bersiap diri, lengkap dengan pakaian ala-ala pembantu di mantion megah yang menempel pas di tubuh mungilnya. Senyum senang tak pernah luput dari bibirnya. Bibir yang dipoles dengan lipstick peach itu begitu menawan saat sedang dilengkungkan. Ia segera beranjak, berhenti menatap dirinya sendiri di depan pantulan cermin.

Ia pergi hendak melakukan pekerjaan pertamanya.

Saat tiba di mantion yang ia sebut begitu 'WAH' itu, ia segera menemui seorang asisten tua yang kemarin ia temui, untuk menanyakan apakah tugasnya untuk hari ini?

Saat mendapatkan jawaban, ia malah mengerutkan kening sambil mengulang ucapan sang asisten majikannya. "Membangunkan Tuan Oh?"

Saat berucap seperti itu ia sempat merinding ketakutan. Apa tidak salah dengar? Membangunkan majikannya yang mungkin saat ini masih bergelung manja di dalam dekapan sang istri? Bagaimana nanti jika sang istri marah dan cemburu dan yang terjadi selanjutnya sang istri malah mencekiknya hingga mulut mengeluarkan busa? Oh tidak! Ini lebih menyeramkan ketimbang semprotan Miss. Kim yang kemarin memarahinya akibat teriakan labil yang ia lantunkan.

MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang