𝐁𝐚𝐛 𝟐

164 136 34
                                    

Hallo hallo

Baca pelan-pelan aja ya? Jangan diskip takutnya malah jadi nggak nyambung

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

Happy Reading

=============

Kaki jenjang Dinggara melangkah menuruni anak tangga rumahnya, sembari mengenakan jaket kulit berwarna hitam miliknya. sesuai janjinya dengan anak-anak aztercas yang lain, malam ini sudah menunjukan pukul 19.00 yang artinya sudah tepat dengan waktu yang dijanjikan. mereka akan melakukan sesuatu nanti. 

Namun seketika dinggara mebulatkan matanya kala melihat sosok gadis manis mengenakan piyama berwarna abu-abu membopong boneka kelinci mini berada di ambang pintu utama, sudah pasti itu aylin.

"Mau kemana?" Tanya aylin penasaran, melihat Dinggara yang seperti akan pergi, karena pakaiannya yang rapih, biasanya cowok itu kalau di rumah hanya mengenakan baju oblong dan celana pendek saja.

Tanpa sadar sudut bibir dinggara terangkat "Apel pacar," jawab Dinggara

"Gue ikut!" Pinta aylin, ia melempar boneka kelincinya kearah Dinggara

Dengan cekatan Dinggara menangkap boneka milik gadis itu "om Andra kemana?" Tanyanya, pasalnya kalau aylin kerumahnya malam-malam begini ayah gadis ini pasti tidak di rumah dan menyuruh putrinya untuk kerumah Dinggara.

"Ada urusan,"

"Ya udah, tungguin aja di rumah,gue cuma sebentar kok, ay." Perintah Dinggara

Rumah aylin dengan Dinggara memang tepat bersebelahan, dari kecil aylin sudah sangat suka menginap di rumah cowok itu. Begitu juga sebaliknya.

"Apel pacar? Gila sejak kapan Lo punya pacar, kok ada yang mau sama modelan kayak Lo, dingga?" Ucap aylin sedikit mengejek, ia tahu yang dinggara katakan adalah kebohongan, karena yang aylin tahu dinggara tidak pernah dekat dengan wanita lain sebelumnya.

Dinggara mendekati aylin "Sejak tadi." Jawabnya sembari mengulurkan boneka kelinci itu pada pemiliknya

Aylin menerimanya dengan kasar, lalu memicing tajam "iya, gue tungguin dirumah lo." Aylin mengangkat kakinya melewati dinggara, namun belum ada tiga langkah aylin kembali menghentikan langkahnya, karena pergelangan tangannya ditahan oleh dinggara.

"Kenapa?" Aylin menoleh

"Gue ada acara sama anak-anak aztercas," jelas Dinggara akhirnya. "Mau ikut?" Tawarnya

"Tapi, nggak boleh nyusahin gue," Lanjut dinggara lalu aylin mengangguk semangat

"Oke!! Ayo," girang aylin menarik tangan Dinggara

"Nggak ganti?" Tanya Dinggara, melihat tubuh aylin dari bawah sampai ujung kepala

Aylin mengikuti arah pandang dinggara "Lo tunggu depan rumah gue, tunggu 10 menit!" Ucap aylin berlari keluar rumah megah Dinggara, hal itu membuat Dinggara meringis, takut jika gadis itu terjatuh.

Yang katanya hanya 10menit, nyatanya sekarang sudah hampir 20menit, memang seperti itulah wanita kalau sudah berkutat dengan alat riasnya.

Dinggara menunggu di depan gerbang rumah aylin, duduk di atas kuda besi miliknya sembari memainkan ponsel, membiarkan angin malam yang sejuk menabrak tubuhnya.

"Udah," teriak aylin berlari kecil menghampiri Dinggara, gadis itu mengenakan Hoodie oversize biru muda dan celana jeans kulot, jangan lupakan tas selempang berbentuk kepala kelinci, rambut panjangnya yang di gerai indah, sungguh, gadis itu terlihat sangat manis sekarang.

𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀 𝐌𝐄𝐍𝐓𝐀𝐑𝐈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang