awal

1.2K 148 26
                                    

Jeandre Arion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeandre Arion

[Waktu udah gede]

Jean/Jen/Andre

Mahendra Tritama[Pas udah gede]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahendra Tritama
[Pas udah gede]

Mahen/Tama





"udah berapa bulan?"

"masuk 5 bulan"

"gak nyangka tiba tiba, dedenya ada lagi"

lelaki manis itu terkekeh, sambil mengusap perutnya yang membuncit.

seorang anak laki laki berusia 5 tahun berlari kearah kedua lelaki manis itu, kulit seputih susu dengan alis tipisnya yang khas menambah tingkat kegemasan anak itu ketika dia tersenyum dan merenggut kesal.

"Mahen, jangan lari-lari nanti jatuh"

lalu seorang balita 4 tahun ikut menyusulnya, tadi dia berlari juga mengikuti yang lebih tua berlari namun karna kalah langkah sebab Mahen sudah lancar berjalan sementara dia masih oleng, alhasil tertinggal jauh.

"Jean, kenapa lari seperti itu sih, kalian kenapa?" tanya sang ibu pada putra bungsunya.

"um, Hen bilang ada lobot kejal kejal" jawabnya. "kita lali bial ndak di kejal, ya kan?" tanya Jeandre kepada Mahen.

Mahen mengangguk semangat "iya, tadi ada robot gedeeee banget, kejar kita hihihi makanya kita kabur" kedua bocah itu tampak akur bermain.

"tapi Andre, larinya lambat untung gak di tangkep" celotehnya lagi, Jendre yang di katai seperti itu hanya menatap ibunya dengan wajah sedih.

apakah dia terlalu lambat?

"ya sudah, Jean ayo kita pulang. Hyung pasti sudah pulang, salam dengan Samchon dan Mahen" Jeandre tersenyum pada, Tian-ibu dari Mahen lalu dia beralih pada Mahen yang memasang ekspresi sedih.

"Mahen, Andle puyang duyu ya, nanti kita main yagi" salamnya, mencium pipi tembam Mahen, Jefran terkejut melihat putranya dengan mudahnya mencium pipi Mahen, padahal Tian bilang Mahen sama sekali tidak memperbolehkan ada yang menyentuh pipinya.

namun lihat Mahen bahkan tidak menolak.

"Andre, di sini saja. Mahen gak punya temen"

"Mas Ju, tunggu lumah, dia cudah pulang cekolah, jadi mama cama Andle halus puyang"

Mahen mengerucutkan bibirnya, lalu membiarkan Jean pulang, anak itu murung dan Tian segera menghampiri putra tunggalnya yang sebentar lagi akan menjadi kakak.

Jean dan Jefran sudah pulang, menambah murung perasaan anak itu.

Mahen memang begitu, jika Jeandre ada disini pasti dia akan senang sekali namun ketika Jeandre akan pulang, anak itu bisa menangis seharian karna tidak ada yang menemaninya.

"Mahen, jangan menangis sudah ya, nanti Jean kesini lagi"

"kapan?"

"mama enggak tau, tapi nanti Jean pasti kesini"

"huks Mahen, gak punya temen lagi, karna Andre pulang"

Tian mengusap pundak Mahen dengan lembut "sebentar lagi Mahen akan jadi kakak, Mahen akan mendapatkan adik, adik nanti bisa menemani Mahen bermain" jelas Tian.

Mahen sesenggukan, dan menggeleng kuat kuat "mau Andre saja, enggak mau adik!" ucapnya, lalu berlari ke kamarnya, dia menangisi Jean karna sudah pulang.

Jean jahat, lebih memilih menyambut kakaknya dibanding menemani dia.

Tian menatap kearah Mahen yang menangis lebih keras, pria manis itu menggelengkan kepala maklum, Mahen masih kecil.

•••

Gyujae ft Taeten

gatau sih gabut mau banyakin book nomark aja, ga peduli sama votecomment lagi gue cuma mau seneng seneng aja.

grow up | nomarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang