pacar baru Ozy

18 0 0
                                    


"Naya!"

"Naya...!"

"woy anaknya bapak Yunus! nengok nggak lo!"

terpaksa langkah Naya terhenti saat benda plastik mengenai punggungnya. Naya berbalik sedetik kemudian mendengus pelan melihat ketiga sahabatnya berjalan cepat saling berlomba menuju tempat ia berdiri.

jitakan pelan dari ketiga sahabatnya ia dapatnya saat mereka sampai disana. Naya memasang ekspresi datar membuat mereka mengeryit bingung, ada apa dengan Si Naya hari ini guys?!

Gadis berbandana putih, Susan Maharani merangkul pundak Naya dan bertanya sembari melanjutkan langkah yang terhenti diikuti Sandrina dan Dewi lestari dibelakangnya.

"Lo kenapa?"

"mood gue dari semalam nggak mau bagus, udah gue sogok pake bakso kang Dirman masih aja kayak gini."

kepala Dewi muncul diantara space antara Naya dan Susan. menatap raut wajah Naya dan mata panda sahabatnya itu. "jangan bilang kalo kalian udah putus?" bisik Dewi tapi masih bisa di dengar oleh kedua sahabatnya yang lain.

Sandrina melirik Dewi sebelum melarikan tatapannya pada punggung Naya yang hari ini seperti akan terjatuh hanya dengan satu senggolan, sebagai sahabat dari SMP itu benar-benar menganggu pandangannya, mending melihat Naya cari masalah dengan adik kelas yang caper daripada melihat gadis itu seperti tidak pernah makan seabad.

mereka berbelok naik tangga menuju lantai 2 yang dihuni oleh semua Anak kelas 12 termasuk jurusan Naya, AP (Administrasi Perkantoran). SMK Cempaka memang menempatkan kelas 12 dilantai atas agar mereka lebih giat belajar dan jika ingin bolos ataupun terlambat akan berpikir dua kali karna penjagaan lantai bawah sangat ketat. tapi tidak berlaku untuk anak yang memang punya seribu akal bahkan kadang jika murid-murid yang ingin keluar merokok atau bolos dan para guru atau satpam patroli mereka akan nekat melompat dari sana lewat jendela, Naya dan ketiga sahabatnya salah satunya jika mereka sangat bosan disekolah.

mereka pun sampai di depan kelas baru ingin melangkah masuk teriakan dari ketua kelas 12 AP 1 membuat Naya dan ketiga temannya berhenti sejenak.

"Lo, lo pada kemana kemaren, hm!?" ketua kelasnya yang bernama Januar Rahardi berjalan mendekat sembari mengacungkan sapu lidi didepan keempat gadis itu.

Susan mendorong pelan lidi-lidi yang hampir mengenai seragamnya kemudian berdecak keras. "Eh, Januar! kalau seragam gue kotor tuh seragam lu bakal gue tandain pake jejak sepatu gue!"

Dewi mendengus keras. "lagian kemarin ada yang bilang kita bolos padahal kan cuman izin ke Wc, karna kita anak baik ya dikabulin aja, ya kan, girls?"

kedua gadis disampingnya menimpali kecuali Naya yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, ia hanya ingin masuk lalu tidur untuk beberapa jam kedepan kalau bukan ada pelajaran Bahasa inggris, satu-satunya mata pelajaran yang ia sukai, Naya mending di rumah.

"bisa nggak sih, Jan, Lo nggak berperasangka buruk dulu sama kita jangan mentang-mentang kita langganan BK lo jadi seenaknya gini sama kita. gue bakal cari orang yang bilang bolos sama Ibu Kartika kemarin dan kalau gue dapet orangnya-" Sandrina menatap tajam sekumpulan Siswi yang berkerumun di meja paling depan dekat pintu berjarak beberapa meter darinya, lucunya saat Sandrina mengatakan kalimat yang lumaya keras itu para teman kelasnya berhenti bergosip dan menatap kearah Sandrina. "gue bakal bikin lo malu!" reflek mereka semua membuang muka, para murid ambisius yang menganggap Naya, Susan, Dewi, dan Sandrina adalah benalu dari kelas 10.

"Minggir deh, Jan. sumpah gue nggak mood berantem sama lo, besok aja, ya." Naya mengambil langkah kekiri diikuti ketiga sahabatnya.

Januar mendengus pelan. sapu lidi ia turunkan, entah mengapa mood nya juga ikutan anjlok mendapati keempat gadis itu lagi-lagi tidak mendengarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Favorit BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang