Bab 1 - Say Thank You For Your Self

14 2 0
                                    

Terkadang kita hanya membutuhkan ruang untuk menerima apa saja yang terjadi di kehidupan kita. Sebuah rasa yang menyakitkan, tentang kewarasan jiwa yang harusnya aku tenang menjalani kehidupan.

-menjadi dewasa-
13/4/2022
***

Jangan lupa untuk berterimakasih kepada dirimu sendiri. Sebab, bertahan hidup, bertahan agar jiwa tetap waras, bukanlah sesuatu yang mudah. Tidak jarang, air mata menitik sebagai pelengkap kebingunganmu tentang semua ini. Menganggap jika negeri fana ini sangat kejam, menghukummu tanpa kamu tahu apa salahmu.

Terkadang kita hanya membutuhkan ruang untuk menerima, garis takdir yang Tuhan siapkan. Bukan lagi mencela, maupun menghina atas segala sesuatu yang terjadi memang baiknya kamu coba hadapi. Barangkali saja, ini baik untukmu.

Dan jangan lupa, dirimu juga manusia, bukan robot. Beri dia apresiasi. Jangan menyiksa dan memaksa untuk sempurna. Karena tidak ada hasil yang terbaik dari sebuah pemaksaan. Dekap hangat tubuhmu. Mungkin saja, beberapa hari ini dia sudah jauh berjuang memerangi dunia. Sering kali terjungkal, merintih perih. Sebab hatinya kian merapuh. Sakit katamu. Tapi, tidak apa-apa. Dunia memang tempatnya sakit dan lelah. Nikmati saja.

Yakinlah satu hal, suatu saat kamu akan sembuh. Tak lagi berperang batin dan mental. Jiwamu akan waras, dan kamu akan menemukan jati dirimu kembali. Tahan sebentar ya, menangislah jika perlu. Tetapi jangan berlarut-larut karena Tuhan selalu ada di hatimu. Jangan merasa sendiri, buka matamu perlahan lihatlah, bukan kah dekapan hangat keluargamu selalu menantimu pulang? Ya, mereka menyayangimu, meskipun sosok yang kamu tunggu tak berada di sisimu.

Berat ya, menjadi anak perempuan pertama yang menanggung beban adik laki-lakimu? Belum lagi menjaga nama baik kedua orang tuamu yang kian berantakan. Aku tahu hatimu perih. Aku tahu ragamu penat. Otakmu sudah lambat bekerja. Penuh, terisi pikiran tentang kejadian-kejadian yang harusnya tidak terjadi.

Aku tahu, sering kali kamu menyerah. Tapi tuntutan alam menyuruhmu tetap berjuang. Tidak heran jika keadaan mood mu sering tak karuan. Mungkin bagi sebagian orang yang tidak mengerti keadaanmu, menganggap jika kamu adalah wanita yang menyusahkan. Sebab, keadaan hati yang cepat berubah. Tetapi aku yakin, itu bukan kehendakmu. Hanya saja, memang situasi yang menciptakan kekakuan hatimu itu tumbuh.

Kadang disaat lelah, kamu mencariku sebagai tempat bersandar. Kamu bercerita apapun yang kamu alami beberapa hari ini. Setelah puas bercerita, aku bebaskan kamu melakukan apa yang kamu mau. Membeli makanan apa yang kamu suka, hingga pergi ke tempat yang kamu inginkan. Sering kali aku menatapmu. Kebahagian yang aku lihat dari bola matamu, terpancar saat bersamaku. Aku lega, melihat senyummu kembali merekah. Bahkan tawa riamu kembali renyah terdengar. Bukankah sebagai sahabat, sudah menjadi tugas sebagai pendengar yang baik untukmu?

Tetap belajar untuk berteman dengan hatimu sendiri, ya. Dengarkan apa yang dibutuhkan hati dan raga, bukan bisikan iblis yang mengiringi niatmu. Yakinlah, tidak ada manusia yang hidup selalu mengalami kesedihan. Jika pemikiranmu seperti itu maka, keimananmu yang mulai lemah, bukan garis takdir yang salah. Kamu hanya perlu tumbuh dan belajar bertahan dari sebuah situasi yang selalu berubah. Jangan lagi mendengarkan berisiknya orang yang tidak mengerti permasalahanmu. Mereka hanya berkicau, tanpa memikirkan perasaan dan kesehatan mental seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menjadi DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang