3. Arangga

31 6 1
                                    

Harap disarankan untuk baca ulang, karena dipastikan lupa alur. Sekian💅

Happy reading 🖤
.
.
.

Hari sudah mulai siang, Resya dan Reza sekarang otw ke kantor polisi untuk menjenguk adiknya Resya. Arangga Stevano namanya.

Sebenarnya Resya tidak enak hati kepada Reza yang notabenya sepertinya orang berada, dan harus menaiki angkot jika ingin bepergian kesana kesini.

setelah 30 menit menempuh jarak, Resya dan Reza pun sampai di kantor polisi.

"Ada yang bisa di bantu?" Tanya Pak polisi.

"Ya, saya ingin menjenguk adik saya yang bernama Arangga Stevano pak" Ucap Via sopan.

"Baiklah, Anda tinggal langsung ke ruang tunggu. Nanti saya akan mengantarkan saudara Arangga ke sana"

"Baik, Terima kasih"

Lalu Resya menarik tangan Reza kearah tempat penjengukkan yang dihalangi oleh kaca.

"Kepada saudara Rangga, ada yang ingin bertemu dengan anda" Ucap pak polisi di luar sel.

Rangga menatapnya dan hanya mengangguk datar tanpa ekspresi.

Rangga mengikuti instruksi di bawa ke ruangan jenguk yang dibatasi oleh kaca di sekelilingnya.

Setelah sampai, Rangga diam membeku melihat salah satu objek. Di sana ada kakak satu-satunya, keluarga yang paling berharganya, kakak tersayangnya yang selalu ada untuknya setiap saat.

"Rangga" Gumam Resya dengan pupil yang bergetar.

Rangga tersadar dari keterpakuannya, lalu dia duduk di kursi yang berhadapan dengan sang kakak.

Perlahan-lahan Resya menyatukan tangannya di kaca pembatas, seolah-olah dirinya sedang memegang wajah tampan adiknya itu.

"Hey ini kakak, kakak balik lagi" Ucap Resya.

"Kakak" Gumam Rangga datar, tapi dalam ucapan datarnya itu terdapat kerinduan.

Perlahan Rangga ikut menyatukan telapak tangannya dengan Resya seolah-olah mereka sedang berpegangan tangan.

Resya tersenyum menatap itu. Dan Rangga hanya menatap lurus kedepan.

Ya. Beginilah Rangga, akibat kejadian itu, dia tidak bisa lagi mengekspresikan perasaan dan emosinya sendiri.

Arangga. Adik kandung Resya yang lebih muda 1 tahun darinya. Si cowok tanpa emosi.

"Kangen kakak gak?" Tanya Resya.

Rangga mengangguk.

"Datar amat dek" Ucap Resya sambil terkekeh.

"Apa kabar?" Tanya Rangga.

"Baik. Kabar gue sangat baik."

Resya menunduk sebentar seraya mengerjap ngerjap kan matanya mengahalau air mata keluar.

Resya tersenyum manis, kembali menatap ke arah Rangga.

"Bentar lagi lo bebas, nanti kita bisa kumpul lagi! Yang sabar yaa anak bungsu ini" Gurau Resya menghibur Rangga.

Rangga kembali mengangguk sambil tersenyum tipis. Kakaknya ini selalu seperti ini, orang yang humoris dan ceria. Kesayangannya.

"Siapa?" Tanya Rangga dengan suara serak melirik ke arah Reza.

Oh ingatlah selama dipenjara Rangga tidak pernah berbicara. Kalaupun ditanya dia hanya menatapnya dingin. Maka dari itu Rangga pernah di juluki si bisu triplek.

Save Me Rezasya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang