Bagian tiga.| Anak?

27 11 1
                                    


06:48 Am, Kamis 21 April 2022.

Sentuhan terakhir, yaitu polesan liptint berwarna Cream itu sudah Rara poleskan dengan benar. Dia hanya memakai Perona pipi dan Liptint saja, tidak terlalu memakai make up yang menor lain nya.

Gadis itu meraih sebuah bingkai foto berukuran sedang yang ada di meja rias.

Foto itu adalah Rara, yang terlihat tersenyum kearah kamera, dengan kacamata tebal yang bertengger dihidung nya, tidak lupakan juga kuncir satu khas Rara, dan sambil menggendong se-ekor kucing anggora yang berbulu hitam dan putih campuran itu.

"Ternyata Rara suka Make kacamata tebel sama kuncir rambut satu. Berarti gue harus ngikutin gaya dia dong?" Monolog nya seorang diri.

Mau tidak mau, Rara harus memakai Kacamata tebal yang tergeletak rapih diatas meja rias itu.

Dia menatap dirinya sendiri dicermin. Terlihat pas. Lalu, dia menguncir rambut sepunggung nya menjadi kuncir satu.

Setelah merasa sudah rapih, Rara langsung bangkit dari duduknya dan tidak lupa juga ia mengambil tas berwarna hitam putih nya itu. Lalu ia menyampirkan nya dikedua pundaknya sendiri.

Setelah selesai memakai sepatu dan kaus kaki, Rara langsung beranjak dan melangkah keluar kamar.

••••••••

Rara turun dari Mobil Pajero berwarna hitam itu, lalu dia melambaikan tangan nya disertai senyum tipisnya.

"Belajar yang rajin. Oke? Jangan kecapean terus, kamu belum sembuh, Ra." Rara mengangguk sebagai jawaban.

"Iya. Abang tenang aja." Sahut Rara.

Lalu, tidak lama kemudian. Mobil Pajero hitam itu langsung melaju perlahan meninggalkan Rara seorang diri di depan gerbang SMA Tarunawijaya.

Rara membalik kan badan nya, untuk melihat Bangunan SMA itu. Terlihat banyak siswa siswi yang sedang melakukan kegiatan mereka masing-masing.

"Gede juga, lapangan nya aja luas banget." Monolog nya.

Rara langsung melangkah kan kakinya, untuk menuju tempat kelasnya berada.

'Kelas 11 Ipa 2. Oke oke! Gue harus cari tu kelas.' Batin nya.

Rara membaca setiap nama kelas yang dia lewati, sampai dia menemukan kelas yang dia cari.

Rara langsung memasuki kelas itu, yang masih sepi karena belum ada siswa yang datang dijam segini.

'Bangku paling belakang sebelah kiri deket jendela.' Batin nya kembali.

Melihat sebuah bangku disebelah pojok Kiri paling belakang dekat dengan jendela, Rara langsung menghampiri bangku itu dan menduduk kan dirinya disana.

Jika kalian bertanya-tanya kenapa bisa gadis itu mengetahui letak kelas dan tempat duduk Rara, jawaban nya Karena dia bertanya kepada Bima semalam.

Gadis itu mengeluarkan buku Diary milik Rara yang baru dia baca dilembaran ke-empat semalam. Lalu Rara membuka buku itu dengan hati-hati.

Dilembaran kelima, tulisan itu masih membahas tentang 'mereka' yang telah membuat Rara menjadi benci dengan yang namanya 'Sekolah'.

[Aku sangat membenci 'mereka', kata maaf tidak akan pantas untuk 'mereka' yang telah membuatku menjadi hancur seperti ini.]

Baru saja ingin membuka lembaran berikutnya, sudah ada Bima saja yang masuk kedalam kelas dan menghampiri Rara.

Cepat-cepat Rara menutup buku diary itu dan langsung ia masuk kan kedalam tas.

"Kamu belum sarapan kan? Nih, aku bawain kamu Susu Stroberry sama roti coklat kesukaan kamu." Bima menyodorkan satu botol susu Stroberry dan satu bungkus Roti coklat dihadapan Rara, Rara menerima nya dengan diiringi senyuman.

"Makasih, Bim." Bima mengangguk sebagai jawaban. Bima menduduk kan dirinya disebelah bangku Rara. Memperhatikan gadis itu melahap Roti yang dia beli tadi.

"Kamu kok tau aku belum sarapan?" Tanya Rara disela-sela makan Roti nya.

"Kamu kan emang jarang sarapan dirumah, Ra. Tiap hari jugakan aku bawain kamu susu sama roti kayak gini?" Rara tertegun sejenak, sebelum dia langsung tertawa garing untuk mencairkan suasana. "Oh iya, Aku lupa!" Ucap Rara disela-sela tawa garing nya.

"Kamu aneh semenjak bangun dari pingsan kamu dirumah sakit, Ra. Mulai dari kamu bilang gak kenal aku, bilang kamu bukan Rara lah, nanya kelas sama tempat duduk kamu dimana. Dan sekarang? Kamu lupa kalo tiap pagi, kewajiban aku itu ngasih kamu Roti Sama Susu." Rara menggelengkan kepala nya, berusaha untuk meyakinkan Bima.

"Bim--"

Kringggg!

Bel sekolah berbunyi nyaring. Bima langsung beranjak dari duduk nya, lalu dia berpamitan kepada Rara untuk kembali ke kelasnya.

"Aku ke kelas aku dulu, Ra." Pamitnya. Rara menggangguk.

"Iya."

Lalu, Bima sudah berjalan menjauh menuju kelas nya sendiri.

Semua siswa dan siswi sudah mulai menduduki bangku masing-masing.

Rara memijit pelipisnya. Pusing. Satu kata itu lah yang bisa mewakilkan keadaan gadis itu saat ini.

"Semoga Bima gak terlalu curiga sama gue!" Monolog nya seorang diri.

•••••••

"Heh!" Gebrakan meja yang dilakukan oleh seorang gadis dimeja milik Rara, membuat Rara yang tadinya sedang mencatat pelajaran terlonjak kaget.

"Oh...Cupu. Udah masuk sekolah lagi Lo?" awalnya Rara kebingungan, tetapi dia hanya mengangguk saja sebagai jawaban.

Gadis dengan make up menor itu, mendekat kan wajah nya ketelinga kanan Rara.

Lalu dia berbisik.

"Gimana anak Lo? Masih hidup atau udah....mati?" Rara merotasikan bola matanya, disaat gadis yang tidak ia kenali itu berbisik seperti itu tepat ditelinga nya.

Gadis yang bername tag 'Friska Diandra' itu, kembali menjauhkan kepala nya seperti semula. Lalu dia langsung pergi menuju bangkunya, tepat di barisan tengah paling depan.

'Anak? Apa Rara udah punya anak? Jangan jangan....'

Rara menggeleng kan kepala nya kuat, berusaha menepis semua firasat buruk dan pikiran buruk nya.

'Ini gak mungkin!'

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Anak? Emang nya Rara udah punya anak? Tunggu part selanjutnya kalo Lo semua mau tahu, Oke?

See you!

TRANSMIGRASI ALEA OR RARA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang