Kita dipertemukan oleh takdir untuk dipersatukan, terapi tidak sekarang. Mungkin nanti setelah kita sudah saling mengerti arti dari sebuah pertemuan dan perpisahan. Aku yakin suatu saat aku pasti bisa menemukan kembali hati yang sama pula supertitle...
Kring!!! Alarm berdering pukul 05.00, Gadis cantik yang memakai piama pink itu menyibakkan selimutnya dengan mata yang setengah terpenjam ia bangkit dari tempat tidurnya untuk mematikan alarm yang sedari tadi mengganggu indera pendengarannya. Gadis itu berjalan menuju kamar mandi, setelah itu ia bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Ya, siapa lagi kalau bukan Alena Fransiska.
"Alena, sudah bangun apa belum?" Panggil wanita paruh baya dari depan pintu kamar. Itu adalah mama Alena, Elyana Valensha wanita cantik berumur sekitar 53 tahun.
"Udah ma." Ucap Alena yang sedang mengoleskan make up tipis diwajahnya yang cantik. "Kalau sudah siap buruan sarapan, mama tunggu diruang makan ya". kata Elya mengingatkan Alena dan segera berlalu pergi meninggalkan kamar Alena.
"Iya mama." sahut Alena dari dalam kamarnya.
* * *
Pagi ini Alena senang bisa kumpul utuh bersama keluarga. Setelah sekian lama ditinggal kedua orangtuanya ke Jerman, Alena jadi ditinggal sendiri dirumah bersama kakaknya yang menurutnya sungguh menyebalkan. Tadi malam mama dan papa Alena baru saja pulang dari Jerman walaupun hanya sekedar menjenguk tetapi Alena sudah merasa bahagia karena orang tuanya tidak pernah sekalipun melupakan kedua anaknya. Orang tua Alena sangat menyayangi kedua anaknya namun kesibukan orang tuanya menjadi kendala tersebar dalam hubungan keluarga Alena yang berada di luar negeri. Alena dan kakaknya sudah mengerti dengan keadaannya kedua orang tuanya maka dari itu mereka tidak masalah, toh orang tuanya bekerja juga untuk keluarganya. Setelah Alena bersiap diri, gadis itu bergegas menuju ruang makan untuk sarapan bersama-sama Alena yang terlihat bersemangat, ia selalu tersenyum indah sehingga mampu menghiasi wajah Alena yang menambah gadis itu semakin cantik saat melihat keluarganya sudah berkumpul di ruang makan.
"Pagi ma, Pagi pa, Pagi kak Andre." sapa Alena sesampainya disana dan mencium satu persatu pipi orang tuanya serta kakaknya.
"Pagi sayang." Balas kedua orang tua Alena secara bersamaan. "Pagi onta." Balas kakaknya dengan senyum tipisnya yang nyaris tidak terlihat, sedangkan Alena sudah melempar tatapan tajam kepada cowok yang saat ini berada disampingnya.
Keluarga itu nampak menikmati sarapannya di pagi hari ini, mereka terlihat bahagia meskipun mereka jarang ketemu dalam waktu yang cukup lama. "Gimana sekolah kalian ?" Tanya pria tampan paruh baya yang tersenyum melihat kedua anaknya bersemangat seperti ini, pria itu adalah papa Alena bernama Jimmy Fernando yang sudah berumur 57 tahun namun masih terlihat tampan walaupun umurnya bisa dikatakan sudah tidak mudah lagi.
"Baik kok pa." Alena tersenyum tipis menjawab pertanyaan papanya. Berbeda dengan Andre yang malah terlihat kaget saat mendengar pertanyaan itu, padahal pertanyaan itu sangatlah mudah untuk dijawab bukan?
"Bagaimana dengan kamu sendiri Andre? Apa kamu disekolah juga baik-baik saja? Atau jangan-jangan kamu selalu membuat onar di sekolah?" Tanya Jimmy yang mengintimidasi oleh berbagai pertanyaan yang ia tunjukan kepada Andre sang anak sulung.
Andre terlonjak kaget karena pertanyaan papanya yang tepat mengenai sasaran, cowok itu terlihat kikuk ia menggaruk jidatnya yang sama sekali tidak gatal. Dia adalah Andre Fransisko kakak dari Alena yang memiliki paras ketampanan berlebih, dia juga bad boy dan most wanted di sekolahnya maka pantas saja jika Alena sering diserbu oleh fans Andre karena mereka tidak mengetahui fakta bahwa Alena dan Andre adalah kakak berakdik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Em-baik-baik kok pa" balas Andre seketika mendapat semburan dari Alena. Alena yang tadinya sedang minum tiba-tiba saja menyemburkan air minum dari mulutnya ke arah Andre karena kaget mendengar ucapan kakanya.
"Jorok banget sih loh jadi orang!" Sinis Andre yang sedang mengelap wajahnya dengan menggunakan tissu. "Hahaha! Baik apaan coba? Orang lo aja sering b-" ucapan Alena terhenti saat Andre menyumpal mulut Alena dengan roti, gadis itu langsung bungkam dan hanya bisa mendengus sebal.
Mama dan Papanya hanya geleng-geleng kepala melihat kenakalan anaknya, walaupun sedikit kesel namun tingkah Andre dan Alena dapat menjadi hiburan tersendiri bagi Jimmy dan Elya. Setelah selesai sarapan dan bercanda, Alena langsung berpamitan kepada Jimmy dan Elya karena jam sudah menunjukkan pukul 06.15 dan Alena tidak mau terlambat masuk pukul 07.00. Tetapi Alena tetap saja berangkat awal karena dengan sisa waktu yang ia punya bisa ia manfaatkan untuk belajar. Bagi Alena, pendidikan adalah hal paling utama yang ia jadikan sebagai prioritas dan berbeda dengan Andre, betul saja Andre selalu berangkat pagi namun Andre tidak memanfaatkan waktunya untuk belajar melainkan untuk nongkrong bersama teman-temannya di sebuah cafe milik keluarganya. Alena seperti biasa berangkat pagi mengenakan angkutan umum, gadis itu malas jika berangkat bersama Andre yang ujung-ujungnya diturunkan di pinggir jalan dekat sekolahan.
"Alena kamu tidak berangkat bersama kakakmu saja?" Tanya Elya yang mengetahui bahwa Alena berangkat dengan menaiki angkutan umum. "enggak ma, nanti aja pulangnya yang bareng kak Andre. Yaudah Alena pamit mau berangkat ke sekolah dulu ya ma, pa kak Andre." Kata gadis itu seraya berpamitan dan mencium tangan kedua orang tuanya kecuali kakaknya, Andre yang sudah menyodorkan tangannya mendengus kesal saat melihat Alena yang berjalan begitu saja melewati Andre dan membiarkan tangan Andre mengambang di udara seperti itu. "Dasar adik durhaka lo!" Teriak Andre yang hanya dibalas dengan kekehan dari Alena.
"Andre juga berangkat deh pa, ma. Assalamualaikum." Andre berpamitan dan mencium punggung tangan Jimmy dan Elya.
"Tumben kamu ngucapin salam," Kata Jimmy seraya terkikik geli karena melihat seorang Andre yang cenderung jahil bisa mengucapkan salam.
"Perubahan dong pa." Ucap Andre dengan bangganya.
"Ya sudah hati-hati," Kata Elya seraya tersenyum simpul.