semester baru

16 3 2
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Selamat membaca, ingat baca pakai mata kepala bukan mata kaki!!!!












hari pertama masuk sekolah disemester baru, tepat pukul 07:30 lapangan SMA Bina bangsa dipenuhi oleh para siswa dan siswi kebetulan hari ini, hari Senin dimulailah upacara pertama disemester baru

Mentari seorang gadis dengan rambut lebih sebahu berdiri diantara siswa dan siswi yang memakai seragam serentak putih abu abu tak lupa netra coklatnya bergerak kanan kiri mencari keberadaan Jiwa sang kakak kelas yang ia kagumi sejak pentas seni perpisahan angkatan kemaren,

sebulan full ia menahan rasa rindu untuk Jiwa akhirnya terbayarkan ketika melihat kakak kelas yang ia kagumi itu berlari kearah lapangan, Jiwa tak pernah absen dari yang namanya telat bahkan ketika hari pertama masuk sekolah sekalipun ia tetap terlambat seperti sekarang

Mentari meringis saat melihat Jiwa didorong kasar oleh salah satu guru kebagian siswa yang tak menaati peraturan lainnya, namun saat itu juga ketika netra mereka saling bertemu Mentari berusaha mengalihkan pandangannya bisa bisa pingsan mendadak

Mentari menghadap kebelakang, ia meminta bantuan kepada temannya Laras satu satunya orang yang mengetahui perasaanya terhadap Jiwa, agar bisa menenangkan jantung Mentari yang berpacu tiga kali lipat dari biasanya

Laras hanya bisa menghela napas ia cukup hapal dengan prilaku Mentari jika salah tingkah "udah sana fokus, hadap depan nanti kita dihukum"tukas Laras

Bukan Mentari orangnya jika mengiyakan perintah Laras, hatinya benar benar kacau jika menghadap depan yang otomatis matanya tak bisa berpaling dari Jiwa

"bulol"desis Laras yang memegang bahu Mentari memperbaiki posisi Mentari nanti ketika ada guru yang lihat bisa bahaya, bisa bisa mereka berdua juga ikutan kena hukum seperti Jiwa

"Gue rela kok dihukum Ras, demi dekatan dengan kak Jiwa"celetuk Mentari yang pasti mendapat tatapan prihatin dari Laras

"Sakit ni anak, bucin boleh tolol jangan"sarkas teman akrab Mentari itu.

Mentari hanya cengingiran tanpa ia sadari, mata seorang guru sedang memicing kearahnya dan Laras seakan akan detik itu juga akan memberi pembelajaran kepada mereka berdua

Dughhh, Dughhh

Mentari dan Laras meringis ketika sesuatu benda mengenai kepala mereka berdua, "kalian baru pertama kali upacara sudah berbuat ulah saja"tegas Pak Murdis "Sana kalian ke barisan depan"

"Astaga bapak, panas pak disana"protes Laras

"Salah siapa kayak cacing kepanasan disini"

"Bukan saya pak tapi, Mentari dia aja yang dihukum" ini yang kedua kalinya Laras protes

Kak JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang