'Hahaha, lihat deh, si buruk rupa terkena hukuman'
'udah langsung pecat aja, bos'
'Cih, menyedihkan sekali'
'Kumel'
'Vella! Gue udah bilang kan, kalau ada teman gue, lo gak perlu keluar kamar! malu-maluin tau gak!?'
Hinaan, umpatan, dan hal-hal yang menyakitkan seakan sudah menjadi makanan sehari-hari Vella Choi. Kenyang tidak, bikin mental down iya.
Terlahir dengan wajah seperti Vella sepertinya menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang pada zaman sekarang.
Terkadang Vella juga iri dan cemburu dengan mereka yang terlahir dengan wajah bak putri dan pangeran yang bisa mereka banggakan.
Pada saat terburuknya, Vella pulang ke rumah mamanya setelah dari luar untuk memenangkan diri. Bukannya pertanyaan dan perkataan yang halus dan menenangkan yang terlontar, melainkan,
*plakkk
Ah, iya juga sih. Setelah apa yang Vella lakukan mungkin seterusnya dia tidak akan pernah mendapat itu semua. Sebenarnya, sudah sedari Vella masih kecil(?)
"Kamu udah mulai berani ya nyakitin anak saya!?"
Apa katanya?
Vella menaikkan oktaf suaranya, "Vella juga anak mama!? Bukan cuma Rani doang, ma...", kemudian melirih di akhir.
"Saya tidak pernah anggap kamu ada! Lebih baik sekarang cepat pergi kamu dari rumah saya!?"
'Apa salah Vella, ma? Padahal Vella selalu sayang sama mama'
Flashback yang terjadi beberapa saat yang lalu,
Vella memasuki rumahnya dengan perasaan yang kacau. Dipecat dari kantor hanya karena masalah sepele itu sungguh memuakkan.
Pintu rumahnya tidak terkunci, Vella tadi lupa mengunci pintu karena terburu-buru berangkat ke kantor.
Vella bergegas membuka pintunya, ingin cepat-cepat mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang lelah. Namun, pemandangan yang tertangkap dengan jelas oleh netra Vella, membuat emosinya semakin tidak terkontrol. Ini bener-benar hari terburuk yang pernah dialaminya.
"Barra?"
"Oh! Hai saudariku!" Vella tidak menanggapi Rani, dan berjalan lurus menghampiri mereka--Rani&Barra--yang dengan beraninya bermesraan di rumahnya.
Dipikir ini tempat buat umum apa ya?
"Apa maksudnya ini semua!?"
"Ssssstt, tenang dulu, Vell. Gue mau kenalin lo sama tunangan gue" Ucap Rani sambil menggandeng lengan Barra dengan erat.
"Pergi" Emosi pada jiwa Vella semakin memuncak.
"Apa?" Rani berpura-pura tidak mendengar.
"PERGI DARI SINI!?"
"Eitss tidak bisa. Mungkin seharusnya lo yang pergi dari sini(?)" Rani mengangkat sertifikat beserta kunci rumah Vella.
"Rumah ini sekarang sudah berpindah ke tangan gue. Jadi, lo bisa pergi dari sini"
"Gak cukup ya lo udah rebut kekasih gue? Sekarang rumah gue juga? Cih"
Rani hanya menghendikkan bahunya acuh, "Gue bakal berhenti lakuin ini mungkin kalau sampai kebahagiaan lo udah hilang"
"Sebenci itu kah, lo sama gue?" Rani mengangguk sambil tersenyum remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN WORLD
Fantasy"Bangsa Astrozia keparat! Tidak akan 'ku sisakan dunia kalian barang sedikitpun". -7 in #orc🏅(April 28th, 2022) -7 in #shadow🏅 (May 1st, 2022)