3

6 2 0
                                    

Maura segera turun dari mobil. Kakinya terus melangkah mencari keberadaan maminya.
"Mami," teriak Maura berasa hidup didalam hutan, bebas berteriak.
Ia membuka pintu kamar Maminya yang kosong akan kehadiran maminya. Ia menyusuri dapur, disana juga nggak ada. Seisi rumah sudah ia cek, tapi samasekali tak menemukan maminya ada dimana.

"Mamii," teriaknya sekali lagi sembari turun dari tangga.

"Apa perlu gue pasang pengumuman disosmed?" Ucapnya menepuk jidatnya.

"Astaghfirullah, anak gadis kok teriak-teriak. Jadi ini hutan, atau rumah tapi isinya tarzan?" Ucap mami muncul dari kamarnya dengan mukena putih,

"Loh, sejak kapan mami ada dikamar?" Tanya maura gak yakin kalau mamanya punya kekuatan kayak Do min joon.

"Makanya kalau nyari tuh dilihat dulu, bukan langsung teriak-teriak." Mendengar ucapan maminya yang sedikit kesal. Maura cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kenapa?" Mami melipat mukenanya, dengan santai tanpa dosa, maura merebahkan dirinya diatas kasur maminya tanpa diminta.

"Nanti malam abang keluar sama Dita," ucap Maura memberi informasi penting untuk partnernya.

Maura siap memantik api pada sumbu kebencian mami. Dalam hitungan detik, Maura yakin, mami akan cosplay jadi petasan lebaran.

"Eh, gabisa dibiarin ini. Jam berapa? Biar mami siapin makan malam buat mereka. Mami tuh gak mau, abangmu diporotin habis-habisan sama Dita. Satu porsi makan Dita itu ratusan ribu. Mana mau, Dita diajak makan di warung bu Dino, cuman duapuluh ribu boleh ngambil apa aja. Selera makan Dita tuh restoran mahal. Mana satu porsinya tuh dikit banget." Maura tertawa, yakali mami bandingin resto bintang lima sama warungnya bu Dino.

"Mami udah bilang sama abangmu. Tapi abang tetep ngeyel pertahanin Dita. Jalan ninja mami cuma doa. Semoga abangmu lekas dikasih petunjuk. Dan semoga Dita dikasih hidayah biar luntur sifatnya yang boros. Nanti kalau kamu punya pacar, diusahain pinter me-manage Keuangan, waktu, sama prioritas.
Royal sebenernya gak begitu perlu sih. Kalau dia menempatkan kamu sebagai prioritas, dia bakalan royal ke kamu kok."

"Mami apaan sih, Maura tuh masih gak pengen kenal deket sama cowok," rengek Maura pada maminya.

"Yaudin, iya, mami mau masakin dulu. Biar abangmu gak ngeluarin biaya banyak."

Suasana rumah tiba-tiba menjadi geger saat kedatangan Abel sama Iyan yang teriak-teriak digendongan papi.
"Aunty, aunty, aunty," teriak Abel dan Iyan bersamaan.
Papi tuh emang punya magnet tersendiri yang bikin bocah-bocah pada nempel.

"Iyan, Abel. Jangan teriak-teriak dong. Itu Aunty ada dikamar," ujar mami setelah disalimi dua bergujul itu.

"Maaf ya tante oma," Iyan mengucapkannya dengan wajah imutnya.

"Kok bisa sama kamu pi?"

"Iya, aku tadi diproyek ketemu sama mbak Sana. Eh, anak-anaknya malah gak mau pulang sama mamanya, yaudah aku bawa aja hehehe," ujar Keenan mengusap rambut istri tercinta.

"Ooh, sana mandi dulu. Bau matreal."

"Namanya juga kontraktor mi. Baunya ya matreal. Emang kamu mau, kerjaan aku jadi kontraktor tapi bau nya parfum cewek?" Goda papi menowel pipi mami. Kemudian segera pergi meninggalkan istrinya.

MuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang