Prolog

20 6 0
                                    

Tidak ada yang paling memuakkan setiap pagi selain mendengar pertengkaran ibu dan ayahnya setiap hari. Keyra merasa muak, benar-benar muak sampai akhirnya hanya bisa diam dan memendam luka-lukanya sendiri.

Semenjak ayahnya menikah lagi dengan wanita lain, Keyra sering kali mendapati ibunya menangis setiap malam. Duduk di depan jendela kamar sambil menggenggam seikat tali di tangannya. Tentu saja hati anak mana yang tidak pilu melihat ibunya di campakkan begitu saja.

Ayahnya juga sering kali melakukan kekerasan. Bahkan Keyra sendiri pun tak jarang ikut menjadi sasaran. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang nyaman, kini tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Rumah baginya adalah petaka, yang setiap harinya hanya memberi goresan-goresan pada luka.

Sebagai anak tunggal dari pasangan Abiyan Hansa Widyawan dan Sera Pradiptia Wulan, Keyra Hansa Kaluna menjadi satu-satunya korban yang paling menderita. Harapan memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia hanya angan-angan semu dalam mimpinya.

Kini berkawan dengan pahitnya kehidupan membuat Keyra menjadi sosok gadis yang taguh dan tegar. Namun siapa sangka, tawa yang selama ini dia perlihatkan ternyata hanyalah topeng belakang untuk menyembunyikan semua duka-dukanya.

Tak ingin berlama-lama berada dalam situasi ini, Keyra segera melangkahkan kakinya pergi menuju kesekolah. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di SMA Bina Prasa karena setiap harinya Keyra akan berjalan kaki menuju ke sekolahnya.

Tak lama kemudian gerbang sekolah sudah terlihat di depan mata. Namun langkah Keyra terhenti karena melihat beberapa senior yang tengah berdiri menjaga pintu gerbang, termasuk salah satu senior yang sudah lama ia sukai.

Dia adalah Sakara Elian Madika, sang wakil ketua OSIS SMA Bina Prasa yang merupakan salah satu most wanted sekolah dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sakara sendiri adalah kapten basket SMANARA, juga salah satu anggota dari tujuh cowok tampan bernama HYDRA yang merupakan anak-anak populer di sekolah.

"Hei, kamu! Kenapa nggak langsung masuk? Mau berdiri di situ seharian," teriak salah satu anggota HYDRA yang bernama Hestama Adiyasa Safar. Cowok dengan senyuman manis yang memiliki sifat paling humoris di antara yang lain. Dia adalah ketua futsal SMANARA sekaligus salah satu cowok populer di SMA Bima Prasa.

Tanpa menjawab pertanyaan kakak kelasnya itu, dengan kikuk Keyra hanya bisa tersenyum kemudian berjalan lurus tanpa menoleh sedikitpun ke arah barisan most wanted sekolah yang tengah menatapnya dengan tatapan heran. Bahkan Hesta sendiri merasa takjub dengah tingkah laku gadis itu tak terkecuali keenam teman-temannya.

Keyra semakin melangkahkan kakinya dengan cepat, menyusuri koridor sekolah yang cukup panjang hingga tak lama kemudian dirinya sampai di depan pintu kelas. Mengabaikan tatapan heran teman-temannya, Keyra segera masuk dan duduk di bangku samping Namira Luna Alister, teman sebangku sekaligus sahabatnya.

Dengan tatapan heran, gadis itu pun bertanya. "Lo kenapa? Pagi-pagi udah ngos-ngosan aja," kata Nami heran.

"Gue tadi ... habis ketemu—"

"Ketemu siapa? Hantu?"

"Bukan. Astaga!"

"Makanya, ngomong yang jelas dong jangan setengah-setengah." kata Nami geregetan.

"Gimana gue mau jelasin kalau gue ngomong aja belum kelar tapi udah lo sela duluan." kesal Keyra tak habis pikir.

"Eh.. sorry! Lagian, lo sih jawabnya lama. Mana baru dateng udah ngos-ngosan. Emangnya lo habis lari marathon? Atau ketemu hantu di jalan," tebak Nami dengan tampang menyebalkan.

"Sembarangan lo kalau ngomong! Mana ada hantu pagi-pagi gini. Gue itu ngos-ngosan karena tadi di gerbang sekolah gue ketemu kak Saka sama temen-tememnya. Malu tau Nam, muka gue jelek banget pas bengong."

Trigger LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang