The Road to Nowhere (2)

182 19 1
                                    

Sunghoon dan Sunoo berjalan dengan santai sambil saling menggenggam tangan yang sedikit diayunkan oleh Sunoo.

"Sunghoon, ketakutan terbesarku adalah Kehilangan. Kakakku sakit, ia mengalami hal-hal berat dihidupnya. Kakakku sering mengatakan bahwa ia tidak sanggup dan ingin mati. Aku tau sebenarnya ia sangat ingin bertahan untuk hidup, tapi keadaan memaksanya dan membuat semangatnya sia-sia.." ujar Sunoo sambil berjalan dan menggenggam tangan Sunghoon.

"Pasti kakakmu sangat menderita"

Sunoo mengangguk

"Kakakku sekarat, dan saat itu akulah yang menemaninya. Sampai dimana aku melihat dia perlahan meninggal.. Menjelang kematiannya, dia tiba-tiba membuka mulutnya dengan susah payah supaya mendapatkan oksigen"

Sunoo menghentikan langkahnya, diikuti oleh Sunghoon sambil melihat ke arah sang kekasih.

"Seperti ini.." Sunoo membuka mulut, menganga memperlihatkan kepada Sunghoon bagaimana sang kakak membuka mulut saat menjelang kematian.

Sunghoon lagi-lagi tersenyum, lalu ia mengarahkan jari telunjuknya ke depan mulut Sunoo yang terbuka.

Melihat itu, Sunoo mulai menjaili Sunghoon dengan pura-pura ingin menggigit jari telunjuk Sunghoon, yang sebenarnya sudah menjauh ketika ia mulai mendekat.

Mereka tertawa dan kembali melanjutkan perjalanan, tidak lupa kembali menautkan jari-jari satu sama lain.

"Dia meninggal dengan mulut terbuka, sejak saat itu salah satu ketakutanku adalah meninggal dengan mulut terbuka". Lanjut Sunoo

"Mengapa kamu membicarakan tentang kematian? Itu sangat menakutkan" ujar Sunghoon yang mulai merasa tidak nyaman dengan arah pembicaraan sang kekasih.

Mendengar hal itu Sunoo tersenyum sambil berkata, "Sunghoon.. Kamu lupa aku sudah mati"

Langkah Sunghoon terhenti saat mendengar ucapan Sunoo, ia sudah mengingat bahwa sang kekasih sudah meninggal seminggu yang lalu. Sunoo  mengambil nyawanya sendiri dan meninggalkan Sunghoon dengan rasa bersalah di dunia ini.

"Kamu.." Sunghoon mengingat semuanya, tiba-tiba saja kedua kakinya lemas dan terjatuh. Ia mulai terisak ketika mengingat bahwa Sunoo sudah tiada.

Melihat Sunghoon terjatuh dan mulai menangis, membuat Sunoo jongkok dan mengelus punggung Sunghoon.

"Mengapa menangis? Bahkan saat pemakamanku kamu gak nangis sama sekali. sangat menyebalkan"

"Benar.. Gak ada gunanya menangis. Kamu sudah gabisa kembali kepadaku lagi" ujar Sunghoon sambil berjalan tanpa menunggu Sunoo.

Sunoo yang tertinggal berlari mengejar Sunghoon, kemudian mengalungkan tangannya ke lengan Sunghoon, dan melanjutkan perjalanan mereka.

"Ayo jalan bareng lagi.."

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang