Hallo, spam hadir disini ➡️
After revisi, jadi maaf kalau ada komen yang tidak sesuai.
===== HAPPY READING =====
-----------------------------------------------
Tepat di tanggal ini, SMPN 2 Nusabangsa kembali masuk dengan penerimaan didik baru, hari pertama masuk, setelah libur kenaikan kelas. Kelas 7 tidak dapat MPLS karena di terjang virus covid 19, yang artinya harus dilakukan secara offline, dan ini adalah hari pertama mereka menginjakkan kaki di sekolahan ini. Hari ini adalah hari senin, yang harus melaksanakan upacara wajib setiap hari senin, semua siswa-siswi sudah terlihat sigap mengikuti upacara ini, mulai dari berseragam rapih, tak lupa juga memakai topi sebagai pelengkap.
"Astaga, topi gue mana? Kok nggak ada," ucap seorang gadis berambut digerai sebahu. Dia meneliti keseluruhan, mencari topi itu berada.
Dia adalah Talancya Berrliona, gadis berwajah cantik, selalu menegakkan sikap mandiri dan optimis, mempunyai beberapa hobi dan bakat yang dimiliki. Walaupun termasuk terlahir di keluarga berada, dari dini hingga sekarang ini, Talancya sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ayahnya sibuk bekerja diluar negeri, dan ibunya yang sudah meninggal dunia akibat penyakit leukimia yang dideritanya sejak Talancya masih berumur 5 tahun.
Talancya menghentikan langkahnya. "Kayaknya jatuh," ucapnya diiringi badan berbalik, dan juga atensi menunduk masih berfikir. "Gue cari aja deh," lanjutnya.
BRUK!
"ADUH!" seru Talancya. Dia menabrak siswa laki-laki hingga membuat Talancya terjatuh, lututnya menyentuh tanah. Matanya masih memandang bawah, lalu beralih ke atas, memandang siswa laki-laki itu penuh kesal. "Sengaja, ya?" tanya Talancya semakin menaikkan nada bicaranya.
"Maaf, gue nggak sengaja," balas siswa laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya berarti membangkitkan Talancya dari jatuhnya. "Lupain, ayo berdiri," jawabnya justru membuat Talancya geram, matanya memanas, menatap kesal siswa laki-laki itu.
Dia adalah Regaska Brylangga, laki-laki dengan seribu kesempurnaan melekat di dirinya, paras yang indah, tutur kata yang lembut, rajin, berhati tulus, pandai mengerti cara memahami perempuan dengan baik, dan bekerja keras, demi menghidupi kedua adiknya. Pasalnya, kedua orang tuanya yang sudah meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Regaska dan kedua adiknya juga ikut insiden itu. Namun, Tuhan masih memberi kesempatan mereka bertiga untuk hidup. Tetapi, Regaska dibuat tidak yakin kedua orang tuanya benar-benar sudah meninggal, karena sering kali melihat bayangan yang mengatakan kedua orang tuanya masih hidup hingga sekarang.
Talancya menggeleng pelan. "Nggak perlu, gue bisa sendiri," ujar Talancya yang sudah berposisi berdiri, masih menatap sinis Regaska yang juga masih berdiri di sampingnya. "Apa lo bilang? Coba ulangi sekali lagi," imbuhnya menatap penuh menantang, matanya menerawang jauh, semakin mendekatkan wajahnya. Namun, bukannya Regaska takut, justru menurut Regaska itu lucu.
Regaska memutar bola matanya malas. "Nih," balas Regaska seraya menyerahkan sebuah topi. Talancya justru semakin kesal, amarahnya bertambah, mendengarnya Talancya sontak kaget. Tak sempat meluncurkan satu kalimat pun, Regaska sudah lebih dulu meninggalkan Talancya yang marahnya belum reda, yang tersisa hanyalah menatap punggung Regaska yang kian semakin menjauh, hampir tak terlihat oleh mata.
"Ini, kan emang topi gue? Kok bisa ada di dia?"
Kok gue malah jatuh cinta, ya, sama dia.