the rare eyes

. prolog .

Suara helaan nafas terdengar diseluruh penjuru tempat bermain . Tak lama setelah itu, suara langkah kaki dengan tergesa-gesa memenuhi penjuru tempat bermain itu , melewati wahana-wahana permainan dia sekitarnya yang kusam tak terawat.

Ia berhenti di depan rumah-rumahan plastik. berjongkok.

" Nav ?"

Panggil remaja laki-laki berusia 18 tahun itu dengan cemas , ia mendapati sahabat nya mendekap lutut , menatap lurus dengan hampa.

" Kamu gak pa pa kan ? " tanya remaja laki-laki itu memastikan .

Remaja perempuan itu mendongak mulai menatap nya sendu, mata remaja perempuan itu menyiratkan berita luka , yang siapa pun tak mampu melihat nya.
"Coba kutanya sekarang "
"Kapan ? Kapan aku gak kenapa kenapa grey ? kapan ?" Setetes air mata jatuh bebas mengalir mengikuti lekuk wajahnya.
"Aku selalu ada apa apa grey!"
Intonasi suaranya meninggi
Mata heterochmia itu suram , menyiratkan berjuta luka di dalam sana , remaja laki laki 18 tahun itu masuk kedalam rumah rumahan plastik , ia tak bisa membiarkan sahabat yang di sayangi nya terpuruk seperti ini , remaja laki-laki itu duduk di sebelah nya

" grey—"

panggil remaja perempuan pengidap heterochmia itu, terdengar gumaman pelan dari mulut remaja laki-laki itu . Sebagai jawaban.

" Jika aku ditakdirkan bernasib sama seperti apa yang menimpa ayahku bagaimana ? " Tanya remaja perempuan itu menatap lurus kearah luar rumah rumahan plastik .

Remaja laki-laki itu terdiam , antar tahu jawabannya dan tidak .

Ia menatap sendu sahabat di samping nya.

" Navy— tahan sedikit lagi ya"

" Jika sudah tepat Waktunya aku akan membalikkan keadaan apa pun resikonya !"

Ucap remaja laki-laki itu dengan mantap, remaja pengidap heterochmia itu menoleh , manik heterochmia parsialnya bertemu dengan manik hitam legam itu

                                  ←↑↓→

Hai ini cerita pertama aku—ya enggak pertama juga si .... Hehe..

Semoga suka yaa
Dijamin penasaran

°Adios°