bagian 1

25 2 0
                                    

Seorang gadis sedang duduk di sebuah ruangan dengan tenang sembari menonton televisi yg menampilkan berita tentang buku novel ber-genre harem yg akhir akhir ini banyak di perbincangkan para remaja, dengan latar belakang tentang masa putih abu-abu yg diwarnai dengan bumbu-bumbu romansa antara tokoh utama dan para haremnya. Gadis tersebut menonton televisi tanpa mengeluarkan sedikit pun ekspresi di wajahnya.

Ia Arlene zeyvasha kumbara anak tunggal dari pasangan Agus Denandra Kumbara dan viona Agustina Kumbara pengusaha sukses di bidang textile industry dan permodelan. Gadis dengan segudang bakat dan talenta serta tegas dan disiplin hingga membuat dia di segani oleh banyak orang.

Kini ia sedang berlibur di pulau pribadinya, saat sedang di keadaan santainya tiba tiba matanya menajam dan hawa dingin keluar dari tubuhnya. Mata tajamnya menelisik ke seluruh penjuru ruangan, hingga pandangan jatuh ke sebuah guci antik yang berada di sudut ruangan tersebut. Ia berjalan dengan tenang menuju guci tersebut tanpa tau adanya bahaya di dalamnya.

Sesampainya di sana ia mengamati guci tersebut dengan seksama, ia melihat bom yg di sembunyikan di dalam guci itu,lalu ia mengambil bom tersebut menggunakan tangannya tanpa takut bom tersebut meledak. Ia meletakkan kembali bom ke dalam guci tersebut dan kembali ketempat duduknya semula, walaupun dia tau bom tersebut dapat meledakkan 1 mansion dan juga dirinya tapi ia tidak ada rencana untuk melarikan diri.

Menit demi menit berlalu dan kini tinggal hitungan detik yg ada di timer bom tersebut dan

DUARR...

Mansion yg awalnya megah kini hanya meninggalkan puing-puing yg hancur dilahap oleh kobaran api yg menjadi saksi menghilangnya seorang 'Arlene zeyvasha kumbara'.

----------
Disisi lain..
Seorang gadis sedang terlelap di dalam mimpi kini membuka matanya secara perlahan dan menampilkan iris tajam berwarna Semerah darahnya. Ia mengamati sekelilingnya dan merasa heran akan perubahan yg terjadi

Arlene POV
Aku mengamati sekeliling, aku heran mengapa aku masih hidup bukan kah aku mati terkena ledakan bom. 'apakah aku bertansmigrasi? Apakah raja neraka tidak menerima ku? ck, merepotkan saja' aku mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan, lalu pandanganku jatuh ke sebuah meja belajar berwarna putih di samping lemari pakaian tidak lebih tepatnya laptop yg berada di atas meja tersebut.

Aku berjalan tertatih-tatih menuju meja tersebut 'apakah pemilik tubuh ini habis kecelakaan?' sesampainya di depan meja aku mendudukkan diri di kursi yang tersedia lalu mulai membuka laptop tersebut dan melihat beberapa dokumen yang ada di dalam nya 'apakah pemilik tubuh ini membangun sebuah perusahaan? Huft...merepotkan'.

Aku berkutat dengan laptop tersebut selam 2 jam hingga semua dokumen dokumen tersebut selesai. Aku berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi lalu aku berjalan menuju cermin yang ada di westafel dan melihat pantulan yg ada di cermin tersebut 'perempuan tapi ganteng, kalo gini mungkin banyak cewek yg suka and semua itu merepotkan'. Ia melanjutkan acara bersih bersihnya dan sekali lagi melihat pantulan di cermin tersebut 'apakah kau tidak berniat memberikan ingatanmu?'.

Lalu kepalaku dilanda rasa sakit seperti di tusuk oleh ribuan jarum, karena tidak tahan aku menjadikan tembok kamar mandi sebagai sandaran. Setelah mereda barulah aku menjelajahi semua ingatan tentang pemilik tubuh ini dan menggabungkan kepingan kepingan memori pemilik tubuh yg teracak dari kecil hingga remaja.

Aku pun mulai berdiri dan berjalan menuju luar kamar dan turun melalui tangga untuk mencari dapur. Aku berjalan sembari mencari dapur dengan mengandalkan ingatan pemilik tubuh. Sesampainya di dapur aku mencari makanan untuk mengisi perut ku yg sudah lapar dan berhenti saat aku menemukan makanan di lemari atas, aku pun mengambil piring dan sendok dan memakan makanan tersebut dengan hikmat.

Transmigrasi ArleneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang