Kemarin adalah hari yang melelahkan, Anna sampai di rumah jam 9 malam dimana ayahnya sudah pulang kerja.
"Kamu kemana aja? Ga ingat waktu kah?" Tanya ayahnya saat Anna baru memasuki rumah.
"Maaf, jalanan tadi macet banget" Anna berusaha tidak terlihat gugup didepan ayahnya.
"Supir di rumah buat apa ya? Berapa kali pak Harto jemput kamu disekolah tapi kamu selalu udah pulang duluan? Tapi kamu ga ada dirumah? Buat apa Sharon Annabeht?" Tanya ayahnya. Anna sungguh tidak bisa berbicara lagi saat ayahnya sudah memanggil dirinya dengan nama panjang.
"M-maaf" Cuma kata maaf yang Anna bisa ucapkan saat ini, sungguh suasana hatinya sedang kacau.
"Hah... Percuma ayah bilangin kamu terus. Pasti kamu belum makan kan? Ganti baju dulu baru makan terus istirahat dan selamat buat lulus SNMPTN nya" Kata ayahnya membuat Anna tidak percaya
"I-iya" Anna langsung buru buru ke kamarnya untuk menggantikan pakaiannya.
"Nar, liat kelakuan anakmu"
•••
"Hah..." Anna menghela nafas mengingat kejadian tadi malam, tadi pagi ia memutuskan di antara oleh supirnya sampai sekolah.
"Kenapa Na? Keliatannya Lo cape banget?" Tanya Liora sambil memakan Chiki nya didepan Anna.
"Gapapa" Jawab Anna.
"Btw nanti jadi kan ke mall nya?" Tanya Mona kepada Anna.
"Iya" Jawab Liora dan Anna berbarengan.
•••
Di mall mereka bertiga hanya keliling untuk mencari barang yang ingin dibeli.
Mona mengusulkan ide untuk membeli barang "Eh gimana kalau kita beli barang yang sama? Biar triple goals banget gitu" Jelas Mona.
"Boleh" Anna langsung mencari sesuatu barang dan matanya langsung tertuju kepada tas yang lucu, memikat matanya.
"Kalau ini gimana?" Tanya Anna sambil menunjukkan tas itu.
"Woah gila soft banget warnanya, gw warna pink ini deh" Mona langsung mengambil tas yang berwarna pink itu.
"Gila, pilihan lu bagus banget Na. Gw warna Lilac and white ini ya" Kata Liora.
"Oke, gw yang warna hitam ini" akhirnya mereka bertiga membayar tas itu lalu langsung ke food court untuk makan.
"Makan apa ya?" Liora bergumam, bingung ingin makan apa saat ini.
"Sama deh, gw kalau yang itu itu aja kaya males... Ada saran ga Na?" Tanya Mona ke Anna.
"Hmm? Gw juga ga tau lagi mau makan apa" Kata Anna membuat mereka bertiga terdiam bagaikan patung.
"Korean food? Japanese food? Chinese food? Thai food? Indonesian food? Mau apa?? Bingung" Kata Liora yang pusing.
"Korean food aja gimana?" Mona mengusulkan ide, daripada mereka semua tetap pusing memilih ingin makan apa.
"Boleh" Dan akhirnya mereka memilih restoran Korean food.
Mereka makan sambil berbincang bincang santai, membahas dari yang tidak penting sampai penting.
"Eh btw , kita kuliah kan pisah nih. Ayo seminggu sekali ketemuan?" Liora mengusulkan Masukan.
"Gw ayo aja sih" Kata Mona sambil melahap toppoki dengan lahap.
"Liat sikon aja" Jawab Anna, takutnya ada hal yang tidak terduga.
"Sip deh, nanti kabar kabar aja ya" Kata Liora dengan senang.
•••
Sekarang Anna sudah sampai rumah, seperti biasa dirinya langsung ke kamar untuk berdiam diri sampai ayahnya pulang kerumah.
"Non Sharon mau makan?" Tanya pembantunya di luar kamar.
"Ga usah mba, saya udah makan tadi" Jawab Anna dengan sopan.
"Baik non, kalau non mau sesuatu tinggal panggil saya saja ya"
"Hah..." Anna merebahkan dirinya ke sofa di kamarnya, sungguh banyak hal yang tidak terduga akhir akhir ini.
Anna memijat pangkal hidungnya Karena merasa pusing dan lelah, namun dirinya teringat sesuatu langsung keluar kamar dan meminta pak Harto mengantarkannya.
Setelah sampai di tempat yang Anna tuju, ia menyuruh supirnya untuk tetap di mobil sampai dirinya panggil untuk membantu.
"Pak Harto tolong bantu angkatin ya"
Anna sekarang berada di tempat jual khusus tanaman, ia merasa ingin bertanam tanam ria di kebun belakang rumahnya. Bahkan ia tidak hanya membeli beberapa bibit, Anna membeli pohon kecil yang tinggal di tanam... Sungguh sangat banyak tanaman yang ia beli.
"Makasih ya pak" Saat semua barang Anna sudah berada di mobil.
"Non yakin?" Tanya sang supir
"Yakin dong pak, biar ga bosen juga dan biar rumah kita sejuk" Kata Anna dengan senang.
"Ya sudah, nanti bapak sama mba bantu kamu bersih bersih dibelakang" Kata pak Harto senang.
"Terima kasih"
•••
Setelah sampai rumah, Anna langsung berkutat di halaman belakangnya sampai menjelang malam.
"Sharon!" Anna terkejut dengan panggilan kencang seperti ingin memarahi dirinya.
"Y-ya?" Anna langsung membalikkan badan, ternyata ayahnya. "Kenapa yah?" Tanya Anna.
"Astaga, kamu ngapain?" Ayahnya malah balik bertanya.
"Lagi nanam tanaman aja" Kata Anna.
"Ya sudah selesaikan, ada yang mau ayah bicarakan"
Anna yang bingung langsung membereskan sedikit lagi dan pergi ke kamarnya untuk mandi, baru turun kembali ke ruang utama.
"Kenapa yah?"
"Ayah harus pindah kerjaan, Kantor di daerah Semarang lagi ga baik. Rencananya rumah kita juga pindah" Kata sang ayah membuat Anna bingung. "Hah?" Anna kebingungan sampai tidak mengerti pembahasan sang ayah.
"Kita pindah ke Semarang." Jelas ayahnya.
"Ga bisa." Perkataan Anna yang singkat itu malah membuat ayahnya menjadi bingung.
"Kenapa?"
"Kuliahku gimana? Temen temenku disini gimana?" Tanya Anna kembali.
"Soal kuliah itu gampang, soal temanmu pasti juga di sana kamu dapat teman baru" kata ayahnya membuat Anna kesal.
"Ga, Anna ga bakal pindah." Jawab Anna tanpa ingin di bantah.
"Hah... Ayah sudah tau jawabanmu itu"
"Ya terus?"
"Ya udah kamu tetap di sini saja, gapapa. Tapi nanti Sekali kali kamu ke Semarang ya, ayah juga bisa ke sini sebulan sekali mungkin? Kamu disini jaga diri aja." Kata sang ayah membuat Anna terdiam. Kalau gitu kenapa ga dari tadi, pikir Anna kesal.
"Ck" Anna pergi begitu saja karena merasa kesal.
Dikamar ia memutuskan untuk belajar dan mendengarkan musik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Memories?
FanfictionSharon Annabeht, seorang perempuan yang mempunyai masa lalu tentang seseorang yang kelam. Akankah Sharon tetap melangkah? Atau makin tenggelam pada masa lalunya?