Dipecat

4 1 0
                                    

Rasa dan Rosa adalah dua orang putri kembar dengan wajah imut, putih, mata cokelat dengan bulu mata tebal nan lentik, hidung yang mungil ditambah dengan rambut hitam sebahu yang membuat penampilan mereka terlihat cantik. Sebagai anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tua menjadikan mereka harus bisa mandiri. Hidup seperti drama Indosiar yang tak luput dari air mata membuat keduanya tegar dan berusaha ikhlas menghadapi semua cobaan.

Hidup di desa sangat berbeda dengan kehidupan dikota. Kicauan burung dan asrinya lingkungan memberikan rasa ingin jalan-jalan dihati Rasa....

"Hmmm...hmmm...hmmm...."

Suara Rasa yang menirukan lagu salah penyanyi terkenal di Indonesia Melly Goeslaw memberikan kesan riang dan bahagia.
Namun langkahnya terhenti ketika melintasi TPU yang memang berada ditepi jalan perkampungan dan melihat seorang anak usia 12 tahun menangis dipusara yang diduga adalah pusara orang tuanya.
Rasa mendekati anak itu dan berupaya menenangkannya, hingga tanpa sengaja Rasa teringat kembali masa lalunya yang dapat dikatakan sangat miris.

"Yang sabar yah dek". saat itu Rasa dan Rosa telah berusia 17 tahun.
Sontak anak itu berkata,
"Kakak gk tau rasanya ditinggal orang yang kita sayang, kk cuma bisanya berkata tapi tidak tau rasanya duka"
Mendengar itu Rasa kembali menangis dan menceritakan hidupnya yang tidak jauh berbeda dengan sianak.

"Flashback On"

*Orang tua Rasa dan Rosa adalah dua sijoli yang menikah tanpa restu, tepatnya Kawin Lari. Atas dasar rasa cinta, keduanya bertekad untuk meninggalkan kampung halaman dan berjanji untuk sehidup semati apapun yang terjadi.
Kota Jakarta adalah pilihan orang tua Rasa dan Rosa. Karena suatu kondisi, Bonoarja dan Fatimah yang merupakan orang tua anak kembar itu menetap dikota metropolitan yang katanya kejam bak atasan ibu tiri...ehhh...tau kalimat inikan "udah kejam ibu tiri lebih kejam ibu kota" karena itu author bilang atasan ibu tiri, heheh

Hingga suatu kondisi mengakibatkan Bonoarja diPHK dari pekerjaannya.
Hidup yang awalnya cukup untuk hidup sehari-hari kini dilanda derita yang menjadikan mereka serba kekurangan.
Sejak saat itu Fatimah membantu suaminya mencari nafkah dengan menjual kue keliling sembari Bonoarja mencari pekerjaan baru. Tak berselang lama, Fatimah mulai sakit-sakitan yang mengakibatkan dia meninggal dunia. Hal ini menjadi duka dan cobaan yang semakin membuat keluarga kecil itu merana. Saat itu usia Rasa dan Rosa menginjak 16 tahun. Bonoarja yang seharusnya berdoa dan melakukan ritual kematian istrinya malah melakukan percobaan bunuh diri. Rasa dan Rosa yang melihat ayahnya telah tergantung pada tali yang tidak panjang itu menangis dan berteriak, hingga Bonoarja dilarikan ke rumah sakit. Namun apa daya, yang awalnya percobaan akhirnya menjadi kenyataan. Janji bodoh mereka terwujudkan yaitu sama-sama sehidup semati.....karena sudah tidak punya siapa-siapa, Rasa dan Rosa dikirim ke kampung oleh tetangga mereka yang juga mengenal keluarga Bonoarja*

Udah ahhhh cukup bahas matinya😥

"Flashback Off"

Akhirnya tangisan anak tadi mulai mereda, mereka sama-sama saling menguatkan dan berjanji untuk ikhlas dan melanjutkan hidupnya.
Ntah kenapa Rasa bangga bisa menenangkan anak yang senasib dengannya itu.

Tiba-tiba Rasa tersentak dan teringat rumah paman yang juga menjadi tempat tinggalnya itu.
Tinggal dengan adik ayahnya membuat Rasa dan Rosa harus lebih kuat untuk mengambil hati dan berusa menahan gejolak keinginan yang ada dalam hatinya. Om Ari adalah adik ayah, dia baik tapi Tante Rini istrinya om Ari itu looo dari awal udah galak dan JAHAT banggget, kyknya gk suka liat kami bahagia dikit ajee....

#eke gk suka sama sifatnya....tapi buat nambah-nambahin peran gk ppa tak masukin aja....

Ternyata benar, sesampainya di rumah tampak Rosa yang sedang mencuci pakaian dan Tante Rini yang mondar-mandir didapur.
"Hadewwuhhh kena omel deh gue" batin Rasa. Dan yaaa, tak lama kemudian terjadilah sepucuk perdebatan
Tante Rini : "Dari Mana aje lu ?"

Rasa : "Anu tan, keliling kampung sambil nyari angin seger"

Tante Rini: "Angin seger, angin seger Bapak luu, aye laper mau makan, lu cepetan masak Sono sebelum aye usir lu dari rumah aye, mau luu aye usir, HAH ?" Dengan nada gusarnya

Rasa: "Gk usah teriak-teriak juga kali Mak lampir, gua kan gk budeeekk" dengan nada pelan namun masih bisa didengar

Tante Rini: "Ngomong ape lu barusan, ngumpat aye lu yak? JAWAB"

Rasa: dengan nada lemah akhirnya Rasa mengalah, huuuffft yang waras ngalaahhh, sambil ngelus dada, rasa berkata "Mana berani tan, tantekan cantik, baik dan suka menabung, maafin Rasa yaa tan....gk bakal diulangi lagi deh. Yaudah Rasa masak yaa" menuju dapur dengan tampang malasnya.

Tiba-tiba om Ari datang "kenapa rame-rame, ada pembagian sembako?"

Tante Rini: "Pembagian sembako apaan, nih ponakan lu nyari masalah Mulu Ama aye...."

Om Ari: "Udah-udah berantem Mulu, besok Rasa siap-siap yee, om anterin ke sekolah baru"

Rasa: "Apa om? sekolah? serius? me apa? yeeeyyyy"

Tante Rini: "Sekolah, uang dari Mane luuu?"

Om Ari: "Udah, rumah mereka yang dijakarta tu dijual dan untuk biaya sekolah masih bisalaaah, tapi sayangnya biaya itu cuma bisa buat biaya sekolah satu orang, jadi Rosa yaa gk bisa sekolah."

Rasa: "Mendengar itu, Rasa yang awalnya bahagia kembali murung, dan sejak detik itu, ia mulai berfikir panjang terkait tawaran dari omnya itu."

Gaeessss, kalau ada masukan dari readers, author sangat menghargai yaaaa.
Selamat menunggu next episode, byeeeee😜

Happy Reading🥰🥰

Rasa Rosa untuk AxaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang