Prolog

117 20 2
                                    

"Dokja?"

Sebuah kerutan di dahi tercipta samar. Alis bekedut ringan. Diri merasa pendengaran menangkap seseorang menyebut namanya.

"Dokja?"

Lagi. Suara itu terdengar lirih dan amat lemah. Dia membuka mata secara paksa begitu menyadari bahwa hanya ada dua orang di ruangan yang dia tempati. Netra hitam sontak terbuka lebar dan melempar sorot tak percaya semi rindu. Tetesan air mata mulai membanjiri pipi setelah sebelumnya terbendung di sudut mata.

Sang pemilik nama lantas mengulurkan gelas berisi air putih, tangannya dengan perlahan dan telaten meminumkan cairan bening itu agar sosok yang memanggil namanya tak tersedak. Seulas senyum bahagia ia kembangkan di wajah tampan itu.

"Dok-"

"Terima kasih karena telah bangun dari tidurmu Hwa, terima kasih." Dia menyela diikuti ucapan terima kasih.

Gadis bersurai hitam panjang serupa diri turut mengulas sebuah senyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang