05 badmood

811 27 2
                                    


                   Happy yeorobun
                    -----------------------
Yang belum vote,commen dan folow jangan lupa ya,selamat membaca yeorobun

Setelah Jennie selesai kelasnya, Jennie menyuruh Xiumin untuk menjemputnya di Kampus. Tetapi, yang menjemput justru Limario, bukan yang ia harapkan. Awalnya, Jennie ingin menolak untuk pulang bersama Limario karena pria tua itu mengancamnya dan itu membuat Jennie takut.

"Yakk!! Ahjussi, kenapa kau menjemputku? Apa kau lupa bahwa Aku membencimu? Kau ini adalah seorang pria bajingan, licik, bermuka dua. Kau juga pembunuh Mommy!" Celetuk Jennie, Limario merasa hatinya terasa sakit karena tutur kata dari mulut wanita kecil ini.

"Sekarang turunkan Aku di sini. Aku tidak akan mau satu mobil bersama pria sepertimu." Lanjutnya menatap tajam ke arah pria tersebut.

"Jennie, jangan pernah kau menolak ajakanku. Jangan memanggil Ahjussi, karena Aku tidak pantas kau panggil seperti itu dan Aku bukan pria bajingan ataupun licik seperti yang kau ucapkan!" Nada bicara Limario sedikit mengeras. Hal itu membuat Jennie semakin takut dengan pria di depannya.

Jennie kini diam tidak bicara sama sekali. Limario membelokan mobilnya ke kiri. Jennie memandang sedikit karena heran, kenapa arahnya ke kiri bukannya rumah di sebelah kanan? Apa yang sedang pria tua itu rencakan sebenarnya?

"Kau mau membawaku kemana? Ini bukan arah pulang?" Jennie bertanya pada akhirnya.

"Mulai sekarang kau akan menjadi model di perusahaanku. Jadi, setelah kau kuliah kau tidak akan langsung pulang." Balas Limario.

Benarkah itu? Apa katanya? Jadi model di perusahaannya? Impian yang sejak kecil ia inginkan, namun setelah beranjak dewasa justru pernikahan yang dirinya capai. Dan, sekarang? Menjadi model? Bagaimana cara Jennie menangapi hal yang mengejutkan ini?

"Aku ... ingin pulang. Daddy pasti tidak akan mengizinkan jika Aku menjadi seorang model ataupun seorang idola."

Tentu saja, hal tersebut sangat membuat Jennie bahagia, walaupun dilingkupi rasa heran. Akan tetapi, jika di ingat-ingat kembali, Jennie tidak menjadi model karena keputusan Hae-In yang lebih memilih menikahkannya di banding mencapai keinginannya itu.

Limario sekilas melihat raut wajah istrinya yang tampak muram. Ia mengetahui apa impian gadis tersebut. Tentu saja, bagi Limario kebahagiaan Jennie adalah segalanya.

"Kau jangan sedih, Jen. Aku membawamu ke sini karena itu keinginan Daddy agar kau bekerja sebagai model terkenal nantinya. Aku sudah di beri izin untuk itu." Ujarnya kemudian.

"Astaga! Jennie. Kenapa kau memperlihatkan raut wajah sedihmu ini? Bahkan di depan orang yang kau benci!"

"Aish paboya!"

Limario bertanya, "Kenapa kau memukul wajahmu sendiri?" Dengan pandangan yang kemudian berfokus ke depan. Dan Jennie menjawab, "Tidak. Bukan urusanmu." Dengan nada yang hampir mirip orang sedang bergensi.

Walau bagaimapun, itu tak akan membuat kebenciannya kepada pria yang berusia 27 tahun lenyap hanya karena dirinya di tawari bekerja menjadi model di perusahaannya.

-
-

Sesampai di agensi, tangan Jennie di gandeng oleh Limario dengan erat. Mereka melangkah bersama-sama. Banyak orang memandangi hal itu. Namun Jennie menepiskannya sangat kasar. Itu membuat pria itu menatap tajam ke arah gadisnya.

Maksudnya, gadis milik orang lain yang kebetulan ia nikahi.

"Jennie, jika kau tidak mau di gandeng maka aku akan menyebar berita pernikahan kita di media"ancam limario dan jelas raut wajah Jennie menjadi ketakutan.

naughty wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang