1

551 94 22
                                    

Park seoham nampak menarik koper miliknya, menembus riuhnya bandara yang padat akan manusia. Tubuh tegap, dengan pakaian rapih dan wajah tampan rupawan menarik perhatian banyak orang. Pria maupun wanita, rasanya akan dengan mudah jatuh bertekuk lutut dihadapan sang pilot. Seoham melepaskan topinya setelah ia menggeser pintu sebuah ruangan, ia masuk kedalam dimana teman temannya yang lain tengah duduk bersantai.

"Aneh, bandara jauh lebih ramai hari ini"

"Bukan aneh, tapi ada salah satu idol yang tengah naik daun akan pergi keluar negeri setelah rumor rumor buruk yang bermunculan dari sosial media"

Teman temanya kini terlihat melirik kearah seoham yang tengah duduk santai, dengan koran dan kopi ditangannya. In Seong yang melihat itu kemudian mendekat membuat seoham seketika menoleh dan menaikan satu alisnya.

"Tujuan penerbanganmu?"

"Paris, 13:20"

"Paris? Seoham, kau tahu seorang idol akan naik pesawatmu?"

"Tidak dan aku tidak peduli. Lagipula tidak ada untungnya"

Seoham kembali menyesap kopinya, ia juga terlihat melipat korannya dengan rapih dan kembali mengenakan topi miliknya. Ia menggenggam koper miliknya sambil bejalan kearah pintu dan menggesernya perlahan.

"Seoham, kau benar tidak kembali ke korea?"

Pemuda dengan tinggi badan 193 itu menoleh dan menatap wajah temannya yang nampak sangat serius itu. Seoham menghela nafasnya dan mengangguk sebagai jawaban.

"Aku menetap di paris selama masa liburanku"

"Hubungi aku jika terjadi sesuatu"

"Jangan cerewet, kau bukan ibuku"

Seoham menutup pintu ruangan itu, matanya menyipit ketika kilatan kilatan dari kamera milik paparazzi mengganggu pandangannya. Sorot mata tajamnya menatap seorang pemuda yang tengah di jaga ketat oleh beberapa pengawal, bahkan langkah para pengawal itu terkesan terburu buru. Sangat berbeda dengan pemuda dengan rambut coklat gelap yang nampak dengan santai melewati barisan paparazzi dengan kamera kamera besar.

"Jadi dia idol yang dimaksud itu?"

Seoham mendengus, bandara yang sudah penuh semakin menjadi sesak akibat kehadiran pemuda itu. Seoham kemudian segera mengalihkan pandangannya ketika mendengar namanya di panggil, beberapa rekan kerjanya dan pramugari nampak tersenyum kearahnya. Seoham membalas senyuman itu sekilas, sebelum akhirnya mereka berjalan bersama masuk untuk menyiapkan penerbangan menuju paris.

------

Jaechan nampak tengah duduk sambil memainkan ponselnya, ia nampak tidak peduli dengan cecaran pertanyaan dari wartawan dan bahkan kilatan cahaya yang dihasilkan dari kamera milik paparazzi yang jaraknya terbilang sangat dekat dengan dirinya.

" Jaechan, kita harus pindah ke tempat yang lebih sepi "

" Aku tidak mau "

Jaechan nampak memijat pelipisnya. Sejak munculnya berita berita itu, agensi dan bahkan dirinya tidak membuka suara. Rumor rumor tidak jelas mulai muncul dan menumpuk sebagai santapan lezat para pencari berita dan masyarakat, walaupun memang ada satu berita yang kenyataanya memang benar adanya. Jaechan sudah muak, dibuntuti oleh paparazi dan pengawalnya. Pemuda 21 tahun ini hanya ingin lari dan mencari ketenangan untuk dirinya sendiri. Jaechan kemudian melirik jam tangannya dan bangkit.

"Jaechan, kau mau kemana?"

"Kamar kecil, kau mau melihatku buang air!?"

Pengawalnya menggeleng, jaechan kemudian segera berjalan dengan cepat sementara para pengawalnya itu menjaga para wartawan dan paparazi yang hendak mengikutinya. Bilik pintu kamar mandi dibuka dan jaechan nampak duduk disana sambil menghela nafasnya.

"Sialan, aku harus kabur dari sini"

Tak lama ia keluar dari bilik kamar mandi itu, mata bulat itu menatap seorang pemuda yang baru saja masuk, pemuda dengan hoodie biru sederhana yang rasanya cukup pas untuk dikenakan olehnya. Jaechan kemudian mendekati pemuda itu, ia menepuk pundaknya perlahan.

"Hei, Aku butuh hoodie birumu, kau mau menukarnya?"

"Huh?"

Jaechan menghela nafas, ia kemudian mendekat dan berbisik pelan pada telinga pemuda yang rasanya jauh lebih muda darinya itu. Pergerakan mendadak Jaechan tentu membuat pemuda itu semakin kebingungan.

"Aku sebenarnya polisi dan aku harus menyamar dengan pakaian sederhana. Kau mau menukarnya? Ini merk gucci dan chanel, kau bisa menjualnya lagi"

Jaechan berusaha tersenyum ramah dan mata pemuda itu seketika melebar, hal itu langsung mendapat anggukan dari yang lebih muda. Mereka segera bertukar pakaian dan jaechan secara diam diam keluar dari kamar mandi dan kabur. Pesawatnya akan segera berangkat dalam 30 menit dan jaechan segera berlari menembus kerumunan.

------

Dengan kacamata dan masker yang menutupi wajahnya, pemuda park itu berhasil masuk kedalam pesawat, ia bahkan memberikan sedikit ancaman pada petugas untuk tidak memberitahukan keberadaannya. Jaechan kini terlihat duduk di dekat jendela sambil menutupi wajahnya, ia berusaha menghindari tatapan orang orang yang tentu saja akan langsung mengenali dirinya. Hal itu berlangsung sampai tiba saatnya pesawat lepas landas.

"Ladies and gentlemen, this is captain Park Seoham. Welcome to KNK airline, flight number 143, non-stop from Korea to Paris. The weather ahead is good and therefore, we should have smooth and uneventful flight. Now sit back, relax and enjoy the rest of the flight"

Jaechan memandang keluar jendela ketika akhirnya pesawat meninggalkan negara kelahirannya ini. Jaechan menutup matanya sejenak dan menghela nafas, setidaknya ia merasa sedikit lega. Walaupun ia harus melarikan diri demi ketenangannya.

"Semoga bajingan itu tidak mengubungi atau bahkan mencariku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE IS IN THE AIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang