Be Wife Aktor

Teman bunda

"Aku sadar setiap masalah ada hikmah yang terkandung didalamnya"

Analisa

Hai.. aku Analisa asia putri gadis 23 tahun, berkulit putih dan tinggi seperti perempuan asia lainnya
Hari ini sudah 20 tahun Analisa tinggal dipanti asuhan "Rumah Bunda", sebenarnya Ana harus meninggalkan panti dan hidup mandiri namun bunda sang pemilik panti bersikeras agar Ana tidak meninggalkan panti asuhan sampai ana menikah, Alhamdulillah Ana bisa kuliah diuniversitas terbaik dikota ini dengan jurusan psikologis, berkat bantuan bunda dan para donatur,akhirnya kami bisa merasakan pendidikan seperti anak-anak diluar sana yang lebih beruntung

"Ana Alhamdulillah kita dapat donasi dari teman lama bunda, hari ini beliau akan datang kepanti,"

"Alhamdulillah bunda, Ana senang mendengarnya,"

Dipanti Asuhan Rumah bunda ada sekitar 46 anak diantaranya, 10 orang yang berusia 2-4 tahun, 25 orang yang berusia 5-15 tahun, dan 10 orang yang berusia 16-20 tahun, dan Ana yang berusia 23 tahun

DiRumah bunda ini ada sekitar 8 orang yang membantu bunda mengurus keperluan anak-anak, bagi bunda mereka adalah belahan jiwa bunda, Allah titipkan kepada bunda, walaupun bunda dan ayah tidak memiliki anak kandung sampai ayah harus berpulang keramahtullah 2 tahun yang lalu

"Bunda ana sudah mengurus keperluan sekolah adik-adik, mereka besok sudah mulai sekolah dan sudah Ana daftarkan,"

"Makasih banyak ya nak,sudah bantu bunda," Ana tersenyum sambil memegang tangan bunda

Siangnya di Rumah bunda kedatangan tamu yaitu teman lama bunda,mereka berpelukan seperti mengalirkan rasa rindu karena telah lama tidak bertemu

"Aini aku senang sekali bisa bertemu denganmu kembali," ujar wanita paruh baya dengan rambut yang diikat rapi

"Alhamdulillah Zai saya juga bersyukur bisa bertemu,terima kasih banyak untuk bantuannya,ternyata selama ini keluarga kamu yang banyak membantu,"

"Jangan sungkan," 

Aku menghidangkan minuman kepada bunda dan temannya

"Silahkan diminum ibuk,"ujarku dibalas anggukan dan senyuman

"Duduk dulu nak," pinta bunda

Aku duduk dan sekali-kali ikut tersenyum mendengarkan cerita zaman sekolah dua wanita anggun ini, hingga pertanyaan yang sangat aku hindari tepat menjurus padaku

"Gimana..Ana sudah menikah?," ujar ibu zaira,bunda tersenyum dan memegang lututku, aku hanya bisa tersenyum

"Hmm..anak ini sudah ada yang ingin serius, beberapa pemuda menemui saya untuk serius dengan Ana, ada yang dari kalangan atas dan sederhana juga ada, namun lagi dan lagi gadis ini menolak alasannya panti masih sangat menjadi prioritasnya, usia 23 tahun dan sudah hampir wisuda masih sulit didekatkan lelaki," jelas bunda sedikit tertawa dan menepuk-nepuk pelan lututku

"Terima kasih bunda sudah bantu ana menjawab,"ujarku dibalas dengan tawa mereka

"Bagaimana kalau kamu dengan Abidzar saja, anak ibu,"ujar ibu Zaira

"Aduh..maaf ibuk belum kepikiran soalnya,"

"Kaaan...kamu dengar,"ujar bunda kepada temannya

"Iya nggak apa-apa, tapi ibuk harap ana berkenan untuk kenalan dulu, ya kan ni,"ujar ibuk dibalas anggukan bunda

"Ya ampun dua sahabat ini kompak sekali,"dibalas tawa mereka

"Bunda ibu, Ana mau ke supermarket dulu ingin belanja bulanan, takutnya nanti kesorean,"balasku

"Mengalihkan pembicaraan ni anak,"ujar bunda

"Bukaan.. bunda," balasku tersenyum dan pamit kepada dua sahabat itu

"Hati-hati ya nak," dibalas anggukan ana

"Jangan lupa dipikirin ya na,"teriak zaira

"Ya ampun salah tingkah tu anak,"

"Tapi aku berharap ana mau,soalnya Abidzar sekarang susah diatur dan diingatkan kan Ni, dia udah asik dengan dunianya, sampai lupa pulang,"jelas ibu Zaira

"Saya mengenal Abidzar adalah pemuda yang baik,dan sepertinya sekarang dia juga sudah sangat sukses ra,"

"Alhamdulillah, bagaimana kita atur rencana pertemuan saja,"

"Jangan buru-buru,jika mereka jodoh insyaallah akan bertemu,"

.

.

.

Terima kasih banyak sudah membaca