Chapter. 1-First Meet

28 7 5
                                    

Pit pit-
Pit pit

06:45

  Anara mengucek matanya, lalu melihat jam bekernya. Jamnya sudah
mengamuk sejak 15 menit yang lalu
dan baru saja ia mematikan jam itu.

  Sadar bila ia tak bergerak juga ia akan telat, Anara langsung bergegas merapikan kamar, membuka gorden lalu berlari ke kamar mandi dan bersiap-siap.

   Sejak kedua orang tuanya sama sama dipindah tugaskan ke Bandung tiga hari yang lalu, ia suka telat bangun.
Hari pertama - 07:15 °huaaa telat bangettt
Hari kedua - 07:10 °sama aja bego
Hari ketiga - 07:00 °ga sempat makan, gabawa bekal, lupa bawa buku pr :(

   Itulah isi sticky note yang tertempel di madingnya.

   Agar kesalahan yang membuat magnya kambuh kemaren tak terulangi lagi, hari ini Anara telah menyiapkan bekal untuk dia makan pagi.

07:00

•Di pangkalan ojek

  Tak ada satu tukang ojek pun disana, bahkan ojek yang lalu lalang saja tak ada. Sudah 3 menit berlalu, Anara mulai panik.

  Jangka waktu yang di perlukan untuk ke sekolahnya adalah 10 menit, jika dia tak mendapatkan ojek juga dua menit lagi, dia bisa saja telat.

  Dari kejauhan, tampak seorang cowok dengan seragam yang sama dengan Anara sedang melajukan sebuah motor. Satu hal yang pasti, orang itu pasti ingin ke sekolahnya.

  Tiba tiba munculah ide pintar(baca: bodol) yang keluar dari otak Anara.
Motor itu mulai mendekat, Anara mulai meluncurkan aksinya.
"KAK! KAK!" Panggil Anara. Padahal ia tak tahu siapa yang ia panggil. Merasa tak terpanggil, motor itu lewat begitu saja didepan Anara.

  Anara yang mulai kehilangan urat malunya, langsung berinisiatif mengejar-ngejar motor itu.
"KAK!!! STOP DULU!!!"
Orang itu melihat kaca spionnya lalu memberhentikan laju motornya.

  Sambil ngos-ngosan, Anara telah sampai didekat motor itu. "Nebeng ya kak? Pleaseee banget kak, boleh ya boleh ya???" Minta Anara yang lebih terlihat seperti paksaan. Orang yang diatas motor itu hanya mengangguk kuadrat.

07:15

  Sebenarnya, saat ini mereka bisa saja telah sampai di sekolah, tapi...
"Tau apa kesalahannya?"
"Tau pak,"

  Alhasil, cowok itu kena ceramah panjang lebar dari pak polisi. Untungnya, mereka boleh pergi. Sedangkan motor cowok itu ditahan.

  Cowok itu lalu melepas helmnya untuk dititipkan pada pak polisi. Dan akhirnya... Anara tau siapa yang ada dibalik helm itu.

  Juara umum sains tingkat nasional yang terkenal suka tebar pesona dan punya beberapa mantan pacar yang ga kalah tenar sama seperti dia.

Kak Fano Agraven Zio - 12 IPA 1

•  •  •  🐤  •  •  •

Anara

  "Beneran? Lu harus minta maaf," ujar Olin setelah mendengar seluruh ceritaku tadi. "Caranya? Gimana? Gue mana berani ke kelas kakel,"
"Pake surat, tarok di kelasnya waktu lagi ga ada orang,"
"Langsung tulis maaf aja nih di kertasnya?"
"Ya iyalah trus mau tulis apa lagi?"
"Emm... Makasih."
"Yaudah sana tulis."

-jam istirahat-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-jam istirahat-

  Setelah membeli siomay, aku dan Olin duduk di salah satu bangku kantin.
"Jadi... Gue nunggu dulu nih sampai pulang?"
"Bentar... Biar gue cari solusi... Ah iya, abang gue sekelas kan ama Kak Fano?"
"Hmm... Abang lu kelas 12 IPA 1?"
"Ho'oh."
"Sekelas."
"Habis istirahat, abang gue penjas."
"Berarti gue bisa kesana?"
"Yap."
"Oghey."

-jam masuk-

  "Disini dijelaskan bahwa, apabila...bla...bla...bla..."
"Psssttt..." Panggil Olin, ia lalu mengacungkan jempolnya, yang berarti ini saatnya misi dimulai.

Step-1 : keluar dari kelas dengan izin pergi ke toilet
Step-2 : pergi ke kelas 12 IPA 1 tanpa ada yang sadar kalau toilet berlawanan arah dari arah yang ku tuju

Sudah dua langkah terjalani, dan saat ini kondisi jantungku tak stabil, hormon adrenalin ku menggebu gebu. Aku takut ketahuan.

  Perlahan, kubuka pintu kelas 12 IPA 1 itu. Tak ada siapapun. Aku bersegera mencari dimana tempat duduk Kak Fano. Setelah kurang lebih semenit tremor, akhirnya ketemu.

  Tapi sial, terdengar suara decitan pintu kelas sedang dibuka. Aku lansung bersembunyi dibawah meja Kak Fano.

'Tuk...tuk...tuk...'
Suara langkah sepatu mengeras menuju tempatku berada.

Tak lama kemudian, suara sepatu itu mulai menghilang dan terdengar suara pintu tertutup. Tanpa pikir panjang, aku keluar dari tempat persembunyianku.

"BA!"

  Kejut seseorang yang saat ini sedang berdiri bersandar di pintu. "Tadi nyusahin orang, sekarang jadi penyusup...nanti jadi...,"

"Ah bodo, sekarang dengerin aku," potongku mengabaikan ucapanya. "Awalnya aku mau ngasih surat permintaan maaf sama kakak, tapi aku ga berani ngasih langsung, makanya aku kesini."
"Jadi... aku mau bilang makasih karena udah bantuin aku, dan maaf, udah ngerepotin kakak." Setelah itu aku langsung mengalihkan pandanganku darinya.

  Dia mulai berjalan mendekatiku. Sampai jarak diantara kami hanya satu langkah kaki. Ia lalu bersender dipinggir mejanya.
"Yang salah siapa...? Yang kena ceramah ama polisi siapa..?" Ejeknya sambil mendongakkan kepalanya, menatapku intens dan menyilangkan tangannya.

"Makanya aku minta maaf!"
Pintu mulai berdecit terbuka lagi, aku kembali bersembunyi dibawah meja, sedangkan Kak Fano mengubah posisinya seperti tak terjadi apa-apa.

"Eh, Fano."
"Hmm..."
"Lagi ngapain?"
"Ngambil botol, lo?"

  Pintu ditutup. Suara langkah kaki terdengar mulai mendekat. "Fano... Gue pengen kita balikan."

'JDERRR!!!'
Suara petir. Diluar, hujan mulai turun. Dan saat ini, aku masih di kelas bodol ini. Aaaa... Aku mau balek ke kelasku ga mau dikelas ini...
"Sorry Zy, gue udah punya pacar."
"Siapa?"
"Ga urusan lo."
 
  Langkah kaki Kak Fano mulai menjauh, diikuti suara langkah seseorang yang mengejarnya.
"Fano!"

  Setelah kurasa aman, aku kembali ke kelas.

Pakboi emang _-

Antero FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang