MENCOBA UNTUK MEMBIASAKAN DIRI NGETIK PAKE LAPTOP
AKU YAKIN LEBIH BANYAK KATA YANG KURANG ALFABETNYA DARI PADA TYPO.
BACA CERITANYA JUGA AGAK KAGOK DI AKU KALO TANDA PETIKNYA KEK GITU, NGERASA GAK BERES AJA GITUUU.
APA GAK USAH PAKE SPASI AJA KALO PAS ADA PERCAKAPAN, JADI GINI.
"I love u."
" I love u."
HAPPY READING
***
Saat memasuki kelas kening Dian berkerut, mengapa Nadia tidak duduk di bangku yang selalu mereka duduki?
"Kenapa kamu pindah?" Dian menduduki kursi di sebelah sahabatnya itu. "Gak papa lagi pengen aja."
Dian terseyum tipis lalu mendudkan diri di kursinya, menatap lapangan yang sedang di pakai bermain basket oleh sahabatnya kecilnya. Dirasa bosan, Dian beranjak dari duduknya.
Dirinya akan pergi ke kantin dan membeli minuman untuk Ayres. "Buat kamu." Saat dirinya menyodorkan minuman tangan lain pun terlihat.
"Kalo cape istirahat dulu, dong." Ujar Nadia. Ayres terseyum lalu mengangguk.
Mereka pergi ke tepi lapangan tanpa memperdulikan dirinya, lalu tangan seseorang mengambil minuman yang ia pengang.
"Gue tau hati lo sakit, dari pada galau gini mending mam di kantin."
Dian mengikuti langkah lebar Zayyan, dari jarak agak jauh seperti ini saja wangi maskulin itu tercium.
"Mau makan apa, tuan putri?" Zayyan bertanya kepadanya seraya membungkuk-kan badan.
Dian terkekeh "Sama-in aja."
"Oke tunggu sebentar," Sebelum pergi memesan Zayyan sempat mencium keningnya, lalu berteriak kegirangan.
Kamu aneh banget, kak. Batinnya
Kini Zayyan telah kemabali dengan nasi kuning yang berada di tanggannya. Mereka makan dalam diam, dari awal sampai akhir kakak tingkatannya itu terus memperhatikan dirinya.
"Gue suka sama lo," Mata coklat Zayyan terus memperhatikan Dian.
"Apa gak lebih baik kalo kita temenan aja?" Dian menggaruk alisnya. "Gue tau lo belum move on dari teman gue, tapi lambat laun rasa cinta pasti ada di antara kita. Gue mohon terima gue,"
"Maaf kak, aku gak bisa." Jawab Dian tidak enak. "Oke kita sahabatan!" Setelah mengatakan hal itu Zayyan pergi meninggalkan dirinya.
***
Usai membersihkan diri Dian pergi ke dapur, dirinya merasa lapar.
"Masak apa bang?" Dirinya memeluk laki-laki itu dari belakang. "Sayur, lo belum makan-kan? Kita makan bareng!"
"Pulang sama siapa?"
"Temen." Setelah selesai Dian kembali ke kamar karena herus menghapal.
Di dalam kamar, dirinya tidak jadi menghapal karena fokus melihat hp. Dirinya dan Zayyan sedang membahas sesuatu yang tidak penting-peting amat.
Zayyan:
Gmn kalo call aja?
Dian tidak menolak itu, karena terlalu asik mengobrol Dian sampai tidak sadar jika sang abang memperhatikan dirinya di balik pintu.
Satria merasa senang jika adiknya tidak murung lagi karena Ayres yang kini mempunyai pacar.
"Hayoooo, lagi telponan sama siapa?" Goda Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGAPA HARUS DIA?
Teen FictionPLAGIAT JAUH-JAUH SANA MURNI PERHALUAN SAYA SENDIRI. HOPE U ALL LIKE IT♥︎♥︎♥︎ Diandra Safaluna, lebih kerap dipanggil Dian. Dirinya kini bersekolah di salah satu sekolah ternama berkat kepintaran yang dimilikinya. Namun saat berekolah disana dirinya...