Naila telah selesai mandi serta berganti pakaian, dia lalu ke luar dari kamar mandi. Terlihat Darel sedang bermain ponsel sambil duduk di ranjang miliknya.
"Nai, sini pakaikan aku koyo!" pinta Darel.
"T-tapi ..." Naila tampak ragu, dia merasa canggung berada di dalam kamar berdua bersama seorang pria. Jantungnya berdetak tidak karuan, suhu ruangan ini terasa lebih panas meski ber-AC.
"Naila, kamu udah janji loh!" protes Darel.
"Iya sih, tapi kita ke luar aja jangan di sini." Naila merasa seakan napasnya sesak kalau terus di sini.
"Gak mau, mau di sini aja!" ujar Darel bersikeras.
Pada akhirnya Naila hanya bisa menghela napas sambil berjalan ke luar mengambil koyo dan kembali lagi. Dia duduk di sebelah Darel, tampak lelaki itu menatapnya dengan begitu dalam.
"Sini aku tempelin koyonya, bagian mana yang sakit." Naila bertanya sambil membuka koyo itu untuk ditempelkan di tubuh Darel.
"Ini, sama ini." Darel menunjuk kaki dan punggungnya.
Naila kemudian menempelkan koyo itu dibagian yang Darel tunjuk, kemudian saat hendak memasang koyo dipunggung Darel, tentu saja lelaki itu mengangkat sedikit kaosnya. Naila sontak gugup melihat perut Darel yang ternyata kotak-kotak dan keras seperti batu. Dengan cepat sambil melihat ke arah lain, Naila langsung menempelkannya dan menyuruh Darel menutup kembali bajunya.
"Nai, pengin dielus-elus kepalanya sambil tiduran dipangkuan kamu." Dengan setengah merengek Darel langsung berbaring di paha Naila.
"Manja!" cibir Naila, tapi dia tetap saja menuruti keinginan Darel dengan mengusap-usap dan mengelus kepala Darel dengan lembut. Nyaman, itulah yang Darel rasakan saat ini, rasanya begitu menenangkan. Sepertinya kegiatan ini akan menjadi candu untuk Darel nantinya.
"Nai, pengin cium." Seketika napas Naila menjadi sesak kala Darel dengan entengnya bilang minta cium.
Tanpa babibu, Darel langsung bangun dari tidurnya dipangkuan Naila. Darel kemudian langsung mencium pipi Naila tanpa persetujuan sang empu terlebih dulu.
"Kamu wangi banget." Napas Darel tiba-tiba berat dan memburu, dia langsung menciumi Naila dengan penuh semangat.
"Darel, jangan." Naila punya firasat buruk kalau kali ini bukan hanya sebatas cium saja. Logika saja, perempuan dan laki-laki dewasa berada dalam satu kamar, di atas ranjang yang sama hanya berdua saja.
"Nai, aku gak akan minta itu sekarang, tapi sesuai perjanjian kalau aku boleh minta hal seperti ini padamu." Darel sepertinya sudah dilanda oleh nafsunya, dia semakin membabi buta. Awalnya dia hanya menciumi pipi, kening, mata, dan hidup Naila. Lama kelamaan ciumannya turun ke leher dan tulang selangka Naila.
"Uh, Darel, sebentar." Tanpa sadar Naila mengeluarkan suara desahan yang tidak bisa ditahan lagi. Ciuman Darel begitu menggebu-gebu dan semakin kuat, ini pertama kalinya Naila merasakan gelegar aneh ketika Darel mencumbunya.
"Nai, sepertinya kamu akan menjadi candu untukku." Suara Darel semakin berat dan serak seolah tengah menahan sesuatu yang begitu bergejolak dalam dirinya. Panas, itulah yang dirasakan oleh kedua insan yang tengah dipermainkan hawa nafsu.
Seketika Darel mendorong tubuh Naila sampai terlentang di kasur, dia kemudian memposisikan tubuhnya sendiri di atas Naila. Dengan napas memburu Darel langsung mendekatkan bibirnya ke bibir Naila, tanpa aba-aba dia langsung memanggutnya. Ciuman pertama Naila dia serahkan pada Darel, bahkan ini pertama kalinya Naila diperlakukan seperti ini. Darel memaksa Naila membuka mulutnya agar lidahnya bisa masuk dan bermain di sana. Cukup lama Darel memanggut, mengulum, dan mengecap hingga akhirnya dia melepaskan panggutannya karena Naila kehabisan napas.
"Hah ... hah ... gila, aku hampir mati kehabisan napas, Darel!" protes Naila sambil terengah-engah.
"Shhht, aku tidak menerima protesmu, Sayang!" Darel seolah telah dirasuki sesuatu yang membuatnya begitu berhasrat mempermainkan tubuh Naila.
(Part dihapus sebagian, karena ada adegan vulgar, demi menghindari report dan penghapusan dari pihak Wattpad. Part lengkap bisa dibaca di Karya Karsa: WihelminaMiladi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Amnesia (REPOST)
RomanceFollow dulu sebelum baca! Naila yang sejak dulu selalu menerima hinaan dari Darel terpaksa harus menikah dengan pria itu akibat mereka kepergok warga sekitar tengah berbuat hal tidak senonoh di dalam mobil. Saat itu Naila terpaksa menerima tawaran D...