Dengan balutan pakaian kasual, sang gadis menunggu didepan stasiun. Sesekali memelintir tali slingbag yang ia kenakan. Kadang mengetuk-ngetuk bumi dengan gundah. Sudah lebih dari waktu yang dijanjikan, tapi teman temunya belum memunculkan Batang hidung. Di hubungi pun tidak ada respon.
Menghela napas, seolah dara yang paling berantusias dengan pertemuan ini.
"[Name]-chan, lama ya~"
Baru hendak membuka mulut guna mengkritik keterlambatan. Tapi ia dibuat bungkam oleh pesona sulung Haitani. Ia tahu, pemuda itu memang rupawan. Tapi siapa sangka akan semempesona ini bila rambutnya terurai begitu saja.
"Halo?" dengan santai ia melambaikan telapak tangan didepan wajah dara. "Kau terpesona padaku?"
"Ah itu, hanya kaget."
"Kenapa, aku lebih tampan kalau seperti ini?"
"Mungkin. Tapi aku lebih suka Haitani-san dengan rambut di kepang."
"Kenapa?"
"Unik. Juga, kau keren saat menghajar orang-orang itu."
Sesaat si jangkung terdiam. "Kalau begitu tunggu dulu disini."
"Eh, kau mau kemana lagi?!"
"Aku perlu ke toilet."
"Tunggu dulu! Haitani-san, aku lelah menunggu!"
"Jadi kau mau ikut masuk kedalam toilet?"
"...tidak."
"Tenang, tidak akan lama kok."
Begitu memang janjinya. Tapi, rupanya cukup memakan waktu lama. Tadinya [Name] ingin merajuk dan pulang saja. Namun niatnya luluh tat kala mendapati Ran kembali dengan gaya rambut kepangnya.
"Maaf ya. Sebentar kan."
"Tapi lama menurutku."
Tawanya begitu renyah mebaur bersama hiruk pikuk manusia di hari minggu. "Kalau begitu ayok, filmnya sebentar lagi mau mulai kan."
———
"Kau menangis?"
"Tidak."
"Lalu ini apa." Ibu jari mengusap jejak air mata dipipi [Name], begitu pelan. "Seka gunakan lengan bajumu. Aku bukan tipe orang yang suka membawa sapu tangan."
"Memangnya siapa yang tidak sedih melihat film tadi."
"Aku."
"Haitani-san tidak menyukai filmnya?"
"Aku suka. Tapi tidak menyentuh hatiku."
"Begitu."
"Memang apa yang membuatmu tersentuh?"
"Apa ya... Daripada scene kematian tokoh utama. Aku lebih tersentuh dengan hubungan tokoh utama dengan orang tuanya."
"Kenapa begitu?"
"Aku hanya memposisikan diriku menjadi si tokoh utama. Bagaimana dia disayang dan diutamakan oleh orang tuanya." Senyum yang begitu palsu juga pilu. "Aku ingin merasakannya."
"Hubunganmu dengan orangtuamu tidak baik?"
"Bisa dibilang begitu."
"Sama." Ran sedikit menunduk. Memamerkan senyum nan menawan. "Kita punya banyak kesamaan rupanya."
"Benarkah?"
"Ya. Aku dan orang tuaku tidak akur. Bahkan aku lebih sering menghabiskan waktu diluar ketimbang dirumah."
"Aku jadi tidak merasa sendiri."
"Senang sudah menemukan kawan senasib?"
"Ya." Kali ini kebahagiaan yang terlukis diatas lengkungan bibir. "Karena jadi target perundungan aku tidak punya teman untuk berbagi cerita. Senang bisa menceritakan ini pada Haitani-san."
"Kau tidak punya teman?"
"Menyedihkan ya."
"Lagi-lagi kita punya kesamaan."
"Haitani-san juga?!"
"Ya, aku banyak menghabiskan waktu dengan adikku."
Dara mengangguk paham. Pikirnya hanya ia sendiri yang mengalami hidup seperti itu. Rupanya tidak. Mungkin selain Ran pun masih banyak orang diluar sana yang mengalami hal yang serupa. Kasihan. Tapi [Name] merasa lega. "Hari ini apa Haitani-san punya rekomendasi tempat makan?"
"Aku? Tidak. Terserah kau saja. Kan kau yang mau traktir."
"Jangan begitu. Barangkali ada tempat Yang ingin Haitani-san kunjungi. Atau makanan yang ingin dicoba?"
"Tidak ada. Kau pilih saja sendiri."
"Tapi--"
"Kalau kau suka, aku juga suka. Karena kita sepertinya cocok."
—————
.
21 april 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Summertime ༺❘➸ Ran Haitani
Fanfiction╭┈──── Summertime◌ೄ◌ྀ ˊˎ ╰┈➤ ❝ Kita bertemu Dan berpisah pada musim panas Summertime ⓒ Flues Tokyo Revengersⓒ Ken Wakui Start : 9 april 2022 ╰┈➤ Finnish : 30 april 2022