Satu

2.9K 434 121
                                    

.

.

.

Suasana kantin perusahaan pada siang itu tampak ramai, hampir semua meja yang ada di sana telah terisi penuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kantin perusahaan pada siang itu tampak ramai, hampir semua meja yang ada di sana telah terisi penuh. Bahkan, ada beberapa orang karyawan yang lebih memilih memakan menu makan siang mereka di dalam ruangan, lantaran suasana kantin yang terlalu ramai.

Namun, meski seramai apapun tempat itu. Dua buah meja di pojok belakang kantin, selalu dibiarkan kosong tanpa ada yang mau mengisi.

Pasalnya, meja-meja itu dilabeli sebagai meja milik para dajjal dari Departemen Internal Audit—departemen yang di dalamnya berisi orang-orang yang paling mereka hindari.

"Haru, lo gak bawa bekel kan? Gue pesenin gado-gado mau gak?" Haruto yang mendengar tawaran dari rekan kerjanya itu, lantas menganggukkan kepalanya.

"Iya Mbak Ning, tapi jangan pedes ya," ucapnya.

"Iye, tenang aja. Gak bakalan sepedes omongan tetangga kok Ru," ucap gadis yang di panggil Ning barusan.

"Yaelah si Ningsih, mau makan aja pake bawa omongan tetangga segala," ucap gadis berambut pendek yang dari tadi mendengar percakapan kedua orang itu.

"Heh Ryujin, enak aja lo manggil gue Ningsih! Nama gue Ningning woy, Ning-ning," ujarnya.

"Udah buruan toh Mbak Ning, itu mumpung sepi loh Mbak. Nanti kalau ngantri lagi, Mbaknya misuh toh," ucap seorang pria berparas eropa, dengan logat jawa yang khas. Pemuda yang bernama Kai Kamal Huening atau biasa dipanggil 'Mas Kamal' itu meskipun memiliki paras wajah bak orang eropa, nyatanya ia hanya menguasai bahasa Indonesia dan Jawa.

Namun wajah yang dimilikinya itu terkadang membuat orang yang baru bertemu dengannya kerap kali salah paham. Mereka pasti akan mengajaknya berbicara menggunakan bahasa para bule itu, padalah Kamal bahkan sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris.

"Iye, iye sabar! Ayo Rin, bantu gue bawa makan buat para anak dajjal," ucap Ningning.

"Lah, Mbak gak nanya aku mau makan apa?" Tanya Lia yang sedari tadi hanya berdiam diri.

"Gak usah Li, gak penting. Lo mah apa aja juga dimakan," ujar Ningning yang langsung bergegas pergi menuju stand penjual gado-gado bersama Karina yang mengikutinya.

Mereka bertujuh—keenam orang di meja itu dan juga Mas Ben yang masih sibuk bekerja di jam istirahat—merupakan pemilik paten ke dua meja yang berada di pojok kantin itu.

---

"Guys, menurut kalian nih ya, kira-kira siapa yang bakalan gantiin Bunda kalau beliau cuti?" Pertanyaan yang di keluarkan Karina itu membuat seluruh orang yang berada di dua meja—yang mereka gabung menjadi satuitu lantas terdiam dan mulai berpikir keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OH MY BOSS! || Jeongharu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang