Masih sepi cerita ini ya, tapi gpp aku berusaha untuk tetap update aja, siapa tau nantinya ada yang suka, dan makasih banyak buat yang nge vote kemarin aku sangat menghargai itu 🥰 ya udah langsung aja dibaca
.
Untuk kesehariannya memang anne selalu pulang pergi naik bis pada saat bekerja, tidak heran setelah mengunci pintu cafe dia harus berjalan terlebih dahulu untuk sampai ke halte menunggu bis menjemputnya.
Anne secara ekonomi memang sebenarnya tidak terlalu mampu, dia tidak punya motor bahkan sepeda untuk mengantarnya pulang pergi pada saat bekerja, akhirnya mau tidak mau dia sisakan uangnya hanya untuk biaya transportasi, belum juga biaya tempat kosnya, makan, dan kebutuhan lainnya.
ayahnya adalah seorang kuli disebuah desa sedangkan ibunya sudah tiada dari saat anne berusia belasan tahun, maka dari itu untuk membantu perekonomian dia merantau ke kota.
Anne juga putus kuliah karena terhalang oleh biaya, mau bagaimana lagi dia harus tetap melanjutkan hidup dengan ikut bekerja tanpa memperdulikan pendidikannya, dan disinilah dia sekarang dengan membawa dirinya yang sebatang kara di sebuah kota yang penghuninya lumayan padat dibandingkan didesa.
Balik ke rencana.....
Setelah anne sudah agak tidak terlihat badannya barulah mereka putar balik mobil hingga sampe didepan pintu depan cafe.
"Oke ayo turun cepat cepat" kata jennie dengan nada terburu burunya.
Sambil membuka pintu mobil dan celingak celinguk, takut takut ada yang melihat tingkah mencurigakan mereka.
Jennie yang berlari kecil duluan untuk sampai ke pintu depan cafe diikuti nayeon, jangan berpikir jennie tidak punya kunci pintunya walaupun yang sedang piket hari ini anne.
Dia sudah mempersiapkan rencana ini dengan matang, tentu saja waktu dia giliran piket, kunci cafe yang dia bawa, dia sengaja duplikat ke tukang kunci setempat, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk segera anne pergi dari pekerjaan ini, dia sudah muak setiap hari bersikap ramah pada anne padahal semuanya palsu.
"Kau yakin ini aman, aku tidak akan tertangkap juga kan gara gara rencanamu" bisik nayeon agak was was, sambil berjalan semakin masuk kedalam ruangan demi ruangan, ya mereka sudah berhasil masuk.
"Makanya awasi sekitar, kau aku ikutkan dalam rencana ini justru membuat semua ini tampak aman" bisik jennie juga sambil sedikit kesal pada nayeon.
Nayeon hanya diam, dia mengikuti perintah jennie hanya agar ini lebih cepat berakhir.
Mereka melanjutkan mengendap ngendap hingga sampailah diruangan atasan jennie.
"Ini pintunya, kita sudah sampai, sekarang kita harus memikirkan bagaimana cara membukanya" ucap jennie.
"Tunggu, kau tidak tau cara membukanya ?" Sahut nayeon cukup kesal, mereka sudah sampai sejauh ini dan sahabatnya ini tidak mempersiapkan cara membuka pintu bosnya, wah hebat haruskah nayeon bertepuk tangan sekarang.
Jennie mengabaikan pertanyaan nayeon dan malah sedang mencari sebuah benda tumpul yang rencananya akan dia hancurkan pintu bosnya dengan...... palu, ya tidak tau bagaimana palu itu bisa sampai disana, mungkin bekas tukang yang pernah memperbaiki sesuatu disini, sekarang tepuk tangan untuk ketajaman mata jennie.
"Woo wooo tunggu, mau kau gunakan apa palu itu?" Panik nayeon yang ngeri ketika jennie mulai mengangkat palunya tinggi tinggi.
"Kau pikir untuk apa, ya untuk menghancurkan pintu ini lah" kesal jennie karena dia sudah mengambil ancang ancang malah dibatalkan.
"Kau gila, pintu bosmu bisa rusak, dan bagaimana jika ada yang mendengar ha? Kamu tidak memikirkannya? Ini pasti akan sangat keras, pasti akan terdengar sampai luar, apalagi ini sudah ma......"
"Sssttttt berisik" sungguh nayeon banyak bicara, kalau begini terus kapan palu ini akan mulai menghancurkan pintu bosnya.
"Dengar nayeon, ini satu satunya cara, aku tidak tau cara mendapatkan kunci dari ruangan ini kau tau, aku tidak cukup pintar, ya silahkan kamu hujat aku semau kamu, tapi nanti oke jangan sekarang, biarkan aku bekerja, dan lebih baik kamu sekarang bantu temanmu ini mengawasi sekitar, jangan sampai orang lain masuk dan melihat apa yang kita lakukan, mengerti ?" Ucap jennie akhirnya panjang lebar, dia juga tidak mau disini terlalu lama, tapi sahabatnya ini malah memperlambat kinerjanya.
Nayeon masih menatap tak percaya jennie dengan palunya, yang bisa dia lakukan hanya menghembuskan napas dan menuruti kata jennie untuk berjaga saja.
"Baiklah lanjutkan maaf menunda" ucap nayeon pasrah.
Jennie hanya menggelengkan kepala dan dalam hitungan 1 .... 2 dia mulai mengangkat palu tinggi tinggi 3 .... 4 dan mulai mengayunkannya ke pintu.
BRAKKKK.
Sebenarnya bukan ke badan pintu tujuan jennie tapi ke gagang pintunya, tentu saja jennie tidak bodoh, jika ke badan pintu itu akan memakan waktu lama.
Dan dalam sekali pukulan gagang itu sudah rusak, bahkan sudah lepas dari pintunya.
Jennie pun tersenyum senang "tidak perlu pukulan dua kali ternyata" bangganya, entah gagangnya yang tidak kokoh atau jennie yang terlalu semangat.
Tanpa berlama lama jennie langsung masuk dan mencari keberadaan brankas bosnya.
Sebenarnya jennie sudah tau tata letaknya dia hanya perlu berjalan ke arahnya dan mengingat sandinya.
Jangan tanya, dia karyawan disini, dan sudah sering masuk ke ruangan bosnya, hanya untuk menerima teguran kalau dia salah, menjadi tempat untuk mengambil gaji juga dan blablabla lainnya, jennie hafal betul, apalagi dia bekerja lebih lama dari anne.
Tidak lama setelah beberapa detik menekan tombol digit dibrankas, brankasnya pun terbuka.
Jennie tersenyum bangga akan kemampuan otaknya yang bisa mengingat dan tentu saja bantuan mata tajamnya yang bisa melihat disaat saat bosnya sedang membuka brankas ini.
Tidak berlama lama jennie langsung melihat bagian dalamnya dan dia tidak sia sia, banyak uang segepok disana bertumpuk tumpuk, tanpa berlama lama dia ambil sebagian saja, dan memasukkan kedalam tas cepat cepat.
Setelah semuanya sudah, dia menuju kearah nayeon "baiklah sudah selesai waktunya kita pergi, ayo"
Nayeon kaget saat keberadaan jennie muncul, iya nayeon tadi tidak ikut melihat jennie, dia memilih berjalan jalan saja dimeja kasir dan meja pelanggan, karena adegan jennie tadi terlihat ngeri dia tidak mampu melihatnya, dia hanya mendengar suara pukulan jennie yang sangat keras tadi, dia hanya bisa memejamkan mata.
"Wahhh kau berhasil?" Ucap nayeon sambil mengikuti langkah jennie kedepan pintu.
"Seperti yang kau dengar nayeon" jawab jennie sambil mengunci kembali pintu cafe dan mulai memasuki mobil terburu buru.
"Berapa yang kau dapat ?" Tanya nayeon penasaran.
"Banyak, kau bisa lihat tasku" jawab jennie tidak ada rasa takut
Nayeon pun mulai mengambil tas jennie dan membukanya, kaget tentu saja
"Wahhhh kau ambil semua?"
"Tidak itu hanya sebagian, ini supaya menimbulkan kesan dicuri karyawannya sendiri bukan dirampok" jelas jennie.
"Ahh begitu" jawab nayeon sambil terus memandang takjub uang uang itu.
Jennie yang menyupir melirik nayeon sekilas dan tersenyum miring.
"Kau suka ? Kita akan party dengan uang itu setelahnya dan menunggu kabar baik besok pagi hahhahaha" ucap jennie dengan tawa jahatnya.
Jennie tidak pernah main main jika sudah menjadi tokoh antagonis, Sedangkan mobilnya sudah menjauh dari cafe itu dari tadi.
.
.
.
Selesai baca jan lupa pencet bintang ya!!! Biar aku jadinya juga rajin nerusinnya 🙃🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Mansitter
Fanfiction"Kenapa kamu lakukan ini, padahal kamu aku anggap adikku sendiri" ucap anne histeris sambil menangis hebat. "Hahahhahhaha, ssttt jangan nangis kak" BANTU VOTE BINTANG PLIJEU!!!