Mengenal BDSM (1)

10K 43 4
                                    

Saya sudah tau BDSM sejak di SMA, bukan karena saya suka yang biru2 tapi karena ada pelajaran itu di sekolah (penyimpangan dalam HS).. Saat itu saya sudah yakin saya ini BDSM tapi saya singkirkan jauh2 karena saya saat itu merasa BDSM itu aneh, ga normal, dan berdosa.. Dan mungkin saya sudah nyaman dengan pacar saya saat itu, saya takut aja dianggap gila kalau saya bilang ke dia saya suka BDSM.

Saat saya kuliah, rasa penasaran itu sempat muncul lagi. Lagi single sih tapi saya masih takut dengan BDSM, yang paling utama takut mengakui saya mengidap BDSM dan satu lagi saya juga menekan sisi lesbian saya yang entah sejak kuliah mulai muncul padahal saya sudah pacaran sejak SMP dan semua mantan pacar saya cowo.. Saya cukup rohani saat itu untuk bisa menerima bahwa saya lesbian juga suka BDSM. Lesbiannya ga terlalu kuat saat itu, tapi keinginan untuk menyiksa makin kuat.

RETAKAN PERTAMA di dinding benteng moral saya. November 2015 saya sedang kerja tugas di kos teman saya kebetulan kelompok kami cewe semua, sengaja begitu karena dosen kami ga pakai otak kalau beri tugas, bisa sampai lewat jam malam kos tapi karena cewe semua ga masalah dong.. Tiba-tiba adik dari salah satu teman telepon, dia sakit. Si adik ini masih SMA, tapi dia kos karena ikut kakaknya ini. Selisih mereka tepat, adiknya masuk SMA dan kakaknya masuk universitas.

Percakapan mereka biasa aja layaknya kakak perempuan ke adiknya tapi begitu si kakak menawarkan kerokan dan adiknya mau, saya mulai penasaran. Saya lebih berusaha nguping tapi karena ruang tamu lagi sepi jadi mudah terdengar. Dari suaranya sih si adik ini cukup sopan dan kakaknya juga cantik jadi kemungkinan si adik juga handsome 👨😍😍😋🤣🤣

Setelah pulang ke kos, saya langsung stalking si adik. Cukup tampan juga, terlebih dia putih dan tinggi. Saya punya tiga adik tapi jelas tidak mungkin membayangkan adik sendiri. Pikiran aneh mulai muncul, saya bayangkan adik teman saya ini sedang dikerokin kadang saya bayangkan saya yang kerokin dia, tergantung mood yang mana saja bisa. Saya menikmati imajinasi saya ini cukup lama, hampir setahun mungkin. Tapi saya tidak berusaha secara aktif untuk berkomunikasi dengan dia, saya hanya sering like atau komentar di postingan si kakak terutama yang ada hubungannya dengan si adik..

Beberapa minggu pertama saya punya imajinasi itu, saya mulai aktif cari pacar juga. Tapi ga semudah di saat saya SMA dulu, di kampus ini cewe cantik dan modis banyak.. Juga kalau ada yang deketin saya, saat itu kurang pas aja. Rasa ingin menyiksa ala BDSM kembali timbul dan ditambah imajinasi saya tentang adik teman saya ini, akhirnya saya mulai menonton BDSM porn. Ini retakan kedua.

Ternyata makin lama makin tidak tahan juga saya. Jadi saya mulai mencari tau ada ga sih orang bdsm di Indonesia.. Dan ternyata ada. Mudah sekali menemukannya cukup ketik kata kunci BDSM di facebook, ada banyak post tentang BDSM. Saya masih pakai account asli, saat itu saya tidak tau ada trik buat fake account..

Singkat cerita saya suka dengan status2 yang dibuat oleh David, salah satu master BDSM terutama karena dia bilang dia psikolog dan hipnoterapis. Saya hubungi dia dan responnya sangat baik bahkan dia yang mengajari saya untuk tidak pakai account asli saya karena di dunia normal dan real saja banyak orang jahat apalagi di dunia maya ditambah berurusan dengan orang BDSM yang dekat dengan sex biasanya banyak orang aneh katanya.. Nasehatnya masih saya ingat dan untung saya hubungi dia, seandainya saya hubungi yang lain mungkin seram hasilnya. Oh ya account dia fake juga tapi sejak awal saya nyaman..

Dia kiblatnya lebih ke Western dan Japan. Dia kurang suka BDSM di Indo karena banyak yang mesum tadi juga menurut david lebih aman bagi saya karena ga mungkin dikenali.. Saya dikenalkan ke whiplr, semacam facebook tapi khusus komunitas BDSM. Poin plus dari David, dia tahu saya suka menyiksa dan dia juga suka menyiksa, dia mengarahkan saya langsung ke whiplr dan membantu saya mengenal apa itu mistress. Walau sempat sih saya merasa dia mencoba untuk menawarkan dirinya scene dengan saya sebagai master, tapi saya lihat dia tidak memaksa dan saya malah mulai suka dia karena hal itu..

Saya yang semakin paham bdsm, masih merasa saya orang BDSM yang freak.. BDSM sudah freak nih, fetish saya kayaknya freak juga.. DOUBLE FREAK dong.. Tapi saya ga bilang ke David tentang fetish saya yang freak ini sampai suatu hari saya jumpa langsung dengan dia. Saya ingat dia dulu bilang slave dia naked all day kalo scene juga kadang dihukum disuruh berlutut di bawah shower.. Langsung dong saya kepikiran masuk angin ga tuh, saya mulai menjurus bahas apa slavenya ga kedinginan dan masuk angin..

"Koko ngewajibin slave koko naked, AC dingin ga ko?? Ga masuk angin nih slavenya, ko? Nanti ga jadi ngescene malah kerokan. Hehe" Saya mulai bahas soal kerokan.

"Ya biarin aja.. Saya suka slave saya naked. Lihat bekas whip mark dan kemucing itu buat saya on." Jawab David, dia memang bilang fetish dia ngejambak dan whip seperti sabuk dan kemucing.

"Koko on waktu cambukin juga on lihat bekasnya? Bekasnya serem ga sih? Boleh saya lihat?" Tanyaku.

"Iya on. Saya suka juga lihat hasil karya saya di badan slave saya. Boleh kok kamu lihat tapi jangan digeser agar ga kelihatan wajahnya" Kata David.

David cerita2 tentang scenenya dan saya mendengarkan sambil lihat foto scene mereka dan yang membuat saya on adalah ternyata David ini sering kerokin slavenya. Ada beberapa video juga saya lihat seperti video kerokan tapi david ga mau putarkan awalnya katanya takut nanti ada wajahnya.

Setelah saya bujuk akhirnya david mau putarkan tapi dia cek dulu bagian mana yang ada wajahnya mana yang ga ada.. Dan seperti dugaan saya ini kerokan bdsm, slavenya kesakitan sampai minta ampun.. Karena di kafe, suara ga dikeraskan tapi saya bisa dengar slavenya bilang ampun daddy.. ampun dad.. Kebanyakan sih minta ampun, tapi ya ada yang diam saja..

"Asli masuk angin ya ko?? Gosong semua." Tanya saya pura2 tidak tau itu bdsm juga ga bahas adegan oral sexnya.

"Ya masuk angin sih. Si ini dan si ini malah yang minta, mereka suka. Kalau si ini dan si ini kurang suka tapi koko bujuk biar sembuh. Nurut kok mereka" Kata David.

Saya semakin tergelitik, ada yang suka. Saya tanya lagi: "Si ini dan si ini suka dikeroki gitu ko? Ga kesakitan ya?"

"Kesakitan lah cuma si ini dan si ini suka. Si ini kadang koko keroki juga kok walau ga masuk angin, yang ini misalnya." David tunjukkan video kerokan slavenya dan ada adegan si slave mohon2 minta dikeroki 😍😍😍 Bagus punggungnya, saya suka. Jiwa lesbian saya bangkit juga saat itu..

Entah bagaimana saya on dan saya sengaja bergumam wah koko jago kerokan, pas nih saya lagi masuk angin ada tukang kerok nih eh tapi kerokannya koko kerokan bdsm pasti sakit. Sesaat saya bilang begitu, David tersenyum dan menaruh tangannya di leher saya. Dia bertanya yakin mau nahan sakit kamu kan juga suka menyiksa? Sambil dia menggenggam rambut saya seakan kode mau menjambak.

Saya langsung gemetaran dan basah. Belum dijambak saja sudah basah. Saya coba setenang mungkin karena ini di kafe. Saya jawab yes daddy, silvia mau dikerokin daddy, silvia masuk angin. Saya senyum meniru ucapan si slave di video tadi. David menjambak rambut saya dan saya diminta mengulang perkataan saya. Sambil menahan sakit saya ulangi daddy tolong kerokin silvia, silvia masuk angin.. Lalu david minta saya peluk dia dan karena meja kafe ini menutupi kaki, kami sempat mini scene di sana, david mencubit paha saya dan saya disuruh menahan sakit sambil tetap peluk dia. Kalau saya ingat adegan ini, saya masih merinding 😅😍😍

Begitulah saya akhirnya saya bisa jadian dengan David. Tidak ada pernyataan resmi, juga David ga menertawakan fetish saya. Malam itu kami lanjut ke hotel karena saya harus mempertanggungjawabkan masuk angin saya tadi walau itu sebenarnya cuma pura-pura tapi David kira saya masuk angin betulan dan itu kerokan pertama saya setelah sekian tahun menolak dikerok 🙄🙄😥😥😥

My BDSM JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang