3

3.4K 256 12
                                    

Ricardo menatap lekat pada bocah kecil yang kini terbaring lemah di atas brankar rumah sakit,ia tidak sendiri di samping nya terdapat sang istri Aluna George Carvalho.

Sepasang suami istri itu menatap lekat ke arah Milo,masih tak percaya dengan kondisi Milo yang dokter Ardi jelaskan,separah itu kah Milo mendapatkan kekerasan dari sang ibu?.

Mereka berdua tak habis pikir, bahkan mereka yang di cap sebagai keluarga berdarah dingin saja tidak pernah mengangkat tangan pada keluarganya sendiri.

Tangan lembut Aluna mengusap pelan pipi chubby milik Milo,lembut. "Aku masih tak percaya dengan situasi sekarang"

Ricardo mengalihkan atensinya,mata tajam yang biasa ia tunjukkan kini hilang di gantikan dengan tatapan lembut juga hangat,ia tak membalas ucapan sang istri hanya usapan lembut ia berikan.

Milo remaja 14 tahun itu menggeliat tak nyaman,bibir merah ranumnya terus menggumam kata ampun dan takut bahkan setetes air mata jatuh di pelupuk nya.

"Mas baby kenapa mas"tanya Aluna panik ketika melihat Milo yang tertidur dengan gelisah

Ricardo mencoba menenangkan sang istri dengan mencoba memanggil dokter Ardi yang menjadi dokter pribadi Milo mulai sekarang.

Tak sampai satu menit dokter Ardi telah datang,ia dengan langsung memeriksa Milo dan mempersilahkan sepasang suami istri itu untuk menunggu di luar.

Di luar sana Ricardo tengah menenangkan sang istri yang terus menangis, keadaan Aluna cukup memprihatinkan karna mau bagaimana pun ia sudah menganggap anak manis itu sebagai anaknya sendiri.

Berbeda dengan kesedihan di luar sana,di dalam ruang dokter Ardi nampak tenang dengan menyilangkan kedua tangannya,netra coklat terangnya menatap ke arah remaja 14 tahun yang tengah asik mengemut permen buah tanpa melihat ke arah dokter Ardi.

"Jadi tuan muda rencana mu berjalan dengan lancar bukan"tanya dokter Ardi membuka suara setelah beberapa menit keterdiaman di antara keduanya.

Di sana Milo nampak mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun,ia terlalu asik dengan permen nya sendiri,seakan akan permen itu lebih berharga di bandingkan dokter Ardi.

"Lalu rencana selanjutnya,apa yang akan kau lakukan tuan muda"tanya Ardi dengan sedikit penasaran

Milo menggeleng ia membuang stick permen ke luar jendela lalu menatap ke arah dokter Ardi yang juga tengah menatap dirinya"tidak ada,kau tahu bukan niatku hanya untuk bermain?"

"Yah aku tahu,kalo begitu lanjut kan permainan mu,aku akan mengurus sisanya"ucap dokter Ardi dengan membenarkan posisi selimut Milo

"beristirahatlah dengan benar, agar lukamu cepat sembuh,kau tahu sendiri bukan manusia itu menerorku terus menerus karna ulah mu sendiri, bahkan handphone tidak berhenti berdering"lanjutnya setelah itu ia
pergi dari ruangan Milo meninggalkan remaja berusia 14 tahun yang kembali tertidur.

Di luar sana dokter Ardi kembali berhadapan dengan sepasang suami istri yang menunggu jawaban darinya,ia menghela nafas sejenak, pikirannya menerawang ucapan remaja yang baru saja ia temui

Tenang ini bukan saatnya untuk mengeluarkan emosi mu Ar,batinnya menyemangati dirinya sendiri

"Tuan dan nyonya mari ke ruangan saya,akan saya jelaskan bagaimana keadaan tuan muda kecil di sana"

Aluna dan Richardo mengangguk, sepasang suami istri itmengikutiqti dokter Ardi dari belakang,ketiganya berjalan menuju ruangan dokter Ardi yang berada di lantai 3,mereka harus turun karna ruangan yang Milo tempati berada di lantai 5.

"Tuan sesuai diagnosa saya,tuan muda kecil mengalami trauma,
namun tuan bisa tenang trauma tuan muda kecil masih dalam tahap ringan,jangan biarkan tuan muda melihat atau mengalami kekerasan karna itu akan memicu traumanya sendiri bahkan berakibat fatal"

"Lalu kondisi tuan muda sendiri cukup buruk, mengingat banyak sekali luka lebam di dalam tubuhnya juga penyakit kelainan jantung yang membuat kondisi tubuhnya lemah, saya akan memberikan resep dan mengecekan untuk tuan muda sekiranya sebulan sekali"jelas panjang lebar dokter Ardi dengan memberikan sebuah dokumen yang memperlihatkan kondisi Milo.

Ricardo maupun Aluna mereka hanya terdiam,meski keduanya telah mengetahui keadaan Milo namun mereka tak pernah menyangka jika keadaan nya separah ini

"Maafkan Mammy yang terlambat menyelamatkan mu baby"gumam Aluna yang masih terdengar oleh 2 pria, Ricardo dan juga dokter Ardi

The baby boys ManipulativeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang