1

21 5 0
                                    

Selamat Membaca
***

Saga memijit pelipisnya dengan napas yang berat, memikirkan banyak beban yang harus ia tanggung saat ini. menanggung beban sebagai anak pertama.

Saga adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dua adiknya perempuan semua dan masih duduk di bangku kuliah sedangkan dirinya sendiri sudah lulus S2 dan sekarang menjadi Direktur utama di perusahaan keluarganya.

Sebenarnya, Saga bukan menanggung masalah yang terlalu berat tapi dia harus menanggung permintaan wanita yang melahirkannya untuk segera mempunyai istri.

Argh, itu adalah tanggungan yang sangat berat daripada dia harus memikirkan jalan keluar saat perusahannya ini bermasalah.

Memang diumur Saga yang sekarang banyak teman temannya yang sudah menikah bahkan sudah mempunyai anak dan itu tentu saja membuat bundanya merasa gatal dan gemas dengan anaknya karena tak kunjung membawa seorang gadis kerumah.

Apalagi saat bundanya melihat kalau sepupunya yang lain kini sudah mempunyai pasangan dan tinggal Saga yang masih setia menjomblo membuat wanita berumur 50 tahunan itu yakin kalau anak sulungnya punya kelaianan seksual.

Alias homo.

Saga yang mendengar tuduhan bundanya tak bisa lagi berkata kata saking tak percayanya kalau bundanya mengatai anak tampannya ini adalah 'penyuka sesama jenis' .

Gila saja! Saga ini masih doyan gadis mana mungkin dia jeruk suka jeruk.

Ah, lihat saja sekarang berkas berkas yang ada dihadapannya ini seakan tak ada harga dirinya karena Saga abaikan.

Bagaimana bisa fokus memikirkan berkas hari ini jika di kepalanya terus berputar ucapan bundanya tentang dia adalah homo.

ting

lamunan Saga teralihkan saat mendengar ponsel miliknya yang berada di atas meja berbunyi. dengan rasa malas karena takut itu adalah bundanya yang meminta istri lagi padanya, Saga pun membuka ponsel pintarnya itu.

Oh, untung bukan bundanya melainkan teman dekatnya.

Tanpa babibu lagi Saga segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa babibu lagi Saga segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangannya. sepertinya sedikit kafein bisa membuat pikirannya jernih kembali.

"Mawar, saya mau ke caffe dulu" ucap Saga pada sekretaris perempuannya itu.

🍔🍔🍔

"suntuk aja tuh muka, kenapa lo?" tanya laki laki dengan jas yang sudah tersampir di lengan kursi sampingnya dan meninggalkan kemeja putih yang melekat pada laki laki itu.

Saga berdengus malas lalu meminum kembali kopi traktiran kakak sepupunya itu.

"biasalah Koh" seru laki laki lain yang duduk disamping Saga dan tak lain adalah Jonathan atau sering dipanggil Jo.

You and Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang