Prologue

61 9 0
                                    

Duduk di bangku kayu dalam sebuah ruangan berlampu redup. Di hadapannya, terdapat sebuah meja kayu dengan kertas serta alat tulis lainnya yang berserakan.

Bibirnya tersenyum penuh misteri. Tangannya memegang erat sebuah pulpen bertinta merah.

Kemudian menuliskan nama di buku bergaya vintage miliknya. Jika namanya tertulis dengan tinta hitam, itu berarti si pemilik nama aman.

Terdapat 3 warna. Warna dasar yang paling umum di berbagai pulpen. Hitam, merah, dan biru.

Biru berarti si pemilik nama terjauh dari kematian. Namun, bukan berarti akan berbahagia.

Merah, singkat saja, itu berarti berakhir sudah.

Apa? Kenapa? Bagaimana? Entahlah. Tak tau apa tujuannya, kenapa dia melakukannya, dan bagaimana dia setega itu. Tunggu dan temukan jawabannya di akhir.

Ashera, para Aditokohnya mengenali dirinya sebagai Shera. "Jika kalian bertemu dengannya di alam bawah sadar, itu sudah pasti. Tapi, jika kalian bertemu kembali dengannya di sebuah taman, maka kalian perlu berhati-hati," kurang lebihnya begitu.

Ucapan itu dicetuskan oleh seorang perempuan yang juga korban Shera. Berambut hitam keperakan, bermata Hazel Brown, anak pertama Shera.

Bagi yang sudah membaca kisahnya, mungkin mampu mengenalinya.

Shera sudah banyak membangun berbagai kisah. Hanya perlu sekali tekan untuk mendebutkannya saja. Dan silahkan nikmati ceritanya.

Hati-hati, Happy Ending tidak tertulis di kamusnya.

˖ ꒰⑅Ashera༚꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang