Suara burung terdengar sangat merdu terbang menembus hangatnya mentari pagi.hari ini adalah penobatan pangeran Biafez Al Naendra menjadi raja untuk menggantikan ayahandanya yang gugur di daerah perbatasan.
Riuh tepuk tangan menghiasi acara penobatan tersebut.saat perjamuan di mulai sang raja dari daerah timur tengah yang menyandang gelar sahabat sekutu dengan kerajaan Brafez bersuara dengan lantang."Aku raja dari Qoum.untuk menghormati sahabatku yaitu raja terdahulu Brafez.aku akan memberikan hadiah yang amat sangat berharga bagi kerajaanku,rakyatku dan diriku sendiri.akan aku berikan setelah acara ini selesai..kalau begitu mari mulai jamuanya."surakan dan tepuk tangan kembali terdengar.semua anggota kerajaan dan juga para sahabat dari raja Brafez terdahulu menikmati pesta tersebut.
Raja Brafez baru yang kini duduk di kursi kejayaan pun hanya memandang lurus tanya berkedip.sang ibunda yang menyandang status iburatupun menepuk tangannya pelan."putraku?jika kau lelah kau boleh undur diri dulu.biar ibumu ini yang mengurus semuanya."senyum hangatnya membuat raja ikut tersenyum."terima kasih ibunda,sampaikan maafku kepada semua orang."setelah melihat anggukan dari iburatu raja pun bergegas pergi.
Melangkah dengan langkah lebar dari lorong satu ke lorong lainya.raja Brafez melihat sekelebat bayangan yang asing baginya."what is that?"langkahnya ia putar untuk melihat langsung sosok itu,tanpa mengurangi kewaspadaan ia berjalan dengan santai dan mata tajamnya menembus sinar mentari yang terik.
"I know you are a woman.come out!"tegas sang raja.wanita di balik pilar pun meringkuk takut.raja yang tidak senang pun menghampiri dan menarik lenganya agak berdiri."where you come from?..kau dengar aku bicara?apa kau tuli?siapa yang menyuruhmu?dan apa yang kau gunakan ini?liontin?"deretan pertanyaan curiga keluar dari mulut raja yang hampir jarang bersuara.
Wanita itu hanya menunduk ketakutan.yang membuat raja hampir menamparnya jika tidak ada yang mencegahnya."Berhenti your highness.sebelumnya salam untukmu.maafkan pelayanku ini yang telah membuat anda kesal.saya janji ini tidak akan terulang."lemah lembut intonasi dari wanita yang mengaku majikan dari perempuan itu.
"Siapa kau?"dingin dan menusuk.
Raja menghampiri wanita yang berani menghentikanya itu.dilihatnya dari atas ke bawah.wanita itu memakai gaun panjang berwarna abu muda dengan krudung dan juga cadar yang di hiasi liontin dan permata yang sangat indah.
"Berhenti manatap seorang wanita yang bukan muhrim anda seperti itu your highness!"di bentak seperti itu sang raja hanya tersenyum miring."why? This is my kingdom.dan raja punya hak penuh atasnya.matamu sudah ku simpan dalam otakku.jadi waspadalah."seraya menyunggingkan smile devilnya ia berjalan membelakangi wanita itu.
Di ruang utama kerajaan yang hanya tersisa anggota kerajaan saja dan juga raja Qoum beserta rombongan wanita yang duduk seraya menunduk.raja Qoum berdiri dan menghampiri ibunda ratu"your majesty,di mana raja Brafez berada.saya akan memberikan hadiahnya malam ini."ibunda ratu tersenyum"jika memang hadiah maka berikan saja padaku akan ku sampaikan kepada raja nanti."tanpa di duga suara pintu terbuka dengan suara penjaga yang memberitahukan kedatangan raja.
"Your highness.."salam dari seisi ruangan.raja pun duduk di tempatnya.
"Apa yang ingin kau berikan,sehingga aku harus repot datang kesini malam ini."sarkas raja.sementara ibunda ratu mengelus tangan raja agar tenang.
"Maafkan kelancangan saya your highness..ini adalah hadiah yang akan saya berikan,yaitu putri dari kerajaan Qoum."sang putripun maju dan memberi salam.tanpa sengaja matanya menatap mata elang milik raja dan tentu di balas senyuman devil oleh raja.
"Dia akan jadi pelayanku?kau salah dengan kata hadiah..ini adalah anugrah untuku raja Qoum.akan ku jadikan dia istriku yang pertama."kata raja Brafez lantang.ia pun berdiri dan menghampiri putri tersebut tanpa memalingkan matanya dari mata indah putri itu."aku ingin pernikahan di adakan besok pagi.dan aku ingin malam ini putri menghabiskan waktu denganku..untuk saling kenal."putri yang mendengar itu memalingkan wajah dan meminta persetujuan ayahnya.raja Qoum pun mengangguk.
"Your highness,izinkan saya menemani anda malam ini."lembut ucapan putri itu.
Putri Zenaya Sofia.wanita berwawasan tinggi yang kini sedang berjalan beriringan dengan raja Brafez.
"Siapa namamu?"tanya sang raja.
"Zenaya Sofia your highness."balasnya tanpa menatap."aku ingin melihat seluruh wajahmu zena."langkah putri pun terhenti.kali ini menatap raja yang besok pagi menjadi suaminya."kita akan saling melihat dan menyentuh satu sama lain besok saat anda resmi jadi suami saya.untuk malam ini tidak bisa your highnes."tatapan mengangumi tak pernah lepas."aku akan menunggu.dan panggil aku Bian saat malam pertama kita."putri hanya menunduk malu mendengar perkataan raja.
"Your highness..saya ada satu permintaan.bolehkah saat nanti kita menikah hilangkan kata formal di kamus kita?"tanya putri dengan senyum di balik cadarnya."ya..tentu."balas raja."satu lagi,ini untuk anda your highness."putri mengeluarkan liontin yang sempat di lihat raja semasa di pegang pelayan putri itu."aku ingin kau memasangnya langsung besok."ucap raja dengan senyum devilnya.entah kenapa saat raja Bian tersenyum membuat putri seakan mabuk.Putri datang ke kediamannya seorang diri.berjalan menuju kolam pemandian yang di sediakan untuknya..melepas cadar dan krudungnya lalu pakaiannya secara perlahan dan berakhir dengan tububnya yang tanpa memakai sehelai benang pun..ia pun bercermin di air kolam ada beberapa bekas luka di bagian atas lengan kiriya..tepatnya luka tembak.tanpa pikir panjang ia pun mencelupkan diri ke kolam.
Dalam hening ia pun menarik nafas dalam."pria itu tidak memberiku waktu untuk pulih dulu..aku harus menutupnya saat tidur denganya."ia pun memejamkan mata."aku hanya ingin menjaganya dan juga keturunanya..tapi kenapa harus terluka begini ..aa sudahlah."Tanpa sadar ia terlelap di kolam dan karena pelayan setianyalah dia tidak sakit karena berendam semalaman di kolam di hari pengantinnya.
Fell the story...this from my dream at morning
KAMU SEDANG MEMBACA
King's Companion
Historical Fictionlangkah kaki yang berat menggema di ruangan itu,dan seorang wanita anggun nan cantik pun menoleh dan tersenyum ke sumber suara."your highness..terima kasih karena mengizinkanku ikut denganmu." langkah itu terhenti.terlihatlah sosok raja yang gagah...