Bab 08 - Menyerah

3.4K 112 0
                                    

Hanya mengingatkan kembali.
Cerita ini utk kalangan 17+ keatas.
Nekat? Tanggung sendiri resikonya.

Skip ceritanya kalo tidak suka.

•••

Sejak pertengkaran kemarin, berimbas kepada kandungan Nita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pertengkaran kemarin, berimbas kepada kandungan Nita. Tengah malam Rohan melarikan isterinya ke rumah sakit karena mengalami nyeri hebat diperutnya.

Rohan panik sekaligus was was. Ia tidak tega melihat isterinya menangis kesakitan. Dokter mengatakan kalau Nita bisa saja melahirkan lebih awal karena terlalu stres. Tapi beruntungnya Tim medis berhasil mencegah hal tersebut. Rohan bernafas lega dan menyesali perbuatannya yang nyaris mencelakakan isteri dan anaknya.

Setelah di observasi semalaman, akhirnya Nita dipindahkan ke ruangan biasa untuk menjalani perawatan selanjutnya. Rohan setia mendampingi isterinya. Tidak sedikitpun ia melepaskan genggaman tangannya, begitu juga dengan Nita yang enggan melepas tangan suaminya.

"Maafkan Mas, sayang. Gara-gara Mas, kita nyaris kehilangan anak kita. Maafkan Mas." Rohan menundukkan kepalanya dan menangis tersedu.

Nita mengelus rambut suaminya. "Aku juga salah Mas karena terlalu emosi. Maafkan aku juga."

Rohan menggelengkan kepalanya. "Tidak sayang. Kita berdua bersalah kepada calon anak kita. Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menjadi orang tua. Mari kita berjuang bersama-sama." Nita mengangguk.

Rohan mengecup bibir isterinya. "Tidurlah. Dokter bilang harus banyak istirahat."

Nita memejamkan matanya. Mengingat kandungannya yang semakin membesar, ia memiringkan tubuhnya menghadap Rohan. Rohan mengelus perut isterinya dan menciuminya penuh cinta.

***

Pagi ini Nita sudah terlihat lebih sehat. Walaupun masih merasa tidak nyaman di perutnya, tapi setidaknya ia sudah jauh lebih ceria.

Sikap manjanya kembali. Rohan dengan senang hati memanjakan bumil tercintanya. Nita bergelayut manja di lengan suaminya. Bagi Rohan tidak ada hal yang membahagiakan selain melihat isterinya kembali tersenyum dan ceria.

Jika kemarin Nita seolah enggan dekat dekat dengan suaminya, hari ini Nita justru enggan berpisah dengan suaminya.

"Bagaimana kondisi isteri dan anak saya dok?" tanya Rohan saat dokter kandungan visite.

"Baik Pak. Sangat baik. Kontraksi hebat yang semalam terjadi sudah tidak terjadi lagi. Isteri anda juga sudah jauh lebih segar daripada kemarin."

Rohan bernafas lega. Begitu juga dengan Nita.

"Syukurlah kalau begitu dok. Saya sudah khawatir kalau akan ada masalah pada kehamilan isteri saya."

"Semuanya aman Pak. Hari ini akan ada pemeriksaan ulang untuk melihat apakah masih ada kontraksi lanjutan atau tidak. Jika semuanya membaik, maka isteri anda bisa pulang hari ini."

COMPLICATED (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang