3 - |Destiny #End|

42 5 0
                                    

"Habis ini.. kita akan di apakan?"

"Kalian berharap ingin ku apakan?"

Kedua gadis itu sama-sama menoleh padaku. "Dimana Kak Nara?"

Kemudian terbentuk entitas cahaya dari satu-satunya kursi kosong di sana. Membentuk seorang perempuan berambut kuning cerah.

Bibirku tersenyum lebar, "Kita berkumpul lagi!"

-

"Jadi.. hanya aku yang masih 'hidup'?"

Mi Cha dan Youra mengangguk padanya. "Aku dan Mi Cha kira, Kak Nara juga bakal kayak kita. Berarti hanya kami berdua yang 'pergi'?"

Tadi, ketiga perempuan itu sudah menjelaskan apa yang terjadi pada masing-masing.

Nara menatapku dengan tajam. Tangannya terkepal dengan erat. "Apa yang kau rencanakan, Shera? Kenapa begini?"

Aku tersenyum kecil pada Nara. "Memangnya ada aku bilang ke kalian kalau kita akan bertemu dalam keadaan 'baik-baik saja'?"

Tangan Nara yang terkepal erat, menggebrak meja dengan kuat. "Lalu kenapa hanya aku?! Kenapa aku kau biarkan 'tetap'?! Harus menderita sampai seperti apa lagi aku?!"

"Seberapa menderitanya dirimu?"

"Jika kau lupa, aku dibuang ke panti asuhan, tidak dibiarkan oleh Ayahku sendiri agar membentuk keluarga baru, Ibuku pergi bahkan sebelum aku benar-benar bertemu dengannya secara langsung dan itu, disebabkan oleh orang yang berstatus sebagai Ayahku sendiri. Sekarang, anakku yang bahkan belum sempat lahir pun, ikut di renggut..!"

"Semua ada alasannya. Bahkan, cinta pun memiliki alasan. Kenapa bisa kau jatuh cinta? Bukankah itu karena kau merasa nyaman dan bahagia terhadapnya, walau dia terkadang adalah sosok yang tidak nyata?"

"Kalau begitu, apa alasanmu?" Sanggahnya dengan nada menantang.

Diriku tertegun sejenak, hingga kemudian menarik sudut bibir membentuk senyuman. "Alasanku, ya.."

"Kau masih memiliki kesempatan untuk merasakan bahagia itu, Nara. Ini giliranmu. Mi Cha sudah mendapatkannya dari Ayahnya dan sosok bernama Na Dae Hyun. Youra pun sudah merasakannya, disaat-saat kebersamaannya dengan si Presiden Ilhae. Maaf terlambat memberikan bagianmu, karena aku sempat meragu.."

"Aku juga sudah merasakannya tuh," aku menggeleng. "Belum semuanya. Lagipula, aku juga masih membutuhkan penghubung dengan dimensi satu itu."

Nara melirik pada Mi Cha dan Youra yang menyimak. "Bagaimana dengan kedua anak ini? Kenapa kau membawa mereka pergi, padahal mereka bahagia?"

Aku menghapus air mata di bagian kanan. Tanganku terhenti dan menopang dagu.

 Tanganku terhenti dan menopang dagu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu, salahku. Aku terlalu kejam dalam menyusun alur kisah Youra. Aku mengirimnya melalui orang yang buruk. Dan Mi Cha, memang seharusnya tidak ada. Karena dia seseorang yang datang dari paralel lain."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

˖ ꒰⑅Ashera༚꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang