3

1.7K 16 1
                                    

Hinata bergidik ngeri mendengar suara besar A, tubuhnya masih lemas, kesadarannya masih diambang batas.
Hinata yang masih tak berdaya saat ini kondisiny terpojokkan, berbeda dengan Harapannya tadi, kali ini Hinata berharap agar suaminya cepat pulang dan menolongnya dan monster dihadapannya ini

"Kau berani melawanku? Kau bisa apa dengan tubuh tak berdayamu ini?" A terus melangkah mendekat ke Hinata

"Kau sudah membuang calon anak kita, harusnya mereka bisa bersarang dirahimmu dan tumbuh menjadi janin, aku sudah berbaik hati bersedia memberikanmu anak disaat suamimu itu tak bisa. Khe pria macam apa dia"

"Diam! J..jangan merendahkan N..Naruto-Kun. Dia tidak brengsek seeprti mu" Hinata berucap lemah, gairahnya masih tinggi tapi ia tidak mau kalah dari pria dihadapannya ini

"A..aku tidak tahu apa yang terjadi, atau apa yang kau masukkan dalam makananku" Hinata berusaha menarik nafas sejenak untuk mengembalikan kesadarannya seutuhnya

"Aku akan melaporkan hal ini pada Naruto dan juga polisi bahwa kau telah melecehkanku" lanjut Hinata berusaha menekan gairahnya saat ini

"HAHAHAHA wanita tak berdaya sok jual mahal, lihat ini, aku punya bukti disini bahwa kau yang memintaku untuk dipuaskan" dengan senyuman licik A berucap dengan menunjukkan kamera kecil disudut meja rias Hinata

"T..tidak mungkinhh.." Hinata melotot melihat kamera tersebut, jantungnya berdegup kencang, ingatannya mengulang kejadian beberapa waktu lalu dan benar saja Hinata menemukan rekaman ingatan atas ucapannya itu

Hinata menangis, lagi-lagi ia benci situasi ini, ia tidak sadar, ia dibawah pengaruh obat. Seharusnya bukti rekaman pun tidak akan bisa menang

"Fufufu.. lihat, untuk bangun saja kau tidak berdaya, sayang. Jangan coba-coba melawanku. Aku tahu gairahmu masih tinggi saat ini kan, mari kita lihat, hm?" Lalu tangan A menyentil puncak payudara Hinata yang langsung disambut lenguhan dari Hinata

Hinata bisa merasakan hasratnya yang semakin tinggi karena titik sensitifny kembali disentuh, tidak, ia tidak mau terulang lagi

"Hahahaha benar kan? Aku paham benda ini adalah kelemahanmu, sayang. Kapan mereka akan mengeluarkan susu ya? Aku tidak sabar ingin minum susu langsung dari pabriknya" A kembali memainkan 2 payudara Hinata, bahkan kali ini benar-benar menghisapnya dengan kuat

"Aaarrgghh... s..sakiittt" Hinata pun mengeluarkan air mata, sungguh perasaan yang luar biasa tidak bisa diutarakan dengan kata-kata

"Tolong.. hentikan A-Sama..."  Hinata berucap lirih

"Kalau aku tidak mau bagaimana?" Gumam A tidak jelas sambil menggigit puting Hinata

"Tolong.. kumohoonn"

"Kau sudah membuatku kecewa, dan sekarang kau ingin aku berhenti? Hahahaha" A menampar payudara Hinata dengan kencang yang dibalas desahan oleh Hinata

"Lihat, tubuhmu saja menikmati kok. Khe, munafik"

Hinata menangis, ia mengingat wajah Naruto, mengingat prosesi pernikahannya dulu, janji yang mereka ucapkan, dan Hinata sudah melanggar itu

"Baiklah-baiklah, tapi aku akan bermain satu ronde lagi, kau tidak boleh menolak atau videomu akan aku sebar di internet"

"B..baiklah, tapi tolong jangan keluarkan didalam, aku mohon" lirih Hinata

"Tapi ada satu lagi permintaanku, kalau kau menyanggupinya aku tidak akan mengeluarkan didalam"

"Baiklah, apa itu A-Sama?"

"Disaat aku ingin menyusu padamu, kau harus siap kapan pun itu tidak boleh ada penolakan, dan saat suami mu kerja kau harus membiarkan aku   bermain-main dengan payudaramu ini, kau tidak boleh pakai baju dan bra saat bersamaku, paham? Kalau kau tidak setuju aku akan membuatmu hamil saat ini juga dan menyebarka video itu"

"B..baiklah A-Sama, aku bersedia, tolong setelah ini selesai akhiri saja, Naruto-Kun akan pulang hari ini, seperti katamu, saat Naruto-Kun kerjaーkau bisa menyentuh payudaraku" Hinata berucap sambil berderai air mata, sungguh ia tak ingin ini terjadi, tapi ia harus mengakhiri hari ini sebelum suaminya tiba dirumahnya

"Itu menguntungkan bukan? Baiklah selamat menikmati hidangan penutup hari ini"

Setelah itu A pun kembali menghabisi Hinata hingga lemas terkapar tak berdaya diatas ranjangnya. Setelah tuntas A segera bergegas pergi dan kembali kerumahnya, tak lupa ia membawa pakaian yang Hinata kenakan tadi beserta celana dalamnya, serta sebagian isi lemari pakaia dalam Hinata pun ia bawa kerumahnya.
Sungguh kejam tetangga rumahnya itu

Setelah tersadar, Hinata bangun dengan seluruh tubuhnya yang terasa sskit terutama bagian payudaranya yang membengkak dan merah akibat perbuata tetangga bejatnya itu.

Hinata sibuk mengutuki dirinya sendiri yang tak berdaya, rasanya ia ingin pindah lagi, tidak mau berlama-lama disini dan membiarkan bagian tubuhnya dinikmati pria tua samping rumahnya itu.

Sungguh tidak terbayangkan bagaiman hari-harinya nanti, setelah berfikir panjang, disaat yang tepat nantiーHinata harus membicarakan ini dengan Naruto, semoga saja Naruto tidak menolak dan menyudutkannya, kalau semua itu sampai terjadi Hinata akan benar-benar gila

Hinata merasa dirinya sudah hancur sejak saat itu segalanya tak pernah lagi sama

Ah, rasanya kebahagiaannya dan Naruto tidak untuk selamanya.
Rasanya inilah akhir dari hidup yang penuh penderitaan baginya



End

Sorry, i hate this situationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang