3. BJ!! || Ada yang Beda

2 3 1
                                    

Setelah kejadian bertemu dengan lelaki itu di Mushola kampus, teman-teman Jihan tak henti-hentinya membicarakan lelaki itu. Ratna dan Dinda berulang-ulang mengagumi lelaki itu. Tampan, rajin ibadah, auranya positif, dan lain sebagainya. Hal itu membuat Jihan sedikit risih.

Jihan tak memberi tahu mereka sama sekali bahwa lelaki itu adalah orang yang ia tabrak kemarin sore, karena jika Jihan beri tahu, pasti Ratna dan Dinda semakin menjadi-jadi lebaynya. Mereka akan bertanya ini itu yang membuat Jihan lelah dan enggan untuk menjawab, jika seandainya itu terjadi.

Kini Jihan duduk sendirian di perpustakaan, berbeda dengan sahabat-sahabatnya yang berbeda jurusan dengannya. Ia sedang mencari referensi untuk makalahnya. Di dalam perpustakaan itu tak banyak orang, hanya beberapa mahasiswa saja dan satu petugas. Bahkan masih bisa dihitung pakai jari.

Jihan membuka-buka buku yang sudah ia ambil; mencari bagian yang ia perlukan. Ketika sedang fokus dengan bukunya, tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang di hadapannya. Jihan masih fokus dan tidak memedulikan orang itu. Mungkin ia hanya duduk di seberang meja Jihan.

Namun, fokus Jihan terganggu. Orang yang ada di depannya ini menggerak-gerakkan kakinya, sehingga membuat meja perpustakaan itu bergetar. Dan itu membuat Jihan tak fokus membaca.

"Bisa diam gak, sih?" ucap Jihan sambil melihat ke arah orang yang ada di depannya.

Orang itu langsung menoleh, menyingkirkan buku yang ada di hadapannya. "Maaf," ucapnya.

Alangkah terkejutnya Jihan. Orang yang ada di depannya ini ternyata lelaki yang bertabrakan dengan dia. "Ya Tuhan, kenapa aku bertemu dengannya dimana pun aku berada?" batin Jihan.

Laki-laki itu tersenyum. "Buku yang kamu baca bagus, baca lagi." Usai mengatakannya, lelaki yang tak diketahui namanya itu membaca lagi bukunya, kembali ke aktifitas semula.

Jihan tertegun sejenak. Lelaki itu sangat mudah tersenyum dan meminta maaf. Sangat jarang rasanya ada laki-laki yang berani meminta maaf langsung dan merasa bersalah. Dan jarang juga laki-laki berpakaian seperti orang yang ada di hadapannya ini sekarang.

Baju gamis dengan jam hitam di tangannya, sudah menjadi ciri khas lelaki itu. Rasanya sangat tenang ketika melihatnya. Wajah putih dengan gaya rambut "Comma Hair", membuat dirinya semakin mempesona.

Tabpa disadari, Jihan ternyata sudah menatap lelaki itu dari tadi. Ia melupakan tujuannya tadi ke perpustakaan untuk apa gara-gara tak sengaja bertemu dengan lelaki itu lagi.

Dan entah mengapa, setiap Jihan bertemu dengan lelaki ini, rasanya ada yang berbeda. Tak seperti bertemu degan lelaki lainnya, kali ini jantung Jihan seperti mau lepas ketika bertemu lelaki itu. Rasanya seperti ada yang berbeda. Kalau bertemu lelaki itu, Jihan tak bisa berkata-kata. Ia hanya menikmati degup jantungnya yang memompa cepat.

"Hey?" Lamunan Jihan seketika terputus ketika mendengar suara sapaan lembut itu.

Jihan melihat ke arah sumber suara. Sapaan itu berasal dari lelaki di hadapannya. Lelaki itu melambaikan tangannya dengan senyuman tipis di bibirnya. "Hm?" ucap Jihan linglung.

"Kamu kok melamun?" tanya lelaki itu.

"Ah? A–itu, gue cuma mikirin makalah." Jihan gelagapan. Jihan takut ketahuan kalau ia sedang memperhatikan lelaki yang ada di hadapannya ini.

Lelaki itu terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Makanya, jangan dipikirin. Kerjain aja pelan-pelan, ntar juga selesai," ucapnya tenang.

Jujur, Jihan ingin menjerit sekarang. Suara lelaki itu lembut dan menenangkan. Jihan rasanya ingin menikah dengan laki-laki itu sekarang. Jihan berusaha tenang, meski di dalam hatinya seperti ada petasan yang tak berhenti meletus.

"Iya," balas Jihan sesingkat mungkin. Ia sudah tak sanggup berbicara banyak.

Laki-laki itu mengangguk dan membangkitkan dirinya dari tempat duduk. "Aku duluan, ya. Semangat buat makalahnya," kata lelaki itu sambil mengepal tangannya memberi semangat.

Jihan mengangguk dan membalasnya dengan senyuman tipis. "Makasih, ya."

Lelaki itu mengangguk sekali lagi dan pergi meninggalkan Jihan. Jihan menatap kepergian lelaki itu dengan tatapan sayu. Degup jantungnya masih tak beraturan.

"Ya Allah, kenapa ini?"

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bismillah Jodoh!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang