Pak Naru, Tolong!

902 143 37
                                    

Naruto (c) Masashi Kishimoto
Story (c) v-zrin8
Rate: T



Happy Reading

••

Hari Senin adalah hari yang sibuk, terutama untuk sebagian orang yang sudah dipenuhi dengan segala pekerjaanya. Tapi semua itu tidak berlaku untuk Hinata, seorang Mahasiswi yang tengah bersantai meskipun kini Dia sedang di tahap akhir perkuliahannya.

"Hinata, ayo sarapan! Saya akan telat kalau Kamu terus berlama-lama dikamar."

"Pak Naru aja duluan, Aku masih mules nih. Nanti nyusul." Naruto akhirnya pergi menuju ruang makan sendirian, bagaimanapun Dia harus bergegas agar tidak terlambat bekerja.

Naruto mengoleskan selai keatas rotinya, Dia juga membuatkan satu untuk Hinata.

Saya tidak mengerti dengan jalan pikiran Hinata, bagaimana bisa Dia sesantai itu ditengah pengerjaan skripsinya.

Naruto hanya bisa bergumam melihat tingkah aneh istrinya.

Istri? Benar, Hinata adalah istri dari Naruto seorang Dosen yang terkenal killer dikampusnya. Bagaimana bisa mereka menjadi sepasang suami istri?

"Pak Naru, tolong!" Teriak Hinata dari kamar mandi. Naruto yang mendengarnya bergegas berlari dari ruang makan menuju kamarnya.

"Ada apa Hinata? Kenapa? Kamu jatuh?" Tanya Naruto bertubi-tubi, sedangkan orang yang ditanya hanya senyum-senyum cengengesan.

"Aduh gimana ya Pak? Ini gimana ya?" Hinata gelisah kebingungan.

"Apanya yang gimana? Ada apa? Kenapa?" Naruto semakin panik melihat tingkah Hinata.

"Ih, Bapak khawatir banget sama Aku ya? Nanyanya beruntun udah kaya gerbong kereta api." Hinata malah tertawa melihat mimik Naruto yang sangat khawatir.

"Itu nyampe selai roti nempel di pipi." Hinata tersenyum jail.

"Terserah." Naruto kesal merengutkan wajahnya, kekhawatirannya dipatahkan begitu saja.

Melihat wajah suaminya yang kesal, Hinata lalu membersihkan selai yang tertinggal di pipi Naruto menggunakan jarinya. "Jangan marah dong Sayang" ucap Hinata genit.

Naruto yang masih kesal hanya diam dengan raut wajah yang ditekuk. "Eh apa? Kamu tadi panggil Saya apa?" Tanya Naruto yang baru sadar.

"Manggil apa ya? Pak Naru?"

"Sudahlah, gak penting." Naruto sudah terlanjur malas. Naruto terkadang bingung, kenapa istrinya ini suka bertingkah aneh.

"Jadi, kenapa Kamu teriak-teriak? Kan bisa panggil Saya biasa aja, Kamu bikin Saya jantungan." Naruto ketus.

"Hah? Apa? Bapak punya penyakit jantung?" Hinata syok. "Ayo berobat, Pak Naru gak boleh tinggalin Hinata dulu. Ntar anak Kita gak ada Bapaknya kan kasian."

Naruto seketika terdiam lagi mendengar ucapan Hinata. Mengorek-ngorek kupingnya memastikan jika Dia tidak salah mendengar. "Apa Kamu bilang? Anak Kita?"

"Iya Anak Kita," Hinata lalu memberikan testpack yang dipegangnya. "Nih liat, hasilnya garis dua. Aku hamil kan?"

Naruto diam menatap testpack yang digenggamnya.

Aku akan menjadi Ayah?

"Ini sungguhan? Kau tidak menjahiliku, bukan?"

"Tau ah, dikasih kabar bahagia malah dibilang jahil. Udah pergi sana!" Hinata mendorong-dorong tubuh kekar Naruto.

My Lecture (Is Mine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang