03# Balkon.

70 7 0
                                    

Happy reading ❤️
Jangan lupa vote dan komennya yak!
Follow juga jangan lupa❤️

.
.

Malam kini larut, sudah tiga hari mereka tinggal di rumah milik ayah Farhan.

Saat ini Hana sedang duduk di balkon kamarnya, sembari memandangi bintang yang hanya ada beberapa dilangit.

Sedangkan Aera sudah berada di kamarnya sendiri setelah pembagian kamar dua hari yang lalu.

"Han!"

Suara seseorang mengejutkan dirinya yang sedang termenung. Kepalanya ia tolehkan mencari sosok pelaku.

Sesaat setelahnya Hana tersenyum kaku, mendapati Raksa lah yang memanggil dari balkon sebelahnya.

"Kau memanggilku? Ada apa, Sa?" Tanya Hana.

Kemudian laki-laki itu berjalan mendekat hingga diperbatasan balkon, ia berhenti sesaat seraya tersenyum.

"Aku ke sana, ya. Bolehkan?" Ucapnya dengan telunjuk yang mengarah pada Hana.

Permintaannya membuat Hana menaikkan sebelah alisnya tak mengerti, ke sana maksudnya ke mana?

"Sana? Di mana?" Hana kembali bertanya padanya.

Terlihat jika Raksa tertawa kecil karenanya.

"Ke sana, ke mana lagi kalau bukan ke kamarmu. Bolehkan? Aku kesepian dan ingin memiliki teman."

Hebat, ucapan Raksa kali ini berhasil membuat Hana membelalakkan matanya. Bahkan jantungnya semakin berdegup tak karuan, melihat Raksa sungguh memanjat pagar pembatas nya.

Kini, Raksa sudah berada di depannya dengan tersenyum manis.

"Terimakasih sudah mengizinkanku untuk bertamu di kamarmu."

Apa? Mengizinkan? Bahkan Hana belum menjawab permintaannya.

"Oh, ya, sama-sama," jawabnya dengan tersenyum kaku.

"Kau ini kenapa? Kita sudah tiga hari tinggal serumah. Kenapa perilaku mu masih saja canggung begini?"

Seketika Hana menggelengkan kepalanya pelan. "Maaf, apa aku terlihat tidak sopan? Jika iya aku sungguh minta maaf."

"Kau tidak bersalah, aku tau kau perempuan yang pemalu. Jadi sikapmu ini akan ku maklumi."

Kemudian Raksa menghadapkan badannya ke arah depan, dengan mata yang terpejam ia menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Dan pandangan itu tak lepas dari perhatian Hana. Dirinya diam tak berkutik sementara Raksa tak peduli.

"Kenapa kau diam? Takut dimarahi ayah?" Tanya Raksa yang masih dalam posisi yang sama.

Seketika Hana tersadar dan ikut menghadapkan badannya ke depan.

"Apa ayah tidak marah jika kau ke kamarku?"

Mendengar itu Raksa terkekeh dan membuka matanya, kemudian menghadap ke arah Hana dan berjalan selangkah.

"Bukankah kita ini saudara? Lalu kenapa kau takut ayah marah? Memangnya salah jika seorang kakak ingin melihat sebentar adiknya sebelum tidur?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dangerous Brother's  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang