Sebelas

304 39 3
                                    

It's the day!

Jadwal sidang skripsi tinggal beberapa menit lagi, Tisha sudah bersiap di depan ruangan sidang dengan memegang draft skripsinya. Dia gak berhenti dzikir agar dimudahkan presentasinya. Beberapa temannya pun sama gugupnya, malah Adam yang duduk di sebelah Tisha gak nanya sama sekali dari awal dia duduk. Biar fokus, katanya.

Tiba giliran Tisha, sebelum masuk ruangan dia berdoa lumayan lama di depan pintu masuk. Bismillah,  semoga dimudahkan segala rupanya. Aamiin..

Dengan langkah pasti, Tisha masuk ke dalam ruangan yang sudah berisikan 3 dosen penguji. Dia mulai presentasi dengan sangat baik, dan tanya jawab dengan lancar.

"Kamu masih jadi asistennya Gemintang?" Tanya salah satu dosennya.
"Iya, masih, Pak." Jawab Tisha.
"Bisa undang Gemintang untuk jadi dosen tamu di kuliah umum, gak?" Tanyanya lagi.
Dua dosen yang lain sudah menutup sesi tanya jawabnya.
"Oh, bisa disesuaikan dengan jadwal dan materinya, Pak. Nanti kalau mau, saya follow up lagi." Jawab Tisha dengan raut wajah masih tegang.
"Okay, santai Tis, nilai kamu juga untuk sidang ini memuaskan, bener-bener belajar langsung dari narasumber ahli ya."

Alhamdulillah... Tisha keluar ruangan dengan muka sumringah. Tidak ada revisi gede-gedean, hanya perlu menambahkan beberapa teori yang berkaitan dengan isi skripsinya.

Tisha lalu duduk santai di depan ruangan. Sambil menunggu teman-teman lainnya selesai sidang, dia  mengecek handphonenya yang sengaja dia matikan dari pagi.

Dia mengabari ibunya ketika handphonenya nyala. Lalu mengecek ada whatsapp dari Gemintang atau ngga. Dan yang bikin kaget, ada salah satu whatsapp dari Galaksi.

Galaksi:
Udah beres sidangnya, tis?
(Galaksi send a picture)

"HAAAH?!" Tisha gak sadar kalau suaranya kenceng banget sampai-sampai semua orang di depan ruangan menengok ke arahnya.

Buru-buru Tisha telepon Galaksi.
"Halo, kamu di mana, Gal?"
"Di kantin. Udah beres sidangnya?"
"Kantin mana?"
"Mana, ya? Bentar bentar..."
Terdengar Galaksi bertanya ke orang lain perihal nama kantinnya.
"Kantin Cinta katanya."
Tisha tertawa.
"Ga ada yang namanya kantin cinta, Gaaaal. Kamu lagi makan apa?"
"Mie ayam. Kamu udah makan?"
"Belum... Tunggu bentar aku ke sana ya."
"Oke."

Lima menit kemudian, Tisha sudah menghampiri Galaksi di kantin yang dimaksud.

"Kok bisa ke sini, sih? Kamu ga kerja?" Tanya Tisha.
"Aku izin ngambil libur hari ini." Jawab Galaksi santai.
"Ada acara apa libur di hari kerja?"
"Ya ke sini."
"Hah?"
"Mau makan apa, Tis?"
Galaksi malah mengalihkan pembicaraan.
"Ngga, nanti aja abis yudisium."
Galaksi membuka tas ranselnya, mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Nih.."
Dia memberikan coklat kesukaan Tisha.
"Gal..." Panggil Tisha, dia masih speechless dengan kemunculan Galaksi di depannya.
"Hmm?" Galaksi lanjut makan mie ayamnya yang tinggal sedikit lagi.

"Ngga." Tisha hanya tersenyum.
Galaksi meliriknya, dia pun ikut tersenyum.

+

DilemmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang