Prologue

8 2 0
                                    

   Menara itu tampak tak asing baginya. Warna putih yang mulai memudar dari bebatuan yang terkikis akibat hujan, aroma lembab yang tercium dari lantai dasar, tangga memutar yang di samping-sampingnya memiliki rak dengan buku buku koleksi milik seorang perempuan muda. Entah kenapa, Anna bisa membayangkan itu semua ketika dirinya berdiri di depan sebuah lukisan menara di depannya ini. Dirinya menatap lurus ke arah lukisan itu, tidak berkedip sedikitpun. Sampai salah seorang temannya seperti sadar bahwa pikiran Anna tak lagi di tempat itu, membuatnya sadar kembali.

"Ayo, gabung sama yang lain." temannya lalu menarik Anna menjauh dari lukisan itu.

"Ah, iya iya"

   Sebuah foto bisa di edit, sebuah ucapan dan janji lama mampu dilupakan. Namun kenangan tentang kehilangan akan selalu membekas di tempat tertentu dan mampu menyeruak kembali. Ia seperti akan menyerangmu di malam hari ketika kau hendak tidur pulas, atau ia akan menyerang ketika pikiranmu telah terisi dengan rasa ketidakpercayaan diri yang tinggi. Mampu untuk membuat seseorang kehilangan nyawanya. Itulah yang Anna rasakan ketika ia menatap menara itu. Rasa sakit dan kenangan pahit menyambar dirinya, membuatnya tidak bisa berhenti bergemetar takut.

Apa yang orang lain pikirkan ketika melihat Anna tadi? Mereka akan berpikir bahwa Anna hanya sangat kagum dengan lukisan tersebut. Setidaknya itulah yang orang lain akan katakan ketika melihat Anna. Tetapi, Anna justru bukan hanya melihat sebuah lukisan biasa. Ia menatap dirinya sendiri. Layaknya bercermin, namun refleksinya tampak sangat kacau.

Masa lalu tidak berubah, hanya berhenti ketika kau pergi dan melupakannya. Apa yang terjadi telah terjadi, kesalahanmu tidak akan berubah. 

My Past Life Is A WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang