Di telfon Ayah

6 5 14
                                    

Drrrt

Drrrttt

   Suara deringan handphone yang memenuhi ruangan milik seorang gadis. Meninggalkan masakan yang ia buat, gadis itu pun berlari pelan menghampiri sumber suara. Terlihat kata "Ayah" di layar persegi itu, yang mampu mengukir senyuman dibibir Tata. Menekan tombol hijau, dan...

"Ada apa yah?."

Tetapi sepertinya hanya terdengar helaan nafas dari si penelfon, "Ta, kalau ada yang nelpon itu bilang Assalamualaikum dulu." Tata pun langsung menunduk malu.

Ck, sial gue lupa.
-batinnya

Zea pun kembali berbicara "maaf yah, lupa hehe soalnya-." Tanpa menunggu alasan anaknya, bapak dari gadis itu pun langsung berbicara "terserah kamu, ayah cuman mau ngasi tau sesuatu."

Jangan-jangan....
-batin Zea

"Mau gak mau kamu tahun ini harus balik ke Malang." Tegasnya. "Tt-tapi yah." Sesuai dugaan pikirnya. "Ta, kamu udah 2 tahun nolak penawaran ayah. Apa kamu nggak kangen ayah sama sepupu-sepupu kamu disini?." Tidak terdengar suara dari seberang.

"Oke kalau gitu terserah kamu, ayah udah sabar selama 2 tahun. Tapi...kamu tetap memilih-."

"Iya,tata bakal balik kok. Tapi kasi tata waktu sehari duahari buat nyelesain tugas disini." Finally, gadis itu menyerah.

"Yasudah ayah pegang janjimu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawabnya.

   "Jadi gitu sa." Curhatnya kepada seseorang. "Ck, jadi lo mau ninggalin gue?." Respon tak suka dari Risa temannya. Tapi Zea hanya berdiam diri, seakan memberi telepati bahwa hal itu tak dapat ditolak atau dibatalkan.

Risa menghela nafas dan... "hmmm oke deh mungkin ini udah waktunya lo ketemu keluarga lo, kalau gity sekarang gue bantuin lo buat beres-beres, tapi ada syarat yah bestie." Ide gilanya muncul seketika.

Zea tau pasti Risa ingin ditraktir atau menyuruhnya untuk kencan buta karna Zea sudah melajang sejak setahun terakhir. "Mau apa lagi lo." Katanya dengan cemberut+tatapan sinis.

"Gue ingin seharian bareng lo." Katanya dengan malu-malu. "Wtf!!!!!!!, ll-lo gila?wahh ada yang gak bener ni pasti." Yup, Zea terkaget-kaget mendengar Risa seperti kesambet sayton.

Setelah acara kagetnya, tata kembali memberi tatapan tajam seperti menginterogasi seorang maling ayam. "Jinjja?bener??hah?." Risa menggangguk dan hanya deheman yang ia beri, muak dengan Zea ia langsung menggeplak temannya itu.

"Anj lo, sakit coy." Mereka pun saling tertawa.

Mending punya satu temen,ketimbang banyak tapi kalau pas gue netes air mata malah sembunyi dikolong meja
-Zeata Valentina.

Jagoan desa, namanya raya
Wajahnya rata, tapi hatinya baja.
Hai semua, jangan lupa vote ya.
Kalau salah kata diingetin aja

Mas Ali - Santrimu MantankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang